Silsilah Raja Arab Saudi, dari yang Ditembak Mati hingga yang Hafal Alquran
Sabtu, 05 Februari 2022 - 15:43 WIB
Penjaga Dua Masjid Suci Raja Abdullah bin Abdulaziz naik takhta setelah kematian kakaknya, Raja Fahd, pada 1 Agustus 2005.
Raja Abdullah lahir di Riyadh pada tahun 1924, dan menerima pendidikan awal di istana kerajaan. Dipengaruhi oleh ayahnya, Raja Abdulaziz, dia mengembangkan rasa hormat yang mendalam terhadap agama, sejarah, dan warisan Arab.
Tahun-tahun yang dihabiskannya tinggal di padang pasir bersama suku Badui mengajarinya nilai-nilai kehormatan, kesederhanaan, kemurahan hati dan keberanian, dan menanamkan dalam dirinya keinginan untuk membantu pembangunan bangsanya.
Ketika menjadi Putra Mahkota, dia bepergian secara luas di kerajaan dan meresmikan sejumlah proyek di seluruh negeri.
Pada tahun 2005, dia memantau dengan cermat proses pemilihan dewan kotapraja negara tersebut.
Kunjungan resmi pertama Pangeran Abdullah ke Amerika Serikat adalah pada tahun 1976 ketika dia bertemu dengan Presiden Gerald Ford. Sejak itu, dia telah melakukan sejumlah kunjungan ke Amerika Serikat, termasuk yang terakhir pada tanggal 25 April 2005 ke peternakan Presiden George W. Bush di Crawford, Texas.
Diplomasi internasionalnya mencerminkan peran kepemimpinan Arab Saudi dalam membela isu-isu Arab dan Islam dan untuk pencapaian perdamaian, stabilitas dan keamanan dunia.
Perdamaian di Timur Tengah dan penderitaan rakyat Palestina menjadi perhatian khusus Raja Abdullah. Usulannya untuk perdamaian Arab-Israel yang komprehensif, yang dipresentasikan pada KTT Arab-Beirut pada tahun 2002, telah diadopsi oleh Liga Negara-negara Arab dan dikenal sebagai Inisiatif Perdamaian Arab.
Raja Abdullah dengan tegas mengutuk terorisme. Pada Konferensi Internasional Kontraterorisme di Riyadh pada bulan Februari 2005, dia menyerukan kerja sama internasional yang lebih besar untuk memerangi masalah global ini.
7. Raja Salman (2015-Sekarang)
Raja Abdullah lahir di Riyadh pada tahun 1924, dan menerima pendidikan awal di istana kerajaan. Dipengaruhi oleh ayahnya, Raja Abdulaziz, dia mengembangkan rasa hormat yang mendalam terhadap agama, sejarah, dan warisan Arab.
Tahun-tahun yang dihabiskannya tinggal di padang pasir bersama suku Badui mengajarinya nilai-nilai kehormatan, kesederhanaan, kemurahan hati dan keberanian, dan menanamkan dalam dirinya keinginan untuk membantu pembangunan bangsanya.
Ketika menjadi Putra Mahkota, dia bepergian secara luas di kerajaan dan meresmikan sejumlah proyek di seluruh negeri.
Pada tahun 2005, dia memantau dengan cermat proses pemilihan dewan kotapraja negara tersebut.
Kunjungan resmi pertama Pangeran Abdullah ke Amerika Serikat adalah pada tahun 1976 ketika dia bertemu dengan Presiden Gerald Ford. Sejak itu, dia telah melakukan sejumlah kunjungan ke Amerika Serikat, termasuk yang terakhir pada tanggal 25 April 2005 ke peternakan Presiden George W. Bush di Crawford, Texas.
Diplomasi internasionalnya mencerminkan peran kepemimpinan Arab Saudi dalam membela isu-isu Arab dan Islam dan untuk pencapaian perdamaian, stabilitas dan keamanan dunia.
Perdamaian di Timur Tengah dan penderitaan rakyat Palestina menjadi perhatian khusus Raja Abdullah. Usulannya untuk perdamaian Arab-Israel yang komprehensif, yang dipresentasikan pada KTT Arab-Beirut pada tahun 2002, telah diadopsi oleh Liga Negara-negara Arab dan dikenal sebagai Inisiatif Perdamaian Arab.
Raja Abdullah dengan tegas mengutuk terorisme. Pada Konferensi Internasional Kontraterorisme di Riyadh pada bulan Februari 2005, dia menyerukan kerja sama internasional yang lebih besar untuk memerangi masalah global ini.
7. Raja Salman (2015-Sekarang)
tulis komentar anda