Serangan Koalisi Saudi Tewaskan 160 Pemberontak Houthi Yaman
loading...
A
A
A
MARIB - Koalisi pimpinan Saudi yang mendukung pemerintah Yaman mengaku berhasil menewaskan 160 pemberontak Houthi dalam serangan udara di selatan kota Marib. Sebelumnya, para pemberontak telah membuat kemajuan di kota ini.
“Kami melakukan 32 serangan di Abdiya selama 24 jam terakhir,” kata koalisi pada Sabtu (16/10/2021), seperti dikutip dari Saudi Press Agency. Laporan itu juga menyebutkan, bahwa 11 kendaraan militer dihancurkan dan lebih dari 160 elemen teroris dihilangkan.
Kubu pemberontak Houthi sendiri jarang mengomentari kerugian yang dilaporkan dan jumlah korban tidak dapat diverifikasi secara independen. Koalisi mengatakan, bahwa sejak awal pekan lalu, lebih dari 700 pemberontak tewas dalam serangan udara dalam pertempuran di Marib.
Pemberontak Houthi memulai dorongan besar untuk merebut provinsi Marib pada bulan Februari. Setelah jeda, mereka memperbarui serangan mereka dalam beberapa pekan terakhir. Akibat pertempuran ini, Menurut Badan Migrasi PBB, puluhan ribu orang telah mengungsi di provinsi itu tahun ini. Hampir 10 ribu di antaranya pada bulan September saja.
Abdiya terletak sekitar 100km dari kota Marib, pijakan terakhir pemerintah yang diakui secara internasional di utara. “Terlepas dari kerugian Houthi dalam beberapa hari terakhir, mereka sekarang berada di pusat distrik Abdiya setelah pengepungan empat minggu,” kata seorang sumber loyalis.
Pejabat itu mengatakan, pemberontak telah "menculik, memenjarakan dan melecehkan" anggota suku Yaman yang mendukung pasukan pro-pemerintah. Hussain al-Bukhaiti, seorang analis politik yang bersekutu dengan gerakan Houthi, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa kubu pemberontak terus maju.
“Sebagian besar pejuang yang maju menuju Marib berasal dari provinsi Marib,” katanya. “Houthi menggunakan pejuang dari daerah yang akan mereka bebaskan, dan ini mengirimkan pesan yang bagus. Jika semua orang di sana menentang Houthi, saya tidak berpikir mereka bisa maju satu meter,” lanjutnya.
Juru bicara Houthi, Mohammed Abdul Salam mengatakan di Twitter, bahwa pemberontak telah menghadapi elemen yang terkait dengan Al-Qaeda dan kelompok Negara Islam, yang terkait dengan kekuatan agresi koalisi di Abdiya.
Sementara itu, PBB pada pekan ini menyerukan penghentian pertempuran di Abdiya, di mana dikatakan pergerakan bantuan untuk sekitar 35.000 orang telah "sangat dibatasi", termasuk untuk 17.000 orang "sangat rentan" yang menemukan perlindungan di sana dari konflik di daerah lain di Yaman.
Perang saudara Yaman dimulai pada tahun 2014 ketika Houthi merebut ibu kota, Sanaa, 120km sebelah barat Marib. Kondisi ini mendorong pasukan koalisi pimpinan Saudi untuk campur tangan untuk menopang pemerintah pada tahun berikutnya. Puluhan ribu orang tewas dan jutaan orang mengungsi dalam apa yang disebut PBB sebagai krisis kemanusiaan terburuk di dunia.
“Kami melakukan 32 serangan di Abdiya selama 24 jam terakhir,” kata koalisi pada Sabtu (16/10/2021), seperti dikutip dari Saudi Press Agency. Laporan itu juga menyebutkan, bahwa 11 kendaraan militer dihancurkan dan lebih dari 160 elemen teroris dihilangkan.
Kubu pemberontak Houthi sendiri jarang mengomentari kerugian yang dilaporkan dan jumlah korban tidak dapat diverifikasi secara independen. Koalisi mengatakan, bahwa sejak awal pekan lalu, lebih dari 700 pemberontak tewas dalam serangan udara dalam pertempuran di Marib.
Pemberontak Houthi memulai dorongan besar untuk merebut provinsi Marib pada bulan Februari. Setelah jeda, mereka memperbarui serangan mereka dalam beberapa pekan terakhir. Akibat pertempuran ini, Menurut Badan Migrasi PBB, puluhan ribu orang telah mengungsi di provinsi itu tahun ini. Hampir 10 ribu di antaranya pada bulan September saja.
Abdiya terletak sekitar 100km dari kota Marib, pijakan terakhir pemerintah yang diakui secara internasional di utara. “Terlepas dari kerugian Houthi dalam beberapa hari terakhir, mereka sekarang berada di pusat distrik Abdiya setelah pengepungan empat minggu,” kata seorang sumber loyalis.
Pejabat itu mengatakan, pemberontak telah "menculik, memenjarakan dan melecehkan" anggota suku Yaman yang mendukung pasukan pro-pemerintah. Hussain al-Bukhaiti, seorang analis politik yang bersekutu dengan gerakan Houthi, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa kubu pemberontak terus maju.
“Sebagian besar pejuang yang maju menuju Marib berasal dari provinsi Marib,” katanya. “Houthi menggunakan pejuang dari daerah yang akan mereka bebaskan, dan ini mengirimkan pesan yang bagus. Jika semua orang di sana menentang Houthi, saya tidak berpikir mereka bisa maju satu meter,” lanjutnya.
Juru bicara Houthi, Mohammed Abdul Salam mengatakan di Twitter, bahwa pemberontak telah menghadapi elemen yang terkait dengan Al-Qaeda dan kelompok Negara Islam, yang terkait dengan kekuatan agresi koalisi di Abdiya.
Sementara itu, PBB pada pekan ini menyerukan penghentian pertempuran di Abdiya, di mana dikatakan pergerakan bantuan untuk sekitar 35.000 orang telah "sangat dibatasi", termasuk untuk 17.000 orang "sangat rentan" yang menemukan perlindungan di sana dari konflik di daerah lain di Yaman.
Perang saudara Yaman dimulai pada tahun 2014 ketika Houthi merebut ibu kota, Sanaa, 120km sebelah barat Marib. Kondisi ini mendorong pasukan koalisi pimpinan Saudi untuk campur tangan untuk menopang pemerintah pada tahun berikutnya. Puluhan ribu orang tewas dan jutaan orang mengungsi dalam apa yang disebut PBB sebagai krisis kemanusiaan terburuk di dunia.
(esn)