Pesan Teks Tentara Rusia sebelum Dibunuh Ukraina: Mama, Aku Takut....
Rabu, 02 Maret 2022 - 01:30 WIB
Di aula Majelis Umum, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, memohon, pertempuran di Ukraina dihentikan. "Cukup sudah cukup," katanya.
Perwakilan lebih dari 100 negara diperkirakan akan berbicara selama tiga hari saat badan global memutuskan apakah akan mendukung atau tidak terhadap resolusi yang menuntut Rusia segera menarik pasukannya dari Ukraina.
Pemungutan suara diharapkan digelar hari Rabu, dan harus mencapai ambang dua pertiga untuk lolos. Resolusi tersebut tidak mengikat tetapi akan menjadi penanda betapa terisolasinya Rusia.
Perancang resolusi berharap mereka dapat melebihi 100 suara mendukung—meskipun negara-negara termasuk Suriah, China, Kuba dan India diharapkan untuk mendukung Rusia atau abstain.
“Kami tidak merasa terisolasi,” kata Duta Besar Rusia untuk PBB Vassily Nebenzia kepada wartawan.
Dia mengulangi sikap Moskow, yang ditolak mentah-mentah oleh Kiev dan sekutu Baratnya, bahwa operasi militernya diluncurkan untuk melindungi penduduk daerah yang memisahkan diri di Ukraina timur.
“Permusuhan dilepaskan oleh Ukraina terhadap penduduknya sendiri,” katanya dalam pidatonya.
Diplomat Ukraina Kyslytsya mengtakan pemungutan suara di PBB juga dilihat sebagai barometer demokrasi di dunia di mana sentimen otokratis telah meningkat, menunjuk ke rezim seperti itu di Myanmar, Sudan, Mali, Burkina Faso, Venezuela, Nikaragua-dan tentu saja Rusia.
“Jika Ukraina tidak bertahan, PBB tidak akan bertahan. Jangan berangan-angan,” kata Kyslytsya.
Perwakilan lebih dari 100 negara diperkirakan akan berbicara selama tiga hari saat badan global memutuskan apakah akan mendukung atau tidak terhadap resolusi yang menuntut Rusia segera menarik pasukannya dari Ukraina.
Pemungutan suara diharapkan digelar hari Rabu, dan harus mencapai ambang dua pertiga untuk lolos. Resolusi tersebut tidak mengikat tetapi akan menjadi penanda betapa terisolasinya Rusia.
Perancang resolusi berharap mereka dapat melebihi 100 suara mendukung—meskipun negara-negara termasuk Suriah, China, Kuba dan India diharapkan untuk mendukung Rusia atau abstain.
“Kami tidak merasa terisolasi,” kata Duta Besar Rusia untuk PBB Vassily Nebenzia kepada wartawan.
Dia mengulangi sikap Moskow, yang ditolak mentah-mentah oleh Kiev dan sekutu Baratnya, bahwa operasi militernya diluncurkan untuk melindungi penduduk daerah yang memisahkan diri di Ukraina timur.
“Permusuhan dilepaskan oleh Ukraina terhadap penduduknya sendiri,” katanya dalam pidatonya.
Diplomat Ukraina Kyslytsya mengtakan pemungutan suara di PBB juga dilihat sebagai barometer demokrasi di dunia di mana sentimen otokratis telah meningkat, menunjuk ke rezim seperti itu di Myanmar, Sudan, Mali, Burkina Faso, Venezuela, Nikaragua-dan tentu saja Rusia.
“Jika Ukraina tidak bertahan, PBB tidak akan bertahan. Jangan berangan-angan,” kata Kyslytsya.
(min)
tulis komentar anda