Ukraina Ingin Senjata Nuklir yang Kuat untuk Kalahkan Rusia
Sabtu, 11 Desember 2021 - 05:45 WIB
Pekan lalu, Sekretaris Pers Kremlin Dmitry Peskov memperingatkan "kemungkinan permusuhan di Ukraina masih tinggi" ketika ditanya tentang kemungkinan perang di wilayah tersebut.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova juga menuduh Kiev secara signifikan memperkuat kekuatan militernya di wilayah yang dilanda perang dengan “menarik peralatan berat dan personel” ke daerah tersebut.
Dia itu melanjutkan dengan mengutip laporan bahwa jumlah pasukan Ukraina di lapangan telah mencapai 125.000 orang, atau setengah dari seluruh tentara negara itu.
Moskow telah berulang kali menolak tuduhan dari dinas intelijen Ukraina dan laporan di outlet berita Barat bahwa Rusia meningkatkan personelnya di sepanjang perbatasan sebelum meluncurkan serangan terhadap negara Eropa timur itu.
Peskov mengecam klaim tersebut. Dia bersikeras, “Histeria ini, yang sedang diaduk sekarang di media Anglo-Saxon, di media Ukraina, dan didukung para politisi Ukraina yang dipimpin kepala negara (Presiden Volodymyr Zelensky), sama sekali tidak dapat diterima.”
Sebelumnya pada November, juru bicara Kremlin mengatakan, "Pergerakan angkatan bersenjata kita di wilayah kita sendiri seharusnya tidak menjadi perhatian siapa pun dan Rusia bukanlah ancaman atau bahaya bagi negara lain.”
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova juga menuduh Kiev secara signifikan memperkuat kekuatan militernya di wilayah yang dilanda perang dengan “menarik peralatan berat dan personel” ke daerah tersebut.
Dia itu melanjutkan dengan mengutip laporan bahwa jumlah pasukan Ukraina di lapangan telah mencapai 125.000 orang, atau setengah dari seluruh tentara negara itu.
Moskow telah berulang kali menolak tuduhan dari dinas intelijen Ukraina dan laporan di outlet berita Barat bahwa Rusia meningkatkan personelnya di sepanjang perbatasan sebelum meluncurkan serangan terhadap negara Eropa timur itu.
Peskov mengecam klaim tersebut. Dia bersikeras, “Histeria ini, yang sedang diaduk sekarang di media Anglo-Saxon, di media Ukraina, dan didukung para politisi Ukraina yang dipimpin kepala negara (Presiden Volodymyr Zelensky), sama sekali tidak dapat diterima.”
Sebelumnya pada November, juru bicara Kremlin mengatakan, "Pergerakan angkatan bersenjata kita di wilayah kita sendiri seharusnya tidak menjadi perhatian siapa pun dan Rusia bukanlah ancaman atau bahaya bagi negara lain.”
(sya)
Lihat Juga :
tulis komentar anda