Wabah COVID-19 Merebak di Gereja Ortodoks, Kota Ukraina Ditutup
Kamis, 23 April 2020 - 00:35 WIB
Pemerintah Ukraina belum memiliki akses ke lokasi untuk melakukan pengujian. Tetapi, seiring berjalannya waktu, muncul desas-desus bahwa semakin banyak biarawan yang terinfeksi dan meninggal.
Gereja menyangkal hal itu. Tetapi situasinya berubah minggu lalu ketika empat Pastor yang tinggal di kota itu dinyatakan positif terkena virus Corona.
Sebelum akhir pekan Paskah Ortodoks, pemerintah daerah mendesak Pochayiv Lavra untuk menutup pintunya bagi umum yang ingin liburan, menjelaskan bahwa gereja telah menginfeksi orang yang tinggal di sana.
Namun, ratusan orang nekat datang berkunjung dengan menentang larangan polisi.
Pada 20 April, dilaporkan 13 pasien virus Corona baru didiagnosis di kota itu, termasuk para Pastor yang telah mengunjungi gereja. Seorang wanita berusia 43 tahun telah meninggal.
"Pemerintah daerah telah membuat keputusan untuk sepenuhnya memblokir kota itu dari 22 April," kata Volodymyr Stefanskyi, kepala dewan, seperti dikutip dari BBC, Kamis (23/4/2020).
Para pemimpin Gereja Lavra menyangkal mereka diserang wabah. Tetapi pada hari Selasa gereja itu mengatakan kepada para jamaah: "Bawalah anak-anak, kalian semua harus meninggalkan Lavra. Tidak ada yang boleh berjalan melewati wilayah itu. Jika tidak, akan ada masalah besar."
Gereja telah menyediakan pekerjaan bagi banyak warga di Pochayiv sehingga diduga pihak berwenang enggan memberikan tekanan kepada para pemimpinnya.
Lebih dari 80% orang Ukraina menganggap diri mereka penganut Kristen Ortodoks.
Lihat Juga: Misteri Rudal Hipersonik Oreshnik Rusia Gempur Ukraina, Dikira Rudal Balistik Antarbenua
Gereja menyangkal hal itu. Tetapi situasinya berubah minggu lalu ketika empat Pastor yang tinggal di kota itu dinyatakan positif terkena virus Corona.
Sebelum akhir pekan Paskah Ortodoks, pemerintah daerah mendesak Pochayiv Lavra untuk menutup pintunya bagi umum yang ingin liburan, menjelaskan bahwa gereja telah menginfeksi orang yang tinggal di sana.
Namun, ratusan orang nekat datang berkunjung dengan menentang larangan polisi.
Pada 20 April, dilaporkan 13 pasien virus Corona baru didiagnosis di kota itu, termasuk para Pastor yang telah mengunjungi gereja. Seorang wanita berusia 43 tahun telah meninggal.
"Pemerintah daerah telah membuat keputusan untuk sepenuhnya memblokir kota itu dari 22 April," kata Volodymyr Stefanskyi, kepala dewan, seperti dikutip dari BBC, Kamis (23/4/2020).
Para pemimpin Gereja Lavra menyangkal mereka diserang wabah. Tetapi pada hari Selasa gereja itu mengatakan kepada para jamaah: "Bawalah anak-anak, kalian semua harus meninggalkan Lavra. Tidak ada yang boleh berjalan melewati wilayah itu. Jika tidak, akan ada masalah besar."
Gereja telah menyediakan pekerjaan bagi banyak warga di Pochayiv sehingga diduga pihak berwenang enggan memberikan tekanan kepada para pemimpinnya.
Lebih dari 80% orang Ukraina menganggap diri mereka penganut Kristen Ortodoks.
Lihat Juga: Misteri Rudal Hipersonik Oreshnik Rusia Gempur Ukraina, Dikira Rudal Balistik Antarbenua
(ber)
tulis komentar anda