Putus Asa, Ayah di Afghanistan Jual Anak Perempuannya Rp31 Juta Buat Beli Makan

Kamis, 04 November 2021 - 05:49 WIB
Seorang ayah di Afghanistan menjual anak peerempuannya Rp31 juta buat beli makan. Foto/Kolase/Sindonews
KABUL - Seorang ayah yang putus asa di Afghanistan terpaksa menjual putrinya yang berusia 9 tahun untuk membeli makanan bagi keluarganya. Parwana Malik dijual dengan harga sekitar $2.200 atau sekira Rp31 juta kepada seorang pria yang mengaku berusia 55 tahun.

Malik mengatakan bahwa baginya, ia mengkhawatirkan "lelaki tua" itu akan memukulinya dan memaksanya melakukan pekerjaan di sekitar rumah.

Orang tua Malik mengatakan mereka tidak punya pilihan lain selain menjual putri mereka. Ketika ekonomi negara mereka runtuh di tengah pengambilalihan kekuasaan oleh Taliban , keluarganya menjadi tidak mampu membeli kebutuhan apa pun termasuk makanan.



Keluarga Malik telah tinggal di kamp pengungsian Afghanistan di provinsi Badghis barat laut selama empat tahun terakhir. Mereka bertahan hidup dengan bantuan kemanusiaan dan pekerjaan kecil yang menghasilkan cukup uang untuk menyediakan makanan bagi keluarga.

Saudari Malik yang berusia 12 tahun sudah dijual kepada seorang pria beberapa bulan sebelumnya guna membantu membayar kebutuhan dasar.



Dalam rekaman yang diambil saat Malik diperkenalkan kepada pria itu, dia tampak menolak dan terlihat menggali tumitnya ke tanah. Ayahnya mengatakan kepada pria itu untuk "tolong jaga dia" dan memohon padanya untuk tidak memukulinya.

Tapi pria itu mengatakan dia tidak membeli Malik sebagai pengantin, melainkan untuk diurus oleh istrinya sendiri sebagai salah satu anak mereka sendiri.

"(Parwana) murah, dan ayahnya sangat miskin dan dia membutuhkan uang," kata pria itu kepada CNN yang dinukil Newsweek, Kamis (4/11/2021).

"Dia akan bekerja di rumah saya. Saya tidak akan memukulinya. Saya akan memperlakukannya seperti anggota keluarga. Saya akan bersikap baik," imbuhnya.

Setelah Taliban secara resmi mengambil alih Afghanistan pada 15 Agustus, keluarga Malik bersama dengan mayoritas warga Afghanistan merasa situasi mereka memburuk karena ekonomi runtuh bersama kehidupan normal mereka sehari-hari.



"Hari demi hari, jumlah keluarga yang menjual anak-anak mereka semakin meningkat," kata aktivis hak asasi manusia Mohammad Naiem Nazem.

"Kurangnya makanan, kurangnya pekerjaan, keluarga merasa mereka harus melakukan ini," ia menambahkan.

Ayah Malik, Abdul Malik, mengatakan dia mencoba segalanya untuk menghasilkan uang sehingga dia tidak harus menjual putrinya. Dia mengatakan bahwa dia melakukan perjalanan ke kota lain untuk mencari pekerjaan tetapi tidak berhasil. Dia juga mengatakan meminjam uang dari kerabat dan istrinya bahkan meminta makanan di sekitar kamp.

"Kami adalah delapan anggota keluarga," kata Abdul. "Saya harus menjual (anak) untuk menjaga anggota keluarga lainnya tetap hidup," tuturnya.

Malik mengatakan bahwa dia memiliki harapan untuk menjadi seorang guru dan tidak ingin melepaskan pendidikannya. Dia mengatakan dia berusaha untuk mengubah pikiran orang tuanya tetapi tidak bisa. Dengan menjual putrinya, Abdul mendapatkan domba, tanah, dan uang tunai senilai sekitar Rp31 juta.



Meskipun ilegal di Afghanistan untuk menikahi anak di bawah usia 15 tahun, namun hal itu masih merupakan praktik umum, terutama di daerah pedesaan. Dengan kelaparan nasional dan kemiskinan di dalam negeri, banyak orang tua menemukan diri mereka dalam situasi yang sama dengan Abdul.

Dengan seorang istri, tiga putri lagi, dan seorang putra di rumah, Abdul menyadari kenyataan pahit bahwa Rp31 juta yang dia terima untuk putrinya hanya akan mencukupi kebutuhan keluarganya untuk waktu yang singkat.

“Seperti yang saya lihat, kami tidak memiliki masa depan...masa depan kami hancur,” katanya.

"Saya harus menjual anak perempuan lagi jika situasi keuangan saya tidak membaik...mungkin anak yang berusia 2 tahun," akunya.

(ian)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More