Saat Dunia Dihajar Covid-19, Penjualan Senjata Malah Menggila

Selasa, 07 Desember 2021 - 09:56 WIB
Perusahaan China menempati posisi kedua, dengan total pendapatan USD66,8 miliar, atau naik 13% dari penjualan senjata global pada 2020.

SIPRI menjelaskan, “Keberhasilan ini terkait program modernisasi militer Beijing yang mampu mengubah perusahaan pertahanan lokal menjadi beberapa produsen teknologi militer paling maju di dunia."

26 produsen senjata Eropa menunjukkan "hasil yang beragam" tahun lalu, menurut lembaga Swedia itu.

Inggris berada di urutan ketiga secara keseluruhan setelah China, dengan tujuh perusahaannya di 100 Teratas menghasilkan USD37,5 miliar, yang merupakan peningkatan 6,2% dari 2019.

Perusahaan Jerman melihat keuntungan mereka tumbuh sebesar 1,3% dan mencapai USD8,9 miliar, sementara penjualan rekan-rekan mereka di Prancis turun 7,7%.

Tren penurunan yang dimulai pada 2018 berlanjut untuk produsen senjata Rusia tahun lalu, klaim laporan itu.

Sembilan perusahaan Rusia dalam Top 100 mengalami penurunan penjualan dari USD28,2 miliar pada 2019 menjadi USD26,4 miliar.

“Kemunduran tersebut dapat dijelaskan dengan berakhirnya Program Persenjataan Negara 2011–2020 dan diversifikasi industri pertahanan Rusia, karena perusahaan-perusahaan ditugaskan meningkatkan pangsa penjualan sipil mereka menjadi 50% pada 2030,” ungkap para penulis laporan.

Mereka tidak menyebutkan sanksi dan tekanan oleh Washington pada negara-negara yang ingin membeli senjata buatan Rusia di antara alasan yang mungkin mempengaruhi.

“Laporan oleh SIPRI tidak dapat dianggap sebagai sumber informasi yang objektif,” ungkap konglomerat industri militer Rusia Rostec dalam menanggapi angka-angka baru tersebut.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More