Erdogan Kecam 5 Negara Pemenang Perang Dunia II sebagai Penguasa Dunia

Selasa, 19 Oktober 2021 - 12:03 WIB
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengecam negara-negara pemenang Perang Dunia II yang bertindak sebagai penguasa dunia. Foto/REUTERS/Murad Sezer
LUANDA - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengecam lima negara pemenang Perang Dunia (PD) II yang dia sebut bertindak sebagai penguasa dunia. Dia menyindir dengan kalimat "dunia lebih besar dari lima".

Dalam pidatonya di depan Parlemen Angola—bagian dari tur diplomatik empat hari di Afrika—pemimpin Turki itu mengatakan tatanan dunia saat ini tidak adil. Dunia, kata dia, telah didominasi beberapa negara pemenang PD II.





Erdogan tak merinci lima negara pemenang PD II yang bertindak sebagai penguasa dunia saat ini. Namun, lima negara itu menyiratkan pada lima anggota tetap DK PBB pemilik hak veto—Amerika Serikat (AS), Rusia, China, Inggris dan Prancis.

Erdogan mendarat di Luanda pada hari Senin (18/10/2021) untuk pertemuan dengan Presiden Angola Joao Lourenco.

Dalam pidatonya di Parlemen Angola, dia mencela "pendekatan orientalis yang berpusat pada Barat" ke benua itu dan mengeluh tentang ketidakadilan di tatanan global saat ini.

“Nasib umat manusia tidak boleh diserahkan kepada belas kasihan segelintir negara yang memenangkan Perang Dunia Kedua,” kata Erdogan kepada anggota parlemen Angola.

“Hari ini kita berbicara semboyan ‘dunia lebih besar dari lima’ dan dengan cara ini kita berjuang melawan ketidaksetaraan di dunia,” ujarnya, merujuk pada jumlah anggota tetap Dewan Keamanan PBB pemilik hak veto.



Dia mengatakan Turki merangkul orang-orang Afrika tanpa diskriminasi.

Dia mengeklaim bahwa, tidak seperti negara-negara Barat, Turki tidak memiliki noda kolonialisme dalam sejarahnya.

Kekaisaran Ottoman, yang digantikan oleh Republik Turki pada tahun 1923, lanjut dia, digunakan untuk memerintah Afrika Utara dan Timur Tengah.

“Sementara dunia dan hampir setiap aspek kehidupan kita berubah, dan diplomasi, perdagangan, dan hubungan internasional mengalami transformasi radikal, kita tidak dapat berpikir bahwa arsitektur keamanan global akan tetap sama,” kata Erdogan dalam pidatonya, seperti dikutip dari TRT, Selasa (19/10/2021).

PBB didirikan oleh kekuatan sekutu yang menang perang setelah kekalahan Nazi Jerman dan Kekaisaran Jepang pada tahun 1945.

Sementara Majelis Umum PBB mencakup semua anggota PBB, Dewan Keamanan PBB memiliki lima anggota tetap dengan hak veto—China, Prancis, Rusia, Inggris dan AS—, dan sepuluh anggota bergilir dipilih untuk masa jabatan dua tahun.

Diplomat Turki Volkan Bozkir, yang memimpin Majelis Umum PBB selama setahun terakhir, telah mengadvokasi Dewan Keamanan PBB yang lebih demokratis, yang akan lebih mencerminkan realitas abad ke-21. Namun, inisiatif tersebut belum mendapatkan banyak daya tarik di dalam organisasi dunia itu.

Setelah Angola, Erdogan dijadwalkan mengunjungi Nigeria dan Togo. Tujuan yang dinyatakan dari turnya adalah untuk memperluas peluang bisnis Ankara di Afrika.

Setelah pertemuan dengan Lourenco, Erdogan mempromosikan pekerjaan konstruksi Turki serta perangkat keras militernya, mencatat secara khusus bahwa Angola tertarik pada drone dan kendaraan lapis baja buatan Turki.
(min)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More