Shinzo Abe: China Serang Taiwan, Jepang-AS Tidak Akan Berdiam Diri
Rabu, 01 Desember 2021 - 14:30 WIB
TOKYO - Jepang dan Amerika Serikat (AS) tidak dapat berdiam diri jika China menyerang Taiwan , dan Beijing perlu memahami hal ini. Demikian pernyataan mantan perdana menteri Jepang, Shinzo Abe .
Ketegangan terkait Taiwan telah meningkat ketika Presiden China Xi Jinping berusaha untuk menegaskan klaim kedaulatan negaranya terhadap pulau yang diperintah secara demokratis itu. Pemerintah Taiwan mengatakan menginginkan perdamaian, tetapi akan membela diri jika diperlukan.
Berbicara secara virtual kepada sebuah forum yang diselenggarakan oleh lembaga think tank Taiwan Institute for National Policy Research, Abe mencatat bahwa pulau Senkaku - yang disebut China sebagai Kepulauan Diaoyu - pulau Sakishima dan pulau Yonaguni hanya berjarak sekitar 100 kilometer dari Taiwan.
Ia menegaskan bahwa invasi bersenjata ke Taiwan akan menjadi bahaya besar bagi Jepang.
"Keadaan darurat Taiwan adalah keadaan darurat Jepang, dan oleh karena itu keadaan darurat bagi aliansi Jepang-AS. Orang-orang di Beijing, khususnya Presiden Xi Jinping, seharusnya tidak pernah salah paham dalam mengakui hal ini," kata Abe seperti dikutip dari CNN, Rabu (01/12/2021).
Abe, yang mengundurkan diri sebagai perdana menteri tahun lalu, adalah kepala faksi terbesar Partai Demokrat Liberal yang berkuasa di Jepang dan tetap menjadi sosok yang berpengaruh di dalam partai.
Mengenai hubungan China-Jepang ke depan, Abe mengatakan Jepang harus memajukan hubungannya dengan China sambil dengan tegas mengatakan kepada tetangga raksasanya itu apa yang perlu dikatakan, mengulangi pernyataan Perdana Menteri petahana Fumio Kishida.
"Jepang, Taiwan dan semua orang yang percaya pada demokrasi perlu terus mendesak Presiden Xi Jinping dan para pemimpin Partai Komunis China lainnya berulang kali untuk tidak melangkah ke jalan yang salah," kata Abe.
Berbicara kepada audiens yang termasuk Cheng Wen-tsan, walikota kota Taoyuan di Taiwan utara, yang diperkirakan sebagai calon presiden di masa depan, Abe mengatakan Jepang dan Taiwan harus bekerja sama untuk melindungi kebebasan dan demokrasi.
"Taiwan yang lebih kuat, Taiwan yang berkembang, dan Taiwan yang menjamin kebebasan dan hak asasi manusia juga menjadi kepentingan Jepang. Tentu saja, ini juga untuk kepentingan seluruh dunia," pungkasnya.
Jepang adalah tuan rumah bagi pangkalan militer utama AS, termasuk di pulau selatan Okinawa. Jarak penerbangan yang singkat dari Taiwan akan sangat penting untuk dukungan AS selama serangan China.
AS terikat oleh hukum untuk memberi Taiwan sarana untuk membela diri, meskipun ada ambiguitas tentang apakah negara itu akan mengirim pasukan untuk membantu Taiwan dalam perang dengan China.
Bulan lalu, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan Amerika dan sekutunya akan mengambil "tindakan" yang tidak ditentukan jika China menggunakan kekuatan untuk mengubah status quo atas Taiwan.
Ketegangan terkait Taiwan telah meningkat ketika Presiden China Xi Jinping berusaha untuk menegaskan klaim kedaulatan negaranya terhadap pulau yang diperintah secara demokratis itu. Pemerintah Taiwan mengatakan menginginkan perdamaian, tetapi akan membela diri jika diperlukan.
Berbicara secara virtual kepada sebuah forum yang diselenggarakan oleh lembaga think tank Taiwan Institute for National Policy Research, Abe mencatat bahwa pulau Senkaku - yang disebut China sebagai Kepulauan Diaoyu - pulau Sakishima dan pulau Yonaguni hanya berjarak sekitar 100 kilometer dari Taiwan.
Ia menegaskan bahwa invasi bersenjata ke Taiwan akan menjadi bahaya besar bagi Jepang.
"Keadaan darurat Taiwan adalah keadaan darurat Jepang, dan oleh karena itu keadaan darurat bagi aliansi Jepang-AS. Orang-orang di Beijing, khususnya Presiden Xi Jinping, seharusnya tidak pernah salah paham dalam mengakui hal ini," kata Abe seperti dikutip dari CNN, Rabu (01/12/2021).
Abe, yang mengundurkan diri sebagai perdana menteri tahun lalu, adalah kepala faksi terbesar Partai Demokrat Liberal yang berkuasa di Jepang dan tetap menjadi sosok yang berpengaruh di dalam partai.
Mengenai hubungan China-Jepang ke depan, Abe mengatakan Jepang harus memajukan hubungannya dengan China sambil dengan tegas mengatakan kepada tetangga raksasanya itu apa yang perlu dikatakan, mengulangi pernyataan Perdana Menteri petahana Fumio Kishida.
"Jepang, Taiwan dan semua orang yang percaya pada demokrasi perlu terus mendesak Presiden Xi Jinping dan para pemimpin Partai Komunis China lainnya berulang kali untuk tidak melangkah ke jalan yang salah," kata Abe.
Baca Juga
Berbicara kepada audiens yang termasuk Cheng Wen-tsan, walikota kota Taoyuan di Taiwan utara, yang diperkirakan sebagai calon presiden di masa depan, Abe mengatakan Jepang dan Taiwan harus bekerja sama untuk melindungi kebebasan dan demokrasi.
"Taiwan yang lebih kuat, Taiwan yang berkembang, dan Taiwan yang menjamin kebebasan dan hak asasi manusia juga menjadi kepentingan Jepang. Tentu saja, ini juga untuk kepentingan seluruh dunia," pungkasnya.
Jepang adalah tuan rumah bagi pangkalan militer utama AS, termasuk di pulau selatan Okinawa. Jarak penerbangan yang singkat dari Taiwan akan sangat penting untuk dukungan AS selama serangan China.
AS terikat oleh hukum untuk memberi Taiwan sarana untuk membela diri, meskipun ada ambiguitas tentang apakah negara itu akan mengirim pasukan untuk membantu Taiwan dalam perang dengan China.
Bulan lalu, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan Amerika dan sekutunya akan mengambil "tindakan" yang tidak ditentukan jika China menggunakan kekuatan untuk mengubah status quo atas Taiwan.
(ian)
tulis komentar anda