Taiwan Laporkan Penampakan Pertama Jet Tempur Elektronik China
Rabu, 26 Januari 2022 - 02:59 WIB
TAIPEI - Kementerian Pertahanan Taiwan mengatakan pihaknya telah mendeteksi dua jet tempur elektronik canggih China yang terbang di dekat pulau itu untuk pertama kalinya. Jet-jet tempur itu dapat mengganggu komunikasi musuh dan sistem radar, membutakan pertahanan udara terhadap serangan yang masuk.
Kementerian Pertahanan Taiwan melaporkan melacak 13 pesawat Angkatan Udara Tentara Pembebasan Rakyat China (PLAAF) yang terbang melalui Zona Identifikasi Pertahanan Udara (ADIZ) pada hari Senin. Delapan adalah jet tempur multirole J-16, satu adalah pesawat anti-kapal selam Y-8, dua adalah pesawat pengebom strategis H-6, dan dua jet tempur elektronik J-16D.
Menurut Kementerian Pertahanan Taiwan, pesawat-pesawat tempur China pada hari Senin terbang antara Taiwan dan Pratas, sebuah pulau di utara Laut China Selatan yang dikendalikan oleh pemerintah di Taiwan.
Menurut kantor berita pusat Taiwan, jet tempur elektronik J-16D belum pernah terlihat sebelumnya di dekat pulau otonom tersebut. Pesawat tempur ini adalah versi J-16 Shenyang yang baru memulai debutnya pada tahun 2015.
Jet ini membawa empat pod perangkat perang elektronik berbeda yang dirancang untuk menekan pertahanan udara musuh (SEAD) dan mengganggu sistem komunikasi di seluruh pita EM, dan juga dapat menembakkan rudal anti-radiasi, yang berada di lokasi radar musuh.
“(Pesawat) itu dapat memimpin dalam peperangan dengan penekanan elektromagnetik. Kemudian kelompok penyerang mengikuti jalannya untuk menyerang musuh,” Fu Qianshao, terang pensiunan ahli peralatan PLAAF di Beijing, mengatakan South China Morning Post tentang J-16D yang dinukil Sputnik, Rabu (26/1/2022).
Secara keseluruhan, J-16D secara luas setara dengan E-18 Growler Angkatan Laut Amerika Serikat (AS), yang merupakan versi modifikasi dari jet tempur F/A-18E/F Hornet. Sedangkan Rusia tidak pernah mengembangkan peran SEAD terpisah untuk pesawat serangnya, alih-alih menggunakan “escort jammers” yang terbuat dari pengebom yang dimodifikasi yang bekerja sama dengan pengebom reguler atau pesawat serang yang dipersenjatai dengan rudal anti-radiasi.
Taiwan lantas menerbangkan jet-jet tempurnya sebagai tanggapan atas pendeteksian pesawat PLAAF, yang terbang di luar wilayah udara Taiwan tetapi di dalam ADIZ-nya, sebuah area yang dideklarasikan dan ditentukan sendiri di mana negara itu mengklaim hak untuk mengidentifikasi pesawat yang terbang melewatinya, baik militer maupun sipil.
Di media Barat, penerbangan semacam itu telah dicirikan sebagai pelanggaran wilayah udara Taiwan dan merupakan awal dari serangan China. Sementara pemerintah China melihat Taiwan sebagai provinsi pemberontak yang ditakdirkan untuk bersatu kembali dengan seluruh China, saat ini tidak memiliki sarana untuk menyerang pulau itu.
Taiwan, yang pernah menjadi pemerintah yang berkuasa di seluruh China, telah otonom dari Beijing sejak pasukan komunis yang menang mendirikan Republik Rakyat China pada tahun 1949. Pemerintah pulau itu sebagian besar bertahan dengan dukungan AS, bahkan ketika Washington mengalihkan pengakuannya terhadap pemerintahan yang sah Taipei ke Beijing pada 1970-an, tetap membuka jalur informal yang mencakup penjualan sistem senjata canggih seperti jet tempur F-16V “Viper”.
Kementerian Pertahanan Taiwan melaporkan melacak 13 pesawat Angkatan Udara Tentara Pembebasan Rakyat China (PLAAF) yang terbang melalui Zona Identifikasi Pertahanan Udara (ADIZ) pada hari Senin. Delapan adalah jet tempur multirole J-16, satu adalah pesawat anti-kapal selam Y-8, dua adalah pesawat pengebom strategis H-6, dan dua jet tempur elektronik J-16D.
Menurut Kementerian Pertahanan Taiwan, pesawat-pesawat tempur China pada hari Senin terbang antara Taiwan dan Pratas, sebuah pulau di utara Laut China Selatan yang dikendalikan oleh pemerintah di Taiwan.
Menurut kantor berita pusat Taiwan, jet tempur elektronik J-16D belum pernah terlihat sebelumnya di dekat pulau otonom tersebut. Pesawat tempur ini adalah versi J-16 Shenyang yang baru memulai debutnya pada tahun 2015.
Jet ini membawa empat pod perangkat perang elektronik berbeda yang dirancang untuk menekan pertahanan udara musuh (SEAD) dan mengganggu sistem komunikasi di seluruh pita EM, dan juga dapat menembakkan rudal anti-radiasi, yang berada di lokasi radar musuh.
“(Pesawat) itu dapat memimpin dalam peperangan dengan penekanan elektromagnetik. Kemudian kelompok penyerang mengikuti jalannya untuk menyerang musuh,” Fu Qianshao, terang pensiunan ahli peralatan PLAAF di Beijing, mengatakan South China Morning Post tentang J-16D yang dinukil Sputnik, Rabu (26/1/2022).
Secara keseluruhan, J-16D secara luas setara dengan E-18 Growler Angkatan Laut Amerika Serikat (AS), yang merupakan versi modifikasi dari jet tempur F/A-18E/F Hornet. Sedangkan Rusia tidak pernah mengembangkan peran SEAD terpisah untuk pesawat serangnya, alih-alih menggunakan “escort jammers” yang terbuat dari pengebom yang dimodifikasi yang bekerja sama dengan pengebom reguler atau pesawat serang yang dipersenjatai dengan rudal anti-radiasi.
Taiwan lantas menerbangkan jet-jet tempurnya sebagai tanggapan atas pendeteksian pesawat PLAAF, yang terbang di luar wilayah udara Taiwan tetapi di dalam ADIZ-nya, sebuah area yang dideklarasikan dan ditentukan sendiri di mana negara itu mengklaim hak untuk mengidentifikasi pesawat yang terbang melewatinya, baik militer maupun sipil.
Di media Barat, penerbangan semacam itu telah dicirikan sebagai pelanggaran wilayah udara Taiwan dan merupakan awal dari serangan China. Sementara pemerintah China melihat Taiwan sebagai provinsi pemberontak yang ditakdirkan untuk bersatu kembali dengan seluruh China, saat ini tidak memiliki sarana untuk menyerang pulau itu.
Taiwan, yang pernah menjadi pemerintah yang berkuasa di seluruh China, telah otonom dari Beijing sejak pasukan komunis yang menang mendirikan Republik Rakyat China pada tahun 1949. Pemerintah pulau itu sebagian besar bertahan dengan dukungan AS, bahkan ketika Washington mengalihkan pengakuannya terhadap pemerintahan yang sah Taipei ke Beijing pada 1970-an, tetap membuka jalur informal yang mencakup penjualan sistem senjata canggih seperti jet tempur F-16V “Viper”.
(ian)
tulis komentar anda