Ngeri, Rusia Ingatkan Skenario Mimpi Buruk Konfrontasi Militer di Eropa
Kamis, 02 Desember 2021 - 21:49 WIB
MOSKOW - Eropa mungkin akan kembali ke situasi konfrontasi militer dan NATO sepenuhnya menolak mendengarkan semua proposal Rusia untuk mengurangi ketegangan.
Peringatan itu diungkapkan Menteri Luar Negeri (Menlu) Rusia Sergey Lavrov pada Kamis (2/12/2021).
Berbicara di Stockholm, yang saat ini menjadi tuan rumah pertemuan Dewan Menteri OSCE, Lavrov menekankan Moskow ingin meningkatkan "stabilitas strategis" di benua itu, yang katanya "cepat terkikis."
"NATO menolak mempertimbangkan proposal kami tentang penurunan ketegangan dan pencegahan insiden berbahaya," ungkap Lavrov.
Dia menuduh blok pimpinan Amerika Serikat (AS) itu menolak diskusi konstruktif. “Sebaliknya, infrastruktur militer aliansi bergerak lebih dekat ke perbatasan Rusia… Skenario mimpi buruk dari konfrontasi militer kembali lagi,” ujar dia.
Baca juga: Belarusia Siap Dukung Rusia Jika Terjadi Serangan dari Ukraina
Komentar Lavrov muncul di tengah meningkatnya kekhawatiran atas dugaan penumpukan militer di perbatasan Rusia dengan Ukraina.
Sejak awal November, beberapa media Barat mengklaim Moskow merencanakan “invasi” terhadap tetangganya, Ukraina. Tuduhan itu dibantah keras oleh Kremlin.
Bulan lalu, Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg meminta Rusia untuk transparan tentang kegiatan militernya. NATO menyebut penumpukan pasukan Rusia yang diklaim “besar” dan “tidak biasa.”
"Kita harus jernih, kita harus realistis tentang tantangan yang kita hadapi. Kita tahu bahwa Rusia telah bersedia menggunakan jenis kemampuan militer ini sebelumnya untuk melakukan tindakan agresif terhadap Ukraina," papar dia.
Peringatan itu diungkapkan Menteri Luar Negeri (Menlu) Rusia Sergey Lavrov pada Kamis (2/12/2021).
Berbicara di Stockholm, yang saat ini menjadi tuan rumah pertemuan Dewan Menteri OSCE, Lavrov menekankan Moskow ingin meningkatkan "stabilitas strategis" di benua itu, yang katanya "cepat terkikis."
"NATO menolak mempertimbangkan proposal kami tentang penurunan ketegangan dan pencegahan insiden berbahaya," ungkap Lavrov.
Dia menuduh blok pimpinan Amerika Serikat (AS) itu menolak diskusi konstruktif. “Sebaliknya, infrastruktur militer aliansi bergerak lebih dekat ke perbatasan Rusia… Skenario mimpi buruk dari konfrontasi militer kembali lagi,” ujar dia.
Baca juga: Belarusia Siap Dukung Rusia Jika Terjadi Serangan dari Ukraina
Komentar Lavrov muncul di tengah meningkatnya kekhawatiran atas dugaan penumpukan militer di perbatasan Rusia dengan Ukraina.
Sejak awal November, beberapa media Barat mengklaim Moskow merencanakan “invasi” terhadap tetangganya, Ukraina. Tuduhan itu dibantah keras oleh Kremlin.
Bulan lalu, Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg meminta Rusia untuk transparan tentang kegiatan militernya. NATO menyebut penumpukan pasukan Rusia yang diklaim “besar” dan “tidak biasa.”
"Kita harus jernih, kita harus realistis tentang tantangan yang kita hadapi. Kita tahu bahwa Rusia telah bersedia menggunakan jenis kemampuan militer ini sebelumnya untuk melakukan tindakan agresif terhadap Ukraina," papar dia.
(sya)
tulis komentar anda