Hasil Studi Sebut Ganja Dapat Cegah COVID-19
Kamis, 13 Januari 2022 - 00:41 WIB
Van Breemen dan timnya menerbitkan penelitian mereka di Journal of Nature Products pada hari Selasa. Namun, mereka memiliki jalan panjang sebelum dokter mulai menulis resep minyak rami secara massal.
Sementara penelitian menemukan CBGA dan CBDA efektif melawan varian Alpha dan Beta dari virus Corona, penelitian itu dilakukan pada sel manusia di laboratorium, daripada subjek uji manusia yang sebenarnya.
Namun, ilmuwan melihat senyawa rami ini akhirnya digunakan bersama vaksin untuk menciptakan lingkungan yang jauh lebih menantang untuk COVID-19. Salah satu kritik utama dari tanaman vaksin saat ini adalah bahwa mereka menggunakan protein lonjakan asli virus sebagai antigen, yang berarti bahwa ketika varian muncul dengan mutasi protein lonjakan baru, mereka lebih mungkin untuk menghindari perlindungan yang ditawarkan oleh vaksin.
“Varian ini terkenal untuk menghindari antibodi terhadap garis keturunan awal (COVID-19), yang jelas mengkhawatirkan mengingat bahwa strategi vaksinasi saat ini bergantung pada protein lonjakan garis keturunan awal sebagai antigen,” terang van Breemen.
“Data kami menunjukkan CBDA dan CBGA efektif terhadap dua varian yang kami lihat, dan kami berharap tren itu akan meluas ke varian lain yang ada dan yang akan datang,” pungkasnya.
Sementara penelitian menemukan CBGA dan CBDA efektif melawan varian Alpha dan Beta dari virus Corona, penelitian itu dilakukan pada sel manusia di laboratorium, daripada subjek uji manusia yang sebenarnya.
Namun, ilmuwan melihat senyawa rami ini akhirnya digunakan bersama vaksin untuk menciptakan lingkungan yang jauh lebih menantang untuk COVID-19. Salah satu kritik utama dari tanaman vaksin saat ini adalah bahwa mereka menggunakan protein lonjakan asli virus sebagai antigen, yang berarti bahwa ketika varian muncul dengan mutasi protein lonjakan baru, mereka lebih mungkin untuk menghindari perlindungan yang ditawarkan oleh vaksin.
“Varian ini terkenal untuk menghindari antibodi terhadap garis keturunan awal (COVID-19), yang jelas mengkhawatirkan mengingat bahwa strategi vaksinasi saat ini bergantung pada protein lonjakan garis keturunan awal sebagai antigen,” terang van Breemen.
“Data kami menunjukkan CBDA dan CBGA efektif terhadap dua varian yang kami lihat, dan kami berharap tren itu akan meluas ke varian lain yang ada dan yang akan datang,” pungkasnya.
(ian)
tulis komentar anda