Analisis Mengapa Rezim Erdogan Terus Buru Pengikut Fethullah Gulen
Senin, 15 Juni 2020 - 11:30 WIB
"Gulen adalah seorang pendakwah yang sangat berpengaruh dan menggunakan popularitas untuk menciptakan jaringan pendidikan dan mempromosikan keterlibatan antaragama," kata Antepli.
Dia menambahkan bahwa interpretasi Gulen tentang Islam menekankan pendidikan gaya Barat, nilai-nilai demokrasi, dan hubungan antaragama.
Gerakan Gulen dikenal di Turki sebagai Hizmet, yang berarti "layanan". Pengikut Gulen menjalankan sekolah di Turki dan di seluruh dunia, di mana lebih dari 100 lembaga untuk di AS saja.
"Sekolah-sekolah ini terbuka untuk siswa dari semua latar belakang dan bertujuan untuk memberdayakan siswa melalui sains, seni, dan pendidikan bahasa dengan memerhatikan lingkungan yang saling menghormati untuk berbagai agama, etnik dan budaya," kata Alp Aslandogan, anggota dewan Institut Gulen dan pimpinan Aliansi Nirlaba untuk Nilai Bersama yang berbasis di New York.
Menurut Antepli, Gerakan Gulen dapat dibandingkan dengan ordo religius Yesuit dalam agama Katolik, sebuah kelompok yang juga dikenal karena fokus pada pendidikan.
Gulen pernah bertemu dengan pemimpin Katolik Paus Yohanes Paulus II, serta Kepala Rabi Israel Eliyahu Bakshi-Doron, untuk membahas dialog antaragama pada tahun 1998.
Tahun berikutnya Gulen melarikan diri ke AS setelah dianiaya oleh pejabat militer di Turki. Hingga kini dia masih tinggal di Pennsylvania, Amerika. (Baca juga: Staf Konsulat AS Divonis 8 Tahun Penjara oleh Pengadilan Turki )
Mengapa Erdogan Anggap Gerakan Gulen sebagai Ancaman?
Gulen dan Erdogan pernah bersekutu melawan sekularisme absolut, yang diberlakukan oleh Mustafa Kemal Ataturk. Keduanya berhasil mendesain ulang sistem pemerintah Turki untuk memungkinkan agama berperan lebih aktif.
Keduanya berhasil mendesain ulang sistem pemerintah Turki untuk memungkinkan agama berperan lebih aktif.
Dia menambahkan bahwa interpretasi Gulen tentang Islam menekankan pendidikan gaya Barat, nilai-nilai demokrasi, dan hubungan antaragama.
Gerakan Gulen dikenal di Turki sebagai Hizmet, yang berarti "layanan". Pengikut Gulen menjalankan sekolah di Turki dan di seluruh dunia, di mana lebih dari 100 lembaga untuk di AS saja.
"Sekolah-sekolah ini terbuka untuk siswa dari semua latar belakang dan bertujuan untuk memberdayakan siswa melalui sains, seni, dan pendidikan bahasa dengan memerhatikan lingkungan yang saling menghormati untuk berbagai agama, etnik dan budaya," kata Alp Aslandogan, anggota dewan Institut Gulen dan pimpinan Aliansi Nirlaba untuk Nilai Bersama yang berbasis di New York.
Menurut Antepli, Gerakan Gulen dapat dibandingkan dengan ordo religius Yesuit dalam agama Katolik, sebuah kelompok yang juga dikenal karena fokus pada pendidikan.
Gulen pernah bertemu dengan pemimpin Katolik Paus Yohanes Paulus II, serta Kepala Rabi Israel Eliyahu Bakshi-Doron, untuk membahas dialog antaragama pada tahun 1998.
Tahun berikutnya Gulen melarikan diri ke AS setelah dianiaya oleh pejabat militer di Turki. Hingga kini dia masih tinggal di Pennsylvania, Amerika. (Baca juga: Staf Konsulat AS Divonis 8 Tahun Penjara oleh Pengadilan Turki )
Mengapa Erdogan Anggap Gerakan Gulen sebagai Ancaman?
Gulen dan Erdogan pernah bersekutu melawan sekularisme absolut, yang diberlakukan oleh Mustafa Kemal Ataturk. Keduanya berhasil mendesain ulang sistem pemerintah Turki untuk memungkinkan agama berperan lebih aktif.
Keduanya berhasil mendesain ulang sistem pemerintah Turki untuk memungkinkan agama berperan lebih aktif.
Lihat Juga :
tulis komentar anda