Memanas, Kanada Kerahkan Pasukan Khusus ke Ukraina
Selasa, 18 Januari 2022 - 21:44 WIB
OTTAWA - Kanada telah mengerahkan pasukan khususnya ke Ukraina di tengah meningkatnya ketegangan antara aliansi militer NATO dengan Rusia . Begitu bunyi laporan media Kanada, Global News.
"Pengerahan kontingen kecil dari Resimen Operasi Khusus Kanada dilakukan ketika pembicaraan diplomatik yang bertujuan untuk mencegah konflik bersenjata di Ukraina telah tersendat, dan diperkirakan 100.000 tentara Rusia tetap berkemah di perbatasan Ukraina," seperti dikutip dari Global News, Selasa (18/1/2022).
Sebuah sumber mengatakan kepada Global News bahwa kehadiran operasi khusus Kanada adalah bagian dari upaya NATO mencegah agresi Rusia di Ukraina, dan untuk mengidentifikasi cara membantu pemerintah Ukraina.
"Unit tersebut juga telah ditugaskan untuk membantu mengembangkan rencana evakuasi bagi personel diplomatik Kanada jika terjadi invasi skala penuh," kata sumber itu.
Baik pemerintah maupun Pasukan Kanada tidak akan secara resmi mengkonfirmasi kehadiran pasukan khusus di Ukraina ketika dihubungi oleh Global News, selain mengatakan operator pasukan khusus telah terlibat dalam bantuan Kanada yang lebih luas ke Ukraina.
“(Komando Pasukan Operasi Khusus Kanada) adalah bagian dari upaya Angkatan Bersenjata yang lebih luas untuk mendukung Pasukan Keamanan Ukraina,” tulis Mayor Amber Bineau, juru bicara komando operasi khusus, dalam sebuah pernyataan kepada Global News.
Bineau mencatat bahwa pasukan khusus Kanada telah memberikan pelatihan, serta instruktur dan keahlian kepemimpinan, kepada rekan-rekannya di Ukraina sejak 2020 meskipun sumber mengatakan kepada Global News bahwa kontingen pasukan khusus terbaru, yang berangkat ke Ukraina sekitar 9 Januari, tidak melakukan pelatihan.
Pembicaraan diplomatik antara AS, Eropa dan Rusia pekan lalu berakhir tanpa kejelasan untuk mengurangi ketegangan di sepanjang perbatasan Ukraina-Rusia. Wakil menteri luar negeri Rusia, Sergei Ryabkov, menyebut pembicaraan itu “jalan buntu.”
Dalam sebuah pernyataan Jumat, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan NATO dan AS tetap berkomitmen untuk solusi diplomatik dan mendesak Rusia untuk mengurangi operasinya di perbatasan Ukraina.
Tetapi AS juga memperingatkan Rusia mungkin mencari dalih untuk menyerang Ukraina jika pembicaraan diplomatik gagal, termasuk terlibat dalam operasi "bendera palsu" untuk memicu konflik.
Kremlin telah membantah tuduhan AS.
Rusia telah menuntut jaminan bahwa Ukraina tidak akan diizinkan untuk bergabung dengan aliansi NATO—permintaan yang ditolak mentah-mentah oleh pejabat AS dan NATO.
"Pengerahan kontingen kecil dari Resimen Operasi Khusus Kanada dilakukan ketika pembicaraan diplomatik yang bertujuan untuk mencegah konflik bersenjata di Ukraina telah tersendat, dan diperkirakan 100.000 tentara Rusia tetap berkemah di perbatasan Ukraina," seperti dikutip dari Global News, Selasa (18/1/2022).
Sebuah sumber mengatakan kepada Global News bahwa kehadiran operasi khusus Kanada adalah bagian dari upaya NATO mencegah agresi Rusia di Ukraina, dan untuk mengidentifikasi cara membantu pemerintah Ukraina.
"Unit tersebut juga telah ditugaskan untuk membantu mengembangkan rencana evakuasi bagi personel diplomatik Kanada jika terjadi invasi skala penuh," kata sumber itu.
Baik pemerintah maupun Pasukan Kanada tidak akan secara resmi mengkonfirmasi kehadiran pasukan khusus di Ukraina ketika dihubungi oleh Global News, selain mengatakan operator pasukan khusus telah terlibat dalam bantuan Kanada yang lebih luas ke Ukraina.
“(Komando Pasukan Operasi Khusus Kanada) adalah bagian dari upaya Angkatan Bersenjata yang lebih luas untuk mendukung Pasukan Keamanan Ukraina,” tulis Mayor Amber Bineau, juru bicara komando operasi khusus, dalam sebuah pernyataan kepada Global News.
Bineau mencatat bahwa pasukan khusus Kanada telah memberikan pelatihan, serta instruktur dan keahlian kepemimpinan, kepada rekan-rekannya di Ukraina sejak 2020 meskipun sumber mengatakan kepada Global News bahwa kontingen pasukan khusus terbaru, yang berangkat ke Ukraina sekitar 9 Januari, tidak melakukan pelatihan.
Pembicaraan diplomatik antara AS, Eropa dan Rusia pekan lalu berakhir tanpa kejelasan untuk mengurangi ketegangan di sepanjang perbatasan Ukraina-Rusia. Wakil menteri luar negeri Rusia, Sergei Ryabkov, menyebut pembicaraan itu “jalan buntu.”
Dalam sebuah pernyataan Jumat, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan NATO dan AS tetap berkomitmen untuk solusi diplomatik dan mendesak Rusia untuk mengurangi operasinya di perbatasan Ukraina.
Tetapi AS juga memperingatkan Rusia mungkin mencari dalih untuk menyerang Ukraina jika pembicaraan diplomatik gagal, termasuk terlibat dalam operasi "bendera palsu" untuk memicu konflik.
Kremlin telah membantah tuduhan AS.
Rusia telah menuntut jaminan bahwa Ukraina tidak akan diizinkan untuk bergabung dengan aliansi NATO—permintaan yang ditolak mentah-mentah oleh pejabat AS dan NATO.
(ian)
Lihat Juga :
tulis komentar anda