UNICEF: Sejak 2015, 10 Ribu Anak Tewas atau Cacat Akibat Konflik Yaman
Sabtu, 23 Oktober 2021 - 22:00 WIB
JENEWA - Sepuluh ribu anak-anak Yaman tewas setelah kelompok Houthi yang bersekutu dengan Iran menggulingkan pemerintah pada 2015. Demikian dinyatakan badan yang mengurusi anak-anak di PBB, UNICEF .
“Konflik Yaman baru saja mencapai tonggak sejarah yang memalukan. Kami sekarang memiliki 10.000 anak yang telah terbunuh atau cacat sejak Maret 2015,” kata juru bicara UNICEF, James Elder dalam briefing PBB di Jenewa setelah kembali dari kunjungan ke Yaman.
“Itu setara dengan empat anak setiap hari,” kata Elder, seperti dikutip dari Arabnews, Jumat (22/10/2021). Ia menambahkan, lebih banyak lagi kematian atau cedera anak yang tidak dilaporkan. Menurutnya, empat dari setiap lima anak membutuhkan bantuan kemanusiaan di Yaman, sementara 400 ribu menderita kekurangan gizi akut dan lebih dari 2 juta tidak bersekolah.
Upaya yang dipimpin PBB untuk merancang gencatan senjata nasional telah terhenti karena Houthi menolak kompromi untuk mengakhiri lebih dari 6 tahun perang yang telah menyebabkan apa yang disebut PBB sebagai krisis kemanusiaan terbesar di dunia.
Ratusan warga Yaman terjebak oleh pertempuran sengit antara pemerintah dan pasukan Houthi di provinsi Marib utara, kata penduduk dan seorang pejabat setempat pekan lalu, setelah pertempuran untuk menguasai wilayah yang kaya gas itu membuat sekitar 10.000 orang mengungsi.
Teraktual, Houthi mengklaim telah melancarkan serangan terhadap markas komando Arab Saudi di kota Jazan dan melukai 35 tentara. Serangan itu terjadi ketika Dewan Keamanan PBB memilih untuk mengutuk serangan lintas perbatasan Houthi.
Serangan itu juga dilaporkan menghancurkan toko senjata dan hanggar Apache. Menurut laporan itu kamp tersebut dihantam oleh lima rudal balistik, meskipun Kementerian Pertahanan Saudi pada hari Rabu mengklaim telah mencegat setidaknya satu rudal yang menargetkan Jazan.
“Konflik Yaman baru saja mencapai tonggak sejarah yang memalukan. Kami sekarang memiliki 10.000 anak yang telah terbunuh atau cacat sejak Maret 2015,” kata juru bicara UNICEF, James Elder dalam briefing PBB di Jenewa setelah kembali dari kunjungan ke Yaman.
“Itu setara dengan empat anak setiap hari,” kata Elder, seperti dikutip dari Arabnews, Jumat (22/10/2021). Ia menambahkan, lebih banyak lagi kematian atau cedera anak yang tidak dilaporkan. Menurutnya, empat dari setiap lima anak membutuhkan bantuan kemanusiaan di Yaman, sementara 400 ribu menderita kekurangan gizi akut dan lebih dari 2 juta tidak bersekolah.
Upaya yang dipimpin PBB untuk merancang gencatan senjata nasional telah terhenti karena Houthi menolak kompromi untuk mengakhiri lebih dari 6 tahun perang yang telah menyebabkan apa yang disebut PBB sebagai krisis kemanusiaan terbesar di dunia.
Ratusan warga Yaman terjebak oleh pertempuran sengit antara pemerintah dan pasukan Houthi di provinsi Marib utara, kata penduduk dan seorang pejabat setempat pekan lalu, setelah pertempuran untuk menguasai wilayah yang kaya gas itu membuat sekitar 10.000 orang mengungsi.
Teraktual, Houthi mengklaim telah melancarkan serangan terhadap markas komando Arab Saudi di kota Jazan dan melukai 35 tentara. Serangan itu terjadi ketika Dewan Keamanan PBB memilih untuk mengutuk serangan lintas perbatasan Houthi.
Serangan itu juga dilaporkan menghancurkan toko senjata dan hanggar Apache. Menurut laporan itu kamp tersebut dihantam oleh lima rudal balistik, meskipun Kementerian Pertahanan Saudi pada hari Rabu mengklaim telah mencegat setidaknya satu rudal yang menargetkan Jazan.
(esn)
tulis komentar anda