Bos Serikat Polisi New York: Setop Perlakukan Kami Seperti Penjahat!
Rabu, 10 Juni 2020 - 17:57 WIB
NEW YORK - Pemimpin serikat polisi New York mengecam para legislator dan media yang memperlakukan polisi seperti penjahat. Itu diungkapkannya setelah aksi kerusuhan selama berminggu-minggu dan para politisi menjanjikan reformasi dan penghapusan polisi.
Pemimpin serikat polisi New York, Mike O’Meara, tidak bisa menyembunyikan kemarahannya terhadap sikap anti polisi dalam politik dan media pasca pembunuhan George Floyd oleh perwira polisi Minneapolis Derek Chauvin dua minggu lalu. (Baca: Viral, Video Pria Kulit Hitam Meninggal Dicekik Polisi AS )
Pembunuhan Floyd memantik gelombang kemarahan di seluruh Amerika Serikat (AS), yang berpusat pada korps polisi. Para perusuh dan penjarah membakar kantor polisi, membuat tulisan grafiti “bunuh polisi”, dan melemparkan batu bata ke polisi anti huru hara.
Sementraea itu anggota parlemen di Capitol Hill menggulirkan undang-undang reformasi kepolisian, sementara dewan kota Minneapolis menjadi pelopor untuk "membubarkan" kepolisian.
"Semua orang berusaha mempermalukan kami," ujarnya.
"Legislator. Pers. Semua orang berusaha mempermalukan kami karena merasa malu dengan profesi kami. Kamu tahu apa? Ini tidak ternoda oleh seseorang di Minneapolis," imbuhnya, melambaikan lencananya di udara.
"(Lencana) itu masih bersinar di atasnya, dan begitu juga milik mereka," tegasnya.
"Berhentilah memperlakukan kami seperti binatang dan penjahat, dan mulailah memperlakukan kami dengan rasa hormat!" serunya.
“Kami sudah disisihkan dalam percakapan. Kami telah difitnah. Itu menjijikkan," ia menambahkan seperti dikutip dari Russia Today, Rabu (10/6/2020).
O'Meara mengutuk pembunuhan Floyd, menyebut tindakan Chauvin menjijikkan, dan bersikeras bahwa departemennya "terkendali."
"Itu bukan kami yang lakukan," katanya, merujuk pada pembunuhan yang mengejutkan tersebut.
"Bukan itu yang dilakukan polisi ... dia membunuh seseorang. Kami tidak melakukannya," tukasnya. (Baca: Polisi Pembunuh George Floyd Didakwa atas Dua Tuduhan Pembunuhan )
Meskipun O'Meara tidak menyebutkan nama, dua anggota parlemen dari Partai Demokrat diyakini menjadi sasaran omelannya. Gubernur New York Andrew Cuomo telah berjanji untuk menandatangani paket undang-undang reformasi kepolisian minggu ini. Sedangkan Wali Kota New York, Bill De Blasio - sudah berselisih dengan polisi sejak 2013 karena membatalkan kebijakan 'berhenti dan geledah' NYPD - telah bersumpah untuk memangkas dana departemen kepolisian.
Aksi polisi selama menangani massa demonstran di AS memang menjadi sorotan. Pada hari Selasa lalu, seorang perwira kepolisian New York menyerahkan diri untuk menghadapi tuduhan penyerangan setelah sebuah rekaman video memperlihatkannya mendorong seorang pemrotes wanita hingga jatuh dan melecehkannya secara verbal pada bulan lalu.
Selain itu, dua petugas polisi di Buffalo, New York telah ditangkap dan didakwa melakukan penyerangan karena mendorong seorang pria berusia 75 tahun hingga jatuh selama demonstrasi di kota itu pekan lalu. (Baca: Dorong Lansia, Dua Polisi AS Dijerat Dakwaan Penyerangan )
Pemimpin serikat polisi New York, Mike O’Meara, tidak bisa menyembunyikan kemarahannya terhadap sikap anti polisi dalam politik dan media pasca pembunuhan George Floyd oleh perwira polisi Minneapolis Derek Chauvin dua minggu lalu. (Baca: Viral, Video Pria Kulit Hitam Meninggal Dicekik Polisi AS )
Pembunuhan Floyd memantik gelombang kemarahan di seluruh Amerika Serikat (AS), yang berpusat pada korps polisi. Para perusuh dan penjarah membakar kantor polisi, membuat tulisan grafiti “bunuh polisi”, dan melemparkan batu bata ke polisi anti huru hara.
Sementraea itu anggota parlemen di Capitol Hill menggulirkan undang-undang reformasi kepolisian, sementara dewan kota Minneapolis menjadi pelopor untuk "membubarkan" kepolisian.
"Semua orang berusaha mempermalukan kami," ujarnya.
"Legislator. Pers. Semua orang berusaha mempermalukan kami karena merasa malu dengan profesi kami. Kamu tahu apa? Ini tidak ternoda oleh seseorang di Minneapolis," imbuhnya, melambaikan lencananya di udara.
"(Lencana) itu masih bersinar di atasnya, dan begitu juga milik mereka," tegasnya.
"Berhentilah memperlakukan kami seperti binatang dan penjahat, dan mulailah memperlakukan kami dengan rasa hormat!" serunya.
“Kami sudah disisihkan dalam percakapan. Kami telah difitnah. Itu menjijikkan," ia menambahkan seperti dikutip dari Russia Today, Rabu (10/6/2020).
O'Meara mengutuk pembunuhan Floyd, menyebut tindakan Chauvin menjijikkan, dan bersikeras bahwa departemennya "terkendali."
"Itu bukan kami yang lakukan," katanya, merujuk pada pembunuhan yang mengejutkan tersebut.
"Bukan itu yang dilakukan polisi ... dia membunuh seseorang. Kami tidak melakukannya," tukasnya. (Baca: Polisi Pembunuh George Floyd Didakwa atas Dua Tuduhan Pembunuhan )
Meskipun O'Meara tidak menyebutkan nama, dua anggota parlemen dari Partai Demokrat diyakini menjadi sasaran omelannya. Gubernur New York Andrew Cuomo telah berjanji untuk menandatangani paket undang-undang reformasi kepolisian minggu ini. Sedangkan Wali Kota New York, Bill De Blasio - sudah berselisih dengan polisi sejak 2013 karena membatalkan kebijakan 'berhenti dan geledah' NYPD - telah bersumpah untuk memangkas dana departemen kepolisian.
Aksi polisi selama menangani massa demonstran di AS memang menjadi sorotan. Pada hari Selasa lalu, seorang perwira kepolisian New York menyerahkan diri untuk menghadapi tuduhan penyerangan setelah sebuah rekaman video memperlihatkannya mendorong seorang pemrotes wanita hingga jatuh dan melecehkannya secara verbal pada bulan lalu.
Selain itu, dua petugas polisi di Buffalo, New York telah ditangkap dan didakwa melakukan penyerangan karena mendorong seorang pria berusia 75 tahun hingga jatuh selama demonstrasi di kota itu pekan lalu. (Baca: Dorong Lansia, Dua Polisi AS Dijerat Dakwaan Penyerangan )
(ian)
tulis komentar anda