Momok bagi Narapidana, Harga Pedang Algojo Arab Saudi Rp46 Juta
Jum'at, 26 November 2021 - 14:00 WIB
RIYADH - Pedang algojo Arab Saudi menjadi alat yang penting dalam eksekusi terpidana mati di Arab Saudi. Pedang algojo harus memenuhi syarat ketat agar bisa memenuhi kriteria untuk dipakai memenggal kepala terpidana mati di Arab Saudi.
Ada banyak versi tentang pedang algojo di Arab Saudi. Ada yang berpendapat pedangnya adalah seperti golok biasa. Ada juga yang berpendapat pedang algojo Arab Saudi sedikit lebih panjang daripada pedang biasa.
Namun, pengakuan dari salah satu algojo di Arab Saudi, Abdallah bin Said tentang pedang algojo Arab Saudi bisa menjadi patokan.
Abdallah bin Said sendiri adalah algojo Arab Saudi yang bertugas di Mekkah yang sudah puluhan tahun bekerja sebagai algojo di Arab Saudi.
Pedang yang dipakai Abdallah untuk menjalankan tugasnya sebagia algojo di Arab Saudi adalah pedang yang terbuat dari besi.
Pedang algojo Arab Saudi yang dipakai Abdallah diproduksi di Jowhar, kota kecil di Somalia, sekitar 90 km di utara Modagishu.
Pedang yang digunakan Abdallah untuk mengeksekusi mati terpidana mati juga bukan pedang murahan. Harga pedang algojo Arab Saudi seperti Abdallah bisa mencapai Rp46 juta. Harga ini tentu sebanding dengan kualitas pedang yang dimiliki.
Pedang yang dia pakai disebut pedang Qaridha. Pedang Qaridha ini dipakai memenggal kepala terpidana mati secara vertikal. Pedang Qaridha ini mampu memotong leher manusia dalam sekali tebas yang membuat tugas algojo Arab Saudi menjadi lebih mudah.
Pedang yang dipakai para algojo Arab Saudi adalah pemberian dari pemerintah Arab Saudi. Melalui Kementerian Dalam Negeri Arab Saudi, para algojo Arab Saudi mendapatkan fasilitas berupa pedang khusus yang digunakan untuk eksekusi terpidana mati saja sesuai keputusan pengadilan setempat.
Pedang yang dipakai harus tajam dan tidak mudah patah. Pedang harus mampu memotong kepala manusia dalam sekali tebas. Jika tidak bisa memotong leher manusia dalam sekali tebas, pasti akan menyakiti terpidana mati tersebut karena masih merasakan sakit ketika lehernya tidak terpotong sempurna.
Tidak heran jika pedang para algojo Arab Saudi sangat tajam dan panjang. Bahan yang dipakai juga bukan bahan sembarangan.
Dengan harga sampai Rp46 juta, maka pedang yang dipakai dipastikan bisa memenggal leher manusia dalam sekali tebas saja.
Abdallah tidak hanya memenggal kepala. Dalam suatu tayangan di televisi, dia juga melaksanakan hukuman potong tangan dan potong kaki sesuai keputusan pengadilan setempat.
Dia melakukan hukuman potong tangan dan kaki untuk kejahatan tertentu yang tentu saja tidak sampai menghilangkan nyawa orang lain seperti mencuri, merampok, dan lainnya.
Walau sudah dibekali pedang Qaridha yang super tajam, algojo Arab Saudi harus bisa menentukan titik yang pas untuk bisa memotong leher terpidana mati dalam sekali tebas. Karena jika meleset sedikit saja, akan membuat terpidana mati kesakitan karena tidak langsung mati.
Para algojo Arab Saudi agak dibuat kesulitan ketika terpidana mati yang dipancung adalah perempuan. Karena terpidana mati perempuan harus ditutup lehernya karena termasuk aurat wanita.
Hal ini yang membuat para algojo harus bisa teliti dalam memenggal kepala terpidana wanita tersebut.
Jika terpidana matinya laki-laki, akan lebih mudah karena lehernya tidak ditutup. Terpidana laki-laki yang dipenggal kepalanya bisa melihat pemandangan sekitar sebelum dia dieksekusi mati.
Walau pekerjaan yang dilakukan berurusan dengan nyawa orang, para algojo Arab Saudi ini tidak terlalu terpengaruh dalam kehidupan pribadinya.
