Uni Afrika Terus Galang Upaya Bersama Lawan Covid-19

Jum'at, 05 Juni 2020 - 18:15 WIB
Duta Besar (Dubes) RI untuk Ethiopia, Djibouti, dan Uni Afrika Al Busyra Basnur. Foto/KBRI
ADDIS ABABA - Uni Afrika (UA) memimpin upaya penanganan wabah virus corona di benua tersebut. Dengan 55 negara anggota, UA menerapkan berbagai kebijakan agar wabah itu tak semakin meluas.

Kasus virus corona di Ethiopia mencapai sekitar 1.636 orang, meninggal 18 orang dan sembuh 150 orang. Kasus di Djibouti mencapai 4.054 orang dan meninggal 26 orang. Jumlah tersebut masih relatif rendah dibandingkan negara-negara lain di dunia.

Kondisi pandemi juga mempengaruhi warga negara Indonesia (WNI) yang ada di Ethiopia, terutama saat Ramadhan dan Idul Fitri. "Suasana Idul Fitri di Addis Ababa berbeda dengan yang terjadi tahun lalu. KBRI tahun lalu menggelar salat Idul Fitri bersama masyarakat Indonesia dan sahabat-sahabat kita di Ethiopia. Lalu kita silaturahmi dan makan bersama," ungkap Al Busyra Basnur, Duta Besar (Dubes) RI untuk Ethiopia, Djibouti, dan Uni Afrika saat wawancara live bertema New Normal dan Pandemi di Afrika dengan M Ridwan dari Sindonews.



"Tahun ini karena ada aturan protokol dari pemerintah setempat, kita mematuhi itu. Namun staf KBRI dan keluarga tetap menggelar salat Idul Fitri. Jadi sekitar 25 dan 30 orang," papar Al Busyra.

Menurut dia, ada masyarakat Indonesia sekitar 100 lebih di kawasan lain, menggelar salat Idul Fitri di salah satu gedung perusahaan Indonesia di situ dengan protokol yang ditetapkan pemerintah di sini. "Masjid dan gereja juga ditutup selama pandemi ini. Sehingga ibadah dilakukan di rumah masing-masing. Tapi tidak mengurangi kekhusukan," ujar dia.

Sejak ini Ethiopia masih menetapkan kondisi darurat. "Mayoritas penduduk patuh pada ketetapan pemerintah terkait Covid-19," kata Al Busyra.

Negara-negara di Afrika masih menutup tempat ibadah, universitas, kantor pemerintah dan menetapkan kebijakan bekerja dari rumah.

Kasus pertama Covid-19 di Afrika ditemukan pada 14 Februari 2020 di Mesir. "Sampai sekarang, jumlah positif di Afrika cukup banyak, dengan lima negara terbesar, Afrika Selatan, Mesir, Nigeria, Aljazair, Ghana," papar dia.

Sebanyak 55 negara anggota Uni Afrika mendapat tantangan seperti keterbatasan alat-alat tes, fasilitas kesehatan, jumlah petugas medis, dan kemiskinan yang tinggi di berbagai tempat atau wilayah, serta adanya situasi konflik di beberapa kawasan.

"Namun Uni Afrika di bawah kepemimpinan Afrika Selatan telah mengambil banyak inisiatif kegiatan bersama untuk mengatasi Covid-19," kata Al Busyra. (Baca Juga: Lockdown Bongkar Para Suami Poligami, Perceraian Naik 30% di Saudi)

Uni Afrika memimpin berbagai upaya terkoordinasi dengan setiap negara anggota untuk mengatasi wabah corona tersebut. (Baca Juga: 2021, Jepang Akan Mulai Lakukan Vaksinasi Covid-19)
(sya)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More