Prancis Bebaskan Pria Arab Saudi yang Dikira Tersangka Pembunuhan Khashoggi
Kamis, 09 Desember 2021 - 05:41 WIB
PARIS - Pihak berwenang Prancis membebaskan pria Arab Saudi yang dikira sebagai tersangka pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi tahun 2018 di Istanbul. Mereka mengakui salah mengidentifikasi pria tersebut.
Pembebasan berlangsung pada Rabu atau sehari setelah penangkapannya. Pria salah tangkap itu membawa paspor atas nama Khalid al-Otaibi, nama yang sama dengan salah satu tersangka pembunuhan Khashoggi.
"[Dia] dengan cepat dapat menuju Riyadh," kata Kedutaan Arab Saudi di Paris dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip AFP, Kamis (9/12/2021).
"Pengadilan Saudi telah mengeluarkan vonis terhadap semua orang yang mengambil bagian dalam pembunuhan keji Jamal Khashoggi, mereka semua saat ini menjalani hukuman mereka."
Kedutaan itu menambahkan bahwa para diplomatnya telah mengunjungi pria Arab Saudi tersebut selama penahanannya.
Polisi dan sumber peradilan Prancis awalnya mengatakan kepada media setempat bahwa dia adalah Khalid al-Otaibi, pria yang dicari berdasarkan surat perintah penangkapan internasional karena menjadi bagian dari regu pembunuh yang melakukan pembunuhan terhadap Khashoggi di Konsulat Arab Saudi di Istanbul.
"Dia telah dibebaskan," kata pihak kepolisian Prancis, menghancurkan harapan para juru kampanye dan orang-orang terkasih yang menganggap penahanan itu merupakan terobosan besar dalam upaya mereka untuk membawa para pelaku pembunuhan ke pengadilan.
Kedutaan Arab Saudi di Paris mengeluarkan pernyataan pada Selasa malam yang mengatakan bahwa pria yang ditangkap itu tidak ada hubungannya dengan kasus pembunuhan Khashoggi dan menuntut pembebasannya segera.
Pembunuhan terhadap Khashoggi telah memicu kemarahan internasional yang terus bergema, di mana badan-badan intelijen Barat menuduh penguasa de facto Kerajaan Arab Saudi Putra Mahkota Mohammed bin Salman mengizinkan pembunuhan itu.
Direktur eksekutif kelompok pro-demokrasi DAWN yang didirikan oleh Khashoggi, Sarah Leah Whitson, menyebut penangkapan yang keliru itu sebagai "tampilan ketidakmampuan yang luar biasa" oleh polisi Prancis. Namun, dia menekankan apa yang dia sebut sebagai "kabar baik".
Jurnalis Prancis yang juga direktur eksekutif Reporters Without Borders (RSF), Christophe Deloire, mencatat kesalahan tersebut, dan menambahkan: "Kami tetap dimobilisasi sehingga para pembunuh Jamal Khashoggi muncul di hadapan otoritas kehakiman yang independen."
"Itu adalah rincian dari otoritas kehakiman Turki yang membuat kami membebaskannya," imbuh sumber peradilan Prancis, tanpa memberikan informasi lebih lanjut.
Jamal Khashoggi, jurnalis pembangkang Arab Saudi yang tinggal di pengasingan di Amerika Serikat, memasuki Konsulat Arab Saudi di Istanbul pada 2 Oktober 2018 untuk mengajukan dokumen guna menikahi tunangannya asal Turki. Sejak masuk konsulat itulah, dia dibunuh dan dimutilasi.
Pembebasan berlangsung pada Rabu atau sehari setelah penangkapannya. Pria salah tangkap itu membawa paspor atas nama Khalid al-Otaibi, nama yang sama dengan salah satu tersangka pembunuhan Khashoggi.
Baca Juga
"[Dia] dengan cepat dapat menuju Riyadh," kata Kedutaan Arab Saudi di Paris dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip AFP, Kamis (9/12/2021).
"Pengadilan Saudi telah mengeluarkan vonis terhadap semua orang yang mengambil bagian dalam pembunuhan keji Jamal Khashoggi, mereka semua saat ini menjalani hukuman mereka."
Kedutaan itu menambahkan bahwa para diplomatnya telah mengunjungi pria Arab Saudi tersebut selama penahanannya.
Polisi dan sumber peradilan Prancis awalnya mengatakan kepada media setempat bahwa dia adalah Khalid al-Otaibi, pria yang dicari berdasarkan surat perintah penangkapan internasional karena menjadi bagian dari regu pembunuh yang melakukan pembunuhan terhadap Khashoggi di Konsulat Arab Saudi di Istanbul.
"Dia telah dibebaskan," kata pihak kepolisian Prancis, menghancurkan harapan para juru kampanye dan orang-orang terkasih yang menganggap penahanan itu merupakan terobosan besar dalam upaya mereka untuk membawa para pelaku pembunuhan ke pengadilan.
Kedutaan Arab Saudi di Paris mengeluarkan pernyataan pada Selasa malam yang mengatakan bahwa pria yang ditangkap itu tidak ada hubungannya dengan kasus pembunuhan Khashoggi dan menuntut pembebasannya segera.
Pembunuhan terhadap Khashoggi telah memicu kemarahan internasional yang terus bergema, di mana badan-badan intelijen Barat menuduh penguasa de facto Kerajaan Arab Saudi Putra Mahkota Mohammed bin Salman mengizinkan pembunuhan itu.
Direktur eksekutif kelompok pro-demokrasi DAWN yang didirikan oleh Khashoggi, Sarah Leah Whitson, menyebut penangkapan yang keliru itu sebagai "tampilan ketidakmampuan yang luar biasa" oleh polisi Prancis. Namun, dia menekankan apa yang dia sebut sebagai "kabar baik".
Jurnalis Prancis yang juga direktur eksekutif Reporters Without Borders (RSF), Christophe Deloire, mencatat kesalahan tersebut, dan menambahkan: "Kami tetap dimobilisasi sehingga para pembunuh Jamal Khashoggi muncul di hadapan otoritas kehakiman yang independen."
"Itu adalah rincian dari otoritas kehakiman Turki yang membuat kami membebaskannya," imbuh sumber peradilan Prancis, tanpa memberikan informasi lebih lanjut.
Jamal Khashoggi, jurnalis pembangkang Arab Saudi yang tinggal di pengasingan di Amerika Serikat, memasuki Konsulat Arab Saudi di Istanbul pada 2 Oktober 2018 untuk mengajukan dokumen guna menikahi tunangannya asal Turki. Sejak masuk konsulat itulah, dia dibunuh dan dimutilasi.
(min)
tulis komentar anda