Mereka tetap bisa bergaul dan bercengkerama dengan orang-orang terdekatnya tanpa ada rasa canggung sama sekali.
Ada banyak versi tentang pedang algojo di Arab Saudi. Ada yang berpendapat pedangnya adalah seperti golok biasa. Ada juga yang berpendapat pedang algojo Arab Saudi sedikit lebih panjang daripada pedang biasa.
Namun, pengakuan dari salah satu algojo di Arab Saudi, Abdallah bin Said tentang pedang algojo Arab Saudi bisa menjadi patokan.
Abdallah bin Said sendiri adalah algojo Arab Saudi yang bertugas di Mekkah yang sudah puluhan tahun bekerja sebagai algojo di Arab Saudi.
Pedang yang dipakai Abdallah untuk menjalankan tugasnya sebagia algojo di Arab Saudi adalah pedang yang terbuat dari besi.
Pedang algojo Arab Saudi yang dipakai Abdallah diproduksi di Jowhar, kota kecil di Somalia, sekitar 90 km di utara Modagishu.
Pedang yang digunakan Abdallah untuk mengeksekusi mati terpidana mati juga bukan pedang murahan. Harga pedang algojo Arab Saudi seperti Abdallah bisa mencapai Rp46 juta. Harga ini tentu sebanding dengan kualitas pedang yang dimiliki.
Pedang yang dia pakai disebut pedang Qaridha. Pedang Qaridha ini dipakai memenggal kepala terpidana mati secara vertikal. Pedang Qaridha ini mampu memotong leher manusia dalam sekali tebas yang membuat tugas algojo Arab Saudi menjadi lebih mudah.
Pedang yang dipakai para algojo Arab Saudi adalah pemberian dari pemerintah Arab Saudi. Melalui Kementerian Dalam Negeri Arab Saudi, para algojo Arab Saudi mendapatkan fasilitas berupa pedang khusus yang digunakan untuk eksekusi terpidana mati saja sesuai keputusan pengadilan setempat.
Pedang yang dipakai harus tajam dan tidak mudah patah. Pedang harus mampu memotong kepala manusia dalam sekali tebas. Jika tidak bisa memotong leher manusia dalam sekali tebas, pasti akan menyakiti terpidana mati tersebut karena masih merasakan sakit ketika lehernya tidak terpotong sempurna.
Tidak heran jika pedang para algojo Arab Saudi sangat tajam dan panjang. Bahan yang dipakai juga bukan bahan sembarangan.
Dengan harga sampai Rp46 juta, maka pedang yang dipakai dipastikan bisa memenggal leher manusia dalam sekali tebas saja.
Abdallah tidak hanya memenggal kepala. Dalam suatu tayangan di televisi, dia juga melaksanakan hukuman potong tangan dan potong kaki sesuai keputusan pengadilan setempat.
Dia melakukan hukuman potong tangan dan kaki untuk kejahatan tertentu yang tentu saja tidak sampai menghilangkan nyawa orang lain seperti mencuri, merampok, dan lainnya.
Walau sudah dibekali pedang Qaridha yang super tajam, algojo Arab Saudi harus bisa menentukan titik yang pas untuk bisa memotong leher terpidana mati dalam sekali tebas. Karena jika meleset sedikit saja, akan membuat terpidana mati kesakitan karena tidak langsung mati.
Para algojo Arab Saudi agak dibuat kesulitan ketika terpidana mati yang dipancung adalah perempuan. Karena terpidana mati perempuan harus ditutup lehernya karena termasuk aurat wanita.
Hal ini yang membuat para algojo harus bisa teliti dalam memenggal kepala terpidana wanita tersebut.
Jika terpidana matinya laki-laki, akan lebih mudah karena lehernya tidak ditutup. Terpidana laki-laki yang dipenggal kepalanya bisa melihat pemandangan sekitar sebelum dia dieksekusi mati.
Walau pekerjaan yang dilakukan berurusan dengan nyawa orang, para algojo Arab Saudi ini tidak terlalu terpengaruh dalam kehidupan pribadinya.
Mereka tetap bisa bergaul dan bercengkerama dengan orang-orang terdekatnya tanpa ada rasa canggung sama sekali.
(sya)
tulis komentar anda