Viral, Wakil Menteri Malaysia Sarankan Suami Pukul Istri yang Keras Kepala
Kamis, 17 Februari 2022 - 14:10 WIB
Dia mendesak perempuan untuk berbicara dengan suami mereka ketika mereka tenang. "Dan telah "selesai makan, telah berdoa dan santai," katanya.
Saran itu disambut dengan kritik dan kecaman, terutama dari para aktivis hak-hak perempuan.
Kelompok Aksi Gabungan untuk Kesetaraan Gender (JAG) bahkan mendesak Siti Zailah untuk mengundurkan diri."Wakil menteri menormalkan kekerasan dalam rumah tangga," kata kelompok tersebut.
"Menuntut pengunduran dirinya dari posisi wakil menteri perempuan," imbuh JAG.
"Sebagai [wakil] menteri yang dimaksudkan untuk menegakkan kesetaraan gender dan hak perempuan atas perlindungan dan keamanan, ini menjijikkan, menyangkal hak perempuan untuk kesetaraan, hak atas martabat mereka dan untuk bebas dari perlakuan yang merendahkan," sambung pernyataan JAG, seperti dikutip dari Sputniknews, Kamis (17/2/2022).
"Ini sangat keliru dan menunjukkan kepemimpinan yang gagal."
JAG dalam pernyataannya menunjukkan bahwa antara tahun 2020 hingga 2021, ada 9.015 laporan polisi tentang kekerasan dalam rumah tangga dan pada kenyataannya, kasusnya jauh lebih tinggi karena statistik mungkin tidak termasuk laporan yang diterima oleh kelompoknya dan organisasi lain.
Lihat Juga: Kasus Korupsi Seret Mantan PM Mahathir Mohammad, Polisi Malaysia Periksa Anak dan Para Politisi
Saran itu disambut dengan kritik dan kecaman, terutama dari para aktivis hak-hak perempuan.
Kelompok Aksi Gabungan untuk Kesetaraan Gender (JAG) bahkan mendesak Siti Zailah untuk mengundurkan diri."Wakil menteri menormalkan kekerasan dalam rumah tangga," kata kelompok tersebut.
"Menuntut pengunduran dirinya dari posisi wakil menteri perempuan," imbuh JAG.
"Sebagai [wakil] menteri yang dimaksudkan untuk menegakkan kesetaraan gender dan hak perempuan atas perlindungan dan keamanan, ini menjijikkan, menyangkal hak perempuan untuk kesetaraan, hak atas martabat mereka dan untuk bebas dari perlakuan yang merendahkan," sambung pernyataan JAG, seperti dikutip dari Sputniknews, Kamis (17/2/2022).
"Ini sangat keliru dan menunjukkan kepemimpinan yang gagal."
JAG dalam pernyataannya menunjukkan bahwa antara tahun 2020 hingga 2021, ada 9.015 laporan polisi tentang kekerasan dalam rumah tangga dan pada kenyataannya, kasusnya jauh lebih tinggi karena statistik mungkin tidak termasuk laporan yang diterima oleh kelompoknya dan organisasi lain.
Lihat Juga: Kasus Korupsi Seret Mantan PM Mahathir Mohammad, Polisi Malaysia Periksa Anak dan Para Politisi
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
(min)
tulis komentar anda