Latihan Perang, Iran Sesumbar Siap Lawan AS dan Israel Sekaligus

Senin, 08 November 2021 - 07:05 WIB
Iran latihan perang berskala besar di tengah ketegangan dengan AS dan Israel menjelang perundingan nuklir Teheran. Foto/REUTERS
TEHERAN - Iran memulai latihan perang skala besar pada hari Minggu (7/11/2021) di tengah ketegangan menjelang perundingan nuklir. Selama latihan tersebut, militer Teheran sesumbar sudah siap melawan Amerika Serikat (AS) dan Israel sekaligus.

"Pasukan Iran selalu siap untuk konfrontasi strategis, operasional dan taktis dalam pertahanan melawan AS dan Israel," kata Komandan Markas Pusat Khatam-al Anbiya Iran, Mayor Jenderal Gholam Ali Rashid, seperti dilansir dari Russia Today, Senin (8/11/2021).



Latihan perang yang diberi nama "Zolfaghar-1400" mencakup manuver di beberapa wilayah di Laut Merah dan Teluk Oman, yang terhubung ke Teluk Persia melalui Selat Hormuz yang strategis.



Media setempat melaporkan Angkatan Laut dan Angkatan Udara Iran berlatih menyerang sasaran menggunakan berbagai drone di antara senjata lainnya di bagian selatan negara itu. Mereka melakukan koordinasi yang erat dengan pasukan darat dan unit respons cepat.

Seorang juru bicara latihan perang, Laksamana Muda Mahmoud Mousavi, mengatakan bahwa berbagai cabang militer sedang berlatih untuk melakukan serangan mendadak terhadap musuh. "Jet tempur F-4 berlatih menghantam sasaran Angkatan Laut dengan rudal anti-kapal, di antara kegiatan lainnya," katanya.

Latihan tersebut berlangsung beberapa minggu menjelang pembicaraan untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir internasional 2015, yang dikenal sebagai Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA).



Perjanjian JCPOA 2015 mengamanatkan pembatasan program nuklir Iran dengan imbalan pencabutan sanksi internasional. Negosiasi diperkirakan akan dilanjutkan pada 29 November 2021 di Wina.

AS secara sepihak meninggalkan JCPOA di bawah pemerintahan Donald Trump pada 2018 dan memberlakukan kembali sanksi terhadap Teheran. Iran menanggapi dengan secara bertahap mengurangi komitmennya sendiri terhadap perjanjian itu.

Pekan lalu, Presiden Joe Biden dan para pemimpin Prancis, Jerman, dan Inggris meminta Iran untuk segera kembali ke upaya itikad baik untuk melanjutkan negosiasi.

Presiden Iran Ebrahim Raisi menegaskan pada hari Kamis pekan lalu bahwa negaranya tidak akan meninggalkan pembicaraan, tetapi akan terus menuntut Washington mencabut sanksi terhadap Teheran.
(min)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More