Putin Akui Ukraina Timur Merdeka, Sikap Timur Tengah Terpecah
Rabu, 23 Februari 2022 - 02:16 WIB
Rezim Suriah, yang didukung oleh Rusia dalam perangnya melawan kelompok-kelompok oposisi, dengan cepat menyambut langkah Putin, yang telah menyebabkan peningkatan tajam dalam ketegangan antara Barat dan Rusia.
"Suriah mendukung keputusan Presiden Vladimir Putin untuk mengakui republik Luhansk dan Donetsk," kata Menteri Luar Negeri Suriah Faisal Mekdad seperti dikutip dari stasiun televisi milik pemerintah Suriah.
Rusia dan rezim Suriah sebelumnya telah menyuarakan penentangan terhadap setiap perpecahan yang dirasakan di Suriah, mengenai wilayah oposisi dan pemberontak yang didukung Turki di utara dan kontrol suku Kurdi dan Arab yang didukung Amerika Serikat (AS) di Suriah timur.
Kedua belah pihak telah mengatakan bahwa rezim Suriah berhak untuk merebut kembali wilayah-wilayah ini dengan paksa.
Pemberontak Houthi Yaman juga telah menunjukkan dukungan untuk keputusan Kremlin, menyerukan "menahan diri dan tidak tergelincir ke dalam perang yang dimaksudkan untuk menguras kemampuan Rusia".
Houthi yang didukung Iran telah menguasai Ibu Kota Sanaa dan Yaman utara sejak 2014 dan 2015, terlibat peperangan berdarah dengan pemerintah yang didukung Arab Saudi.
"Suriah mendukung keputusan Presiden Vladimir Putin untuk mengakui republik Luhansk dan Donetsk," kata Menteri Luar Negeri Suriah Faisal Mekdad seperti dikutip dari stasiun televisi milik pemerintah Suriah.
Rusia dan rezim Suriah sebelumnya telah menyuarakan penentangan terhadap setiap perpecahan yang dirasakan di Suriah, mengenai wilayah oposisi dan pemberontak yang didukung Turki di utara dan kontrol suku Kurdi dan Arab yang didukung Amerika Serikat (AS) di Suriah timur.
Kedua belah pihak telah mengatakan bahwa rezim Suriah berhak untuk merebut kembali wilayah-wilayah ini dengan paksa.
Pemberontak Houthi Yaman juga telah menunjukkan dukungan untuk keputusan Kremlin, menyerukan "menahan diri dan tidak tergelincir ke dalam perang yang dimaksudkan untuk menguras kemampuan Rusia".
Houthi yang didukung Iran telah menguasai Ibu Kota Sanaa dan Yaman utara sejak 2014 dan 2015, terlibat peperangan berdarah dengan pemerintah yang didukung Arab Saudi.
(ian)
tulis komentar anda