Malaysia Direkomendasikan Buka Perbatasan Secara Penuh bagi Pelancong 1 Maret
Rabu, 09 Februari 2022 - 07:45 WIB
KUALA LUMPUR - Dewan pemulihan pandemi COVID-19 Malaysia merekomendasikan pembukaan kembali perbatasan negara itu secara penuh bagi pelancong pada 1 Maret. Rekomendasi itu termasuk menghilangkan aturan wajib karantina bagi para pelancong.
Masukan itu sebagai bagian dari rencana untuk mempercepat pemulihan ekonomi.
Negara Asia Tenggara tersebut telah menutup perbatasannya sejak Maret 2020 dan membekukan masuknya pekerja asing untuk mencoba menahan wabah virus corona baru penyebab COVID-19.
Rekomendasi itu muncul ketika negara-negara tetangga mengabaikan persyaratan karantina untuk menarik wisatawan yang divaksinasi, termasuk Thailand, Filipina, dan Singapura.
Thailand pada hari Senin mengatakan sedang mengincar gelembung perjalanan dengan Malaysia dan China.
Muhyiddin Yassin, mantan perdana menteri dan ketua Dewan Pemulihan Nasional (NRC), sebuah badan penasihat pemerintah, mengatakan para pelancong harus menjalani tes COVID-19 sebelum keberangkatan dan pada saat kedatangan.
"Artinya turis bisa berkunjung, investor bisa masuk...Artinya AirAsia (AIRA.KL) bisa terbang lagi, sebagai contoh," katanya dalam konferensi pers, merujuk pada budget carrier yang berbasis di Malaysia itu, seperti dikutip Reuters, Rabu (9/2/2022).
Saat ini, Malaysia mengizinkan masuknya orang-orang dari Singapura tanpa karantina sebagai bagian dari pengaturan bilateral.
Infeksi virus corona harian di Malaysia telah melonjak dalam beberapa pekan terakhir ke level tertinggi dalam empat bulan, didorong oleh varian Omicron.
Negara ini melaporkan 13.944 kasus infeksi baru pada hari Selasa, menambah lebih dari 2,9 juta kasus yang tercatat secara keseluruhan, dengan lebih dari 32.000 kematian.
Mayoritas kasus tidak menunjukkan gejala atau pun bergeja ringan karena tingkat vaksinasi yang tinggi di Malaysia. Demikian disampaikan Kementerian Kesehatan pada hari Senin.
Sekitar 98% populasi dewasa Malaysia telah menerima dua dosis vaksin dan lebih dari setengah suntikan booster. Sekitar 89% anak usia 12-17 tahun telah divaksinasi dan vaksinasi untuk anak usia 5-11 tahun dimulai minggu lalu.
Masukan itu sebagai bagian dari rencana untuk mempercepat pemulihan ekonomi.
Negara Asia Tenggara tersebut telah menutup perbatasannya sejak Maret 2020 dan membekukan masuknya pekerja asing untuk mencoba menahan wabah virus corona baru penyebab COVID-19.
Rekomendasi itu muncul ketika negara-negara tetangga mengabaikan persyaratan karantina untuk menarik wisatawan yang divaksinasi, termasuk Thailand, Filipina, dan Singapura.
Thailand pada hari Senin mengatakan sedang mengincar gelembung perjalanan dengan Malaysia dan China.
Muhyiddin Yassin, mantan perdana menteri dan ketua Dewan Pemulihan Nasional (NRC), sebuah badan penasihat pemerintah, mengatakan para pelancong harus menjalani tes COVID-19 sebelum keberangkatan dan pada saat kedatangan.
"Artinya turis bisa berkunjung, investor bisa masuk...Artinya AirAsia (AIRA.KL) bisa terbang lagi, sebagai contoh," katanya dalam konferensi pers, merujuk pada budget carrier yang berbasis di Malaysia itu, seperti dikutip Reuters, Rabu (9/2/2022).
Saat ini, Malaysia mengizinkan masuknya orang-orang dari Singapura tanpa karantina sebagai bagian dari pengaturan bilateral.
Infeksi virus corona harian di Malaysia telah melonjak dalam beberapa pekan terakhir ke level tertinggi dalam empat bulan, didorong oleh varian Omicron.
Negara ini melaporkan 13.944 kasus infeksi baru pada hari Selasa, menambah lebih dari 2,9 juta kasus yang tercatat secara keseluruhan, dengan lebih dari 32.000 kematian.
Mayoritas kasus tidak menunjukkan gejala atau pun bergeja ringan karena tingkat vaksinasi yang tinggi di Malaysia. Demikian disampaikan Kementerian Kesehatan pada hari Senin.
Sekitar 98% populasi dewasa Malaysia telah menerima dua dosis vaksin dan lebih dari setengah suntikan booster. Sekitar 89% anak usia 12-17 tahun telah divaksinasi dan vaksinasi untuk anak usia 5-11 tahun dimulai minggu lalu.
(min)
tulis komentar anda