Luar Biasa! China Kalahkan AS sebagai Negara Terkaya di Dunia

Rabu, 17 November 2021 - 07:00 WIB
Seorang wanita berbelanja tas mewah di toko Louis Vuitton di Shanghai, China. Foto/REUTERS
BEIJING - China secara resmi melampaui Amerika Serikat (AS) untuk menjadi ekonomi terbesar di dunia berdasarkan produk domestik bruto (PDB) pada akhir 2020-an. Data itu berdasarkan proyeksi para ekonom Barat, Bank Dunia, Dana Moneter Internasional (IMF), dan bank investasi global utama.

PDB China diperkirakan mencapai USD15,6 triliun pada 2021, dibandingkan dengan USD23,2 triliun untuk AS. Selisih kecil itu diprediksi dapat dilampaui hanya dalam waktu kurang dari dua tahun. Adapun untuk kekayaan bersih, China sudah melampaui AS saat ini.

“China telah melampaui Amerika Serikat untuk menjadi negara terkaya tunggal di dunia dalam hal total kekayaan bersih,” papar kesimpulan McKinsey & Company, perusahaan konsultan manajemen global.



Dalam laporan yang dirilis Senin (15/11/2021), McKinsey menghitung China menyumbang hampir sepertiga dari total pertumbuhan global selama dua puluh tahun terakhir, meningkat lebih dari USD110 triliun dari titik awal tahun 2000 yang hanya USD7 triliun.



Laporan tersebut, yang mengukur kekayaan bersih yang dikumpulkan sepuluh negara yang menyumbang lebih dari 60% dari PDB global, menghitung AS membukukan keuntungan bersih yang lebih kecil, tetapi juga mengesankan yakni USD45 triliun, dua kali lipat dari angka yang diposting pada 2000.

Di kedua negara, lebih dari 2/3 kekayaan dikatakan terkonsentrasi di antara sepuluh persen rumah tangga teratas.

Sesuai metodologi laporan, sekitar 68% dari kekayaan bersih didasarkan pada real estat saat harga yang melonjak secara substansial di sebagian besar dunia selama dua puluh tahun terakhir.

Oleh karena itu, perhitungan tersebut berpotensi dipertanyakan di tengah harga rumah yang tidak terkendali di banyak kota AS, dan peringatan suram yang keluar dari China bahwa raksasa konstruksi Evergrande berada di ambang kehancuran, dan dapat membawa serta ekonomi dunia jika meledak dengan beban utang USD305 miliar.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More