Lukashenko Minta Rusia Kerahkan Senjata Nuklir ke Belarusia

Rabu, 01 Desember 2021 - 02:12 WIB
Kepala blok militer pimpinan AS itu mengatakan bahwa rencana pengiriman persenjataan diperlukan karena dugaan ancaman yang ditimbulkan oleh Rusia.



Proposal Stoltenberg memicu kemarahan di Kremlin, dengan Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Alexander Grushko menyatakan bahwa pernyataan kepala NATO mengancam perjanjian damai yang ditandatangani antara kedua pihak. The Founding Act on Mutual Relations, Cooperation and Security, ditandatangani antara Rusia dan blok pimpinan AS itu pada Mei 1997. Berdasarkan perjanjian tersebut, Moskow dan NATO tidak menganggap satu sama lain sebagai lawan. Dokumen tersebut secara terpisah berjanji untuk tidak menempatkan senjata nuklir di wilayah anggota baru blok tersebut sejak tanggal tersebut dan seterusnya.

Potensi penyebaran hulu ledak nuklir oleh blok militer itu lebih dekat ke Rusia telah lama menjadi titik pertikaian dalam hubungan antara kedua kekuatan. Tahun lalu, wakil menteri luar negeri Rusia, Sergey Ryabkov, mengatakan bahwa Moskow berharap AS akan berhenti 'berbagi' senjata nuklir dengan sekutunya.

Belarusia telah terkunci dalam pertikaian yang memburuk dengan negara tetangganya Polandia dalam beberapa pekan terakhir di tengah peningkatan tajam dalam jumlah migran yang berusaha melintasi perbatasan. Uni Eropa menuduh Minsk telah menerbang migran dari negara-negara bermasalah seperti Irak dan Suriah, sebelum memaksa orang-orang yang putus asa itu untuk menyerang pagar perbatasan dalam upaya untuk menekan blok tersebut atas sanksi terhadap negara tersebut.

Berbicara awal bulan ini, Lukashenko mengakui ada kemungkinan beberapa pejabatnya telah membantu calon pencari suaka untuk menyeberang, tetapi mengatakan itu tidak layak untuk dilihat. Sebaliknya Minsk menuduh Uni Eropa mendalangi "perang hibrida" dengan menjamu tokoh-tokoh oposisi di pengasingan dan outlet media yang dilarang di Belarusia.

(ian)
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More