Invasi Hari Ke-8: Tentara Rusia Bermunculan di Jalan-jalan Kherson Ukraina
Kamis, 03 Maret 2022 - 08:37 WIB
KHERSON - Invasi Rusia ke Ukraina telah memasuki hari kedelapan, Kamis (3/3/2022). Tentara Moskow bermunculan di jalan-jalan Kherson dan memaksa masuk ke gedung dewan kota setempat.
Wali Kota Kherson, Igor Kolykhayev, kepada Reuters, mengonfirmasi kemunculan para tentara Moskow di jalan-jalan.
Moskow sebelumnya mengeklaim sudah mengambil alih Kherson, namun pemerintah Ukraina menepis klaim tersebut.
Kolykhayev mendesak tentara Rusia untuk tidak menembak warga sipil. Dia juga secara terbuka meminta penduduk untuk berjalan di jalan-jalan hanya di siang hari.
"Kami tidak memiliki Angkatan Bersenjata di kota, hanya warga sipil dan orang-orang yang ingin tinggal di sini!" katanya dalam sebuah pernyataan.
Secara terpisah, juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia Igor Konashenkov mengatakan Kherson sudah berada di bawah kontrol penuh tentara Moskow.
Dia mengatakan bahwa infrastruktur sipil kota, fasilitas penting dan transportasi beroperasi seperti biasa dan tidak ada kekurangan makanan atau barang penting.
Sementara itu, sebuah resolusi PBB yang menegur Moskow atas invasinya ke Ukraina didukung oleh 141 dari 193 anggota majelis.
Resolusi itu disahkan dalam sesi darurat yang langka, yang menjadi kemenangan simbolis bagi Ukraina dalam meningkatkan isolasi internasional terhadap Moskow.
"Lebih banyak yang dipertaruhkan bahkan daripada konflik di Ukraina itu sendiri," kata Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken kepada wartawan setelah pemungutan suara di Majelis Umum PBB.
"Ini adalah ancaman bagi keamanan Eropa dan seluruh tatanan berbasis aturan."
Sebanyak 38 negara juga telah merujuk Rusia ke Pengadilan Kriminal Internasional (ICC), yang menyelidiki dugaan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan.
"Kami sangat jelas bahwa [Presiden Rusia Vladimir] Putin tidak dapat melakukan tindakan mengerikan ini dengan impunitas," kata Perdana Menteri Inggris Boris Johnson.
Tidak ada seorang pun di Kementerian Luar Negeri Rusia yang segera dapat dimintai komentar ketika dihubungi oleh Reuters di luar jam kerja.
Rusia menyebut tindakannya di Ukraina sebagai "operasi khusus" yang diklaim tidak dirancang untuk menduduki wilayah tetapi untuk menghancurkan kemampuan militer tetangga selatannya dan menangkap apa yang dianggapnya sebagai kelompok nasionalis berbahaya.
Wali Kota Kherson, Igor Kolykhayev, kepada Reuters, mengonfirmasi kemunculan para tentara Moskow di jalan-jalan.
Moskow sebelumnya mengeklaim sudah mengambil alih Kherson, namun pemerintah Ukraina menepis klaim tersebut.
Kolykhayev mendesak tentara Rusia untuk tidak menembak warga sipil. Dia juga secara terbuka meminta penduduk untuk berjalan di jalan-jalan hanya di siang hari.
"Kami tidak memiliki Angkatan Bersenjata di kota, hanya warga sipil dan orang-orang yang ingin tinggal di sini!" katanya dalam sebuah pernyataan.
Secara terpisah, juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia Igor Konashenkov mengatakan Kherson sudah berada di bawah kontrol penuh tentara Moskow.
Dia mengatakan bahwa infrastruktur sipil kota, fasilitas penting dan transportasi beroperasi seperti biasa dan tidak ada kekurangan makanan atau barang penting.
Sementara itu, sebuah resolusi PBB yang menegur Moskow atas invasinya ke Ukraina didukung oleh 141 dari 193 anggota majelis.
Resolusi itu disahkan dalam sesi darurat yang langka, yang menjadi kemenangan simbolis bagi Ukraina dalam meningkatkan isolasi internasional terhadap Moskow.
"Lebih banyak yang dipertaruhkan bahkan daripada konflik di Ukraina itu sendiri," kata Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken kepada wartawan setelah pemungutan suara di Majelis Umum PBB.
"Ini adalah ancaman bagi keamanan Eropa dan seluruh tatanan berbasis aturan."
Sebanyak 38 negara juga telah merujuk Rusia ke Pengadilan Kriminal Internasional (ICC), yang menyelidiki dugaan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan.
"Kami sangat jelas bahwa [Presiden Rusia Vladimir] Putin tidak dapat melakukan tindakan mengerikan ini dengan impunitas," kata Perdana Menteri Inggris Boris Johnson.
Tidak ada seorang pun di Kementerian Luar Negeri Rusia yang segera dapat dimintai komentar ketika dihubungi oleh Reuters di luar jam kerja.
Rusia menyebut tindakannya di Ukraina sebagai "operasi khusus" yang diklaim tidak dirancang untuk menduduki wilayah tetapi untuk menghancurkan kemampuan militer tetangga selatannya dan menangkap apa yang dianggapnya sebagai kelompok nasionalis berbahaya.
(min)
Lihat Juga :
tulis komentar anda