Putin Akui Ukraina Timur Merdeka, Sikap Timur Tengah Terpecah

Rabu, 23 Februari 2022 - 02:16 WIB
Sikap negara-negara Timur Tengah terpecah terkait keputusan Presiden Rusia Vladimir Putin mengakui Ukraina Timur merdeka. Foto/Ilustrasi
RIYADH - Negara-negara Timur Tengah terpecah dalam menyikapi keputusan Presiden Rusia Vladimir Putin mengakui wilayah pemberontak Ukraina timur Donetsk dan Luhansk, dengan kekhawatiran Moskow siap untuk menyerang Kiev dan seluruh Ukraina.

Presiden Rusia Putin pada Senin mengatakan Moskow akan secara resmi mengakui bagian timur Ukraina sebagai republik merdeka dan memerintahkan militernya untuk "menjaga perdamaian" di sana, yang secara luas dipandang sebagai perintah untuk melakukan invasi.

Seperti dikutip dari Al Araby, Rabu (23/2/2022), langkah itu dikecam keras oleh Turki, sementara Iran telah meminta "semua pihak untuk menahan diri". Sedangkan Yordania dilaporkan prihatin dengan dampak dari potensi konflik.

"Kami melihat keputusan Rusia ini tidak dapat diterima. Kami mengulangi seruan kami untuk akal sehat dan menghormati hukum internasional oleh semua pihak," kata Presiden Turki Erdogan kepada wartawan, lapor Reuters.



"Iran percaya setiap tindakan yang dapat meningkatkan ketegangan harus dihindari," tweet Kementerian Luar Negeri Iran, ketika mereka menyatakan juru bicara mereka Saeed Khatibzadeh meminta semua pihak untuk menyelesaikan ketidaksepakatan dalam kerangka damai.

Yordania dilaporkan khawatir tentang bagaimana perang potensial dapat mempengaruhinya mengingat harga energi dan gandum yang meningkat pesat dan ketergantungan kerajaan pada impor internasional, seorang pejabat pemerintah mengatakan kepada layanan bahasa Arab Al-Araby, Al-Jadeed.



Langkah Putin juga mendapatkan dukungan dari Suriah - sekutu setia Rusia - dan pemberontak Houthi Yaman yang didukung Iran.

Bahrain, Mesir, Irak, Kuwait, Oman, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab (UEA) belum merilis pernyataan tentang perkembangan terbaru di Eropa terbaru.

Rezim Suriah, yang didukung oleh Rusia dalam perangnya melawan kelompok-kelompok oposisi, dengan cepat menyambut langkah Putin, yang telah menyebabkan peningkatan tajam dalam ketegangan antara Barat dan Rusia.

"Suriah mendukung keputusan Presiden Vladimir Putin untuk mengakui republik Luhansk dan Donetsk," kata Menteri Luar Negeri Suriah Faisal Mekdad seperti dikutip dari stasiun televisi milik pemerintah Suriah.



Rusia dan rezim Suriah sebelumnya telah menyuarakan penentangan terhadap setiap perpecahan yang dirasakan di Suriah, mengenai wilayah oposisi dan pemberontak yang didukung Turki di utara dan kontrol suku Kurdi dan Arab yang didukung Amerika Serikat (AS) di Suriah timur.

Kedua belah pihak telah mengatakan bahwa rezim Suriah berhak untuk merebut kembali wilayah-wilayah ini dengan paksa.

Pemberontak Houthi Yaman juga telah menunjukkan dukungan untuk keputusan Kremlin, menyerukan "menahan diri dan tidak tergelincir ke dalam perang yang dimaksudkan untuk menguras kemampuan Rusia".

Houthi yang didukung Iran telah menguasai Ibu Kota Sanaa dan Yaman utara sejak 2014 dan 2015, terlibat peperangan berdarah dengan pemerintah yang didukung Arab Saudi.

(ian)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More