Putin Sebut Kehadiran Militer NATO di Ukraina Ancaman bagi Rusia
Jum'at, 22 Oktober 2021 - 13:12 WIB
Dia mencatat bahwa para pemimpin yang berkuasa di negara itu sering mengandalkan pemilih dari tenggara negara itu, tetapi segera mengubah posisi politik mereka setelah pemilihan selesai.
"Mayoritas diam memilih mereka dengan harapan mereka akan memenuhi janji pemilu mereka, tetapi minoritas nasionalis yang tidak begitu diam dan agresif menekan kebebasan mereka untuk membuat keputusan yang diharapkan oleh penduduk Ukraina. Merekalah yang benar-benar menjalankan negara," cetus Putin.
Presiden Rusia itu menyebut situasi saat ini jalan buntu, menambahkan akan sulit untuk menemukan jalan keluar.
Sebelumnya, juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova mengatakan bahwa Moskow memperhatikan pernyataan "russofobia agresif" yang dibuat selama kunjungan Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin ke Ukraina.
Sementara itu, Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Andrei Rudenko mengatakan bahwa kemungkinan masuknya Ukraina ke NATO akan menjadi langkah yang sangat berbahaya, yang akan memaksa Moskow untuk bereaksi. Kremlin telah berulang kali mengatakan bahwa setiap perluasan instalasi militer NATO di Ukraina akan melewati "garis merah".
Ukraina pertama kali mendaftar untuk bergabung dengan Rencana Aksi Keanggotaan NATO pada tahun 2008 dan telah bergerak menuju tujuannya untuk bergabung dengan aliansi sejak saat itu. Para pemimpin NATO telah berulang kali mengatakan bahwa Ukraina akan menjadi negara anggota NATO segera setelah melakukan reformasi domestik yang diperlukan untuk memenuhi standar Euro-Atlantik tertentu.
Pada tahun 2018, parlemen Ukraina menyetujui paket amandemen konstitusi, menempatkan keanggotaan negara itu di NATO dan Uni Eropa (UE) di antara target utamanya untuk tahun-tahun mendatang.
"Mayoritas diam memilih mereka dengan harapan mereka akan memenuhi janji pemilu mereka, tetapi minoritas nasionalis yang tidak begitu diam dan agresif menekan kebebasan mereka untuk membuat keputusan yang diharapkan oleh penduduk Ukraina. Merekalah yang benar-benar menjalankan negara," cetus Putin.
Presiden Rusia itu menyebut situasi saat ini jalan buntu, menambahkan akan sulit untuk menemukan jalan keluar.
Sebelumnya, juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova mengatakan bahwa Moskow memperhatikan pernyataan "russofobia agresif" yang dibuat selama kunjungan Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin ke Ukraina.
Sementara itu, Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Andrei Rudenko mengatakan bahwa kemungkinan masuknya Ukraina ke NATO akan menjadi langkah yang sangat berbahaya, yang akan memaksa Moskow untuk bereaksi. Kremlin telah berulang kali mengatakan bahwa setiap perluasan instalasi militer NATO di Ukraina akan melewati "garis merah".
Ukraina pertama kali mendaftar untuk bergabung dengan Rencana Aksi Keanggotaan NATO pada tahun 2008 dan telah bergerak menuju tujuannya untuk bergabung dengan aliansi sejak saat itu. Para pemimpin NATO telah berulang kali mengatakan bahwa Ukraina akan menjadi negara anggota NATO segera setelah melakukan reformasi domestik yang diperlukan untuk memenuhi standar Euro-Atlantik tertentu.
Pada tahun 2018, parlemen Ukraina menyetujui paket amandemen konstitusi, menempatkan keanggotaan negara itu di NATO dan Uni Eropa (UE) di antara target utamanya untuk tahun-tahun mendatang.
(ian)
tulis komentar anda