Deplu AS Imbau Warga Amerika di Ukraina Segera Pergi
Jum'at, 11 Februari 2022 - 08:30 WIB
WASHINGTON - Amerika Serikat (AS) telah mendesak warganya yang saat ini berada di Ukraina untuk segera pergi karena meningkatnya ancaman aksi militer Rusia" terhadap Ukraina. Ini memperkuat peringatan sebelumnya yang mendesak warga AS untuk "mempertimbangkan" tindakan tersebut.
"Jangan bepergian ke Ukraina karena meningkatnya ancaman aksi militer Rusia dan COVID-19,” sebut pernyataan Departemen Luar Negeri AS, seperti dikutip dari Reuters, Jumat (11/2/2022).
“Mereka yang berada di Ukraina harus berangkat sekarang melalui sarana komersial atau pribadi. Jika tetap berada di Ukraina, berhati-hatilah karena kejahatan, kerusuhan sipil, dan potensi operasi tempur jika Rusia mengambil tindakan militer. Beberapa area memiliki peningkatan risiko," lanjut pernyataan tersebut.
Ketegangan tinggi terus mengapung di kawasan itu di tengah kesibukan aktivitas diplomatik yang melibatkan para pemimpin Barat dan Rusia, menyusul langkah Moskow untuk mengumpulkan sedikitnya 100.000 tentara di dekat perbatasannya dengan Ukraina.
Para pemimpin Barat telah menyatakan keprihatinan tentang kemungkinan invasi baru oleh Rusia ke tetangga dan saingannya Ukraina. Rusia memang menginvasi Ukraina pada 2014, merebut wilayah Krimea dan membantu separatis di bagian timur negara itu.
Rusia membantah berencana untuk menyerang Ukraina, bahkan saat mengadakan manuver militer besar-besaran dengan sekutu Belarus yang melibatkan sekitar 30.000 tentara.
Seperti dilaporkan Radio Free Europe, Kamis (10/2/2022), Pada 1 Februari, Departemen Luar Negeri AS memperingatkan para pelancong Amerika untuk menghindari Belarus. Sebab, ada risiko "penegakan hukum yang sewenang-wenang", risiko penahanan, dan penumpukan militer Rusia yang "tidak biasa dan mengkhawatirkan" di sepanjang perbatasan Belarus dengan Ukraina.
"Jangan bepergian ke Ukraina karena meningkatnya ancaman aksi militer Rusia dan COVID-19,” sebut pernyataan Departemen Luar Negeri AS, seperti dikutip dari Reuters, Jumat (11/2/2022).
Baca Juga
“Mereka yang berada di Ukraina harus berangkat sekarang melalui sarana komersial atau pribadi. Jika tetap berada di Ukraina, berhati-hatilah karena kejahatan, kerusuhan sipil, dan potensi operasi tempur jika Rusia mengambil tindakan militer. Beberapa area memiliki peningkatan risiko," lanjut pernyataan tersebut.
Ketegangan tinggi terus mengapung di kawasan itu di tengah kesibukan aktivitas diplomatik yang melibatkan para pemimpin Barat dan Rusia, menyusul langkah Moskow untuk mengumpulkan sedikitnya 100.000 tentara di dekat perbatasannya dengan Ukraina.
Para pemimpin Barat telah menyatakan keprihatinan tentang kemungkinan invasi baru oleh Rusia ke tetangga dan saingannya Ukraina. Rusia memang menginvasi Ukraina pada 2014, merebut wilayah Krimea dan membantu separatis di bagian timur negara itu.
Rusia membantah berencana untuk menyerang Ukraina, bahkan saat mengadakan manuver militer besar-besaran dengan sekutu Belarus yang melibatkan sekitar 30.000 tentara.
Seperti dilaporkan Radio Free Europe, Kamis (10/2/2022), Pada 1 Februari, Departemen Luar Negeri AS memperingatkan para pelancong Amerika untuk menghindari Belarus. Sebab, ada risiko "penegakan hukum yang sewenang-wenang", risiko penahanan, dan penumpukan militer Rusia yang "tidak biasa dan mengkhawatirkan" di sepanjang perbatasan Belarus dengan Ukraina.
tulis komentar anda