Bus Dipasangi Bom Meledak di Selatan Filipina, 1 Bocah Tewas
Rabu, 12 Januari 2022 - 12:15 WIB
MANILA - Ledakan dahsyat menghantam sebuah bus dan menewaskan seorang anak di Filipina selatan. Ledakan itu juga melukai enam orang lainnya, Selasa (11/1/2022). Pihak berwenang tengah meluncurkan penyelidikan.
“Tujuh orang terluka dalam ledakan pada Selasa pagi di jalan raya nasional di provinsi Cotabato,” jelas juru bicara militer, Letnan Kolonel John Paul Baldomar, seperti dikutip dari Arab News.
“Sejauh ini tidak ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas serangan itu. Investigasi pasca-ledakan sedang berlangsung untuk menentukan jenis bahan peledak apa yang ditanam di bagian belakang bus,” katanya kepada wartawan.
Di antara para korban adalah seorang bocah lelaki berusia lima tahun, yang dilarikan ke rumah sakit terdekat dalam kondisi kritis dan kemudian meninggal karena luka-lukanya. Baldomar mengatakan, seorang bayi dan seorang anak berusia 3 tahun juga termasuk di antara yang terluka.
Kepala Polisi MSG Randy Hampac, juru bicara polisi setempat di kota Aleosan, di mana insiden itu terjadi, menggambarkannya sebagai "jelas tindakan teroris" dalam sebuah wawancara radio. Pihak berwenang belum mengidentifikasi tersangka pada Selasa sore.
Outlet media lokal awalnya melaporkan bahwa ledakan itu dipicu oleh alat peledak improvisasi. Serangan itu terjadi hanya dua hari setelah pemerintah memberlakukan langkah-langkah keamanan yang lebih ketat menjelang periode pemilihan 2022 di Filipina.
Kepala Polisi Nasional Filipina Jenderal Dionisio Carlos mengatakan pada hari Minggu bahwa sekitar 14.000 personel militer dan polisi telah dikerahkan di seluruh negeri untuk menerapkan larangan nasional membawa senjata api, dan untuk mencegah kekerasan terkait pemilu. Selain itu, setidaknya 2.000 pos pemeriksaan telah didirikan di lokasi strategis di seluruh negeri.
“Tujuh orang terluka dalam ledakan pada Selasa pagi di jalan raya nasional di provinsi Cotabato,” jelas juru bicara militer, Letnan Kolonel John Paul Baldomar, seperti dikutip dari Arab News.
“Sejauh ini tidak ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas serangan itu. Investigasi pasca-ledakan sedang berlangsung untuk menentukan jenis bahan peledak apa yang ditanam di bagian belakang bus,” katanya kepada wartawan.
Di antara para korban adalah seorang bocah lelaki berusia lima tahun, yang dilarikan ke rumah sakit terdekat dalam kondisi kritis dan kemudian meninggal karena luka-lukanya. Baldomar mengatakan, seorang bayi dan seorang anak berusia 3 tahun juga termasuk di antara yang terluka.
Kepala Polisi MSG Randy Hampac, juru bicara polisi setempat di kota Aleosan, di mana insiden itu terjadi, menggambarkannya sebagai "jelas tindakan teroris" dalam sebuah wawancara radio. Pihak berwenang belum mengidentifikasi tersangka pada Selasa sore.
Outlet media lokal awalnya melaporkan bahwa ledakan itu dipicu oleh alat peledak improvisasi. Serangan itu terjadi hanya dua hari setelah pemerintah memberlakukan langkah-langkah keamanan yang lebih ketat menjelang periode pemilihan 2022 di Filipina.
Kepala Polisi Nasional Filipina Jenderal Dionisio Carlos mengatakan pada hari Minggu bahwa sekitar 14.000 personel militer dan polisi telah dikerahkan di seluruh negeri untuk menerapkan larangan nasional membawa senjata api, dan untuk mencegah kekerasan terkait pemilu. Selain itu, setidaknya 2.000 pos pemeriksaan telah didirikan di lokasi strategis di seluruh negeri.
(esn)
tulis komentar anda