Kapal Selam AS Rusak: Laut China Selatan, Lingkungan Bawah Laut Paling Sulit di Dunia
Jum'at, 08 Oktober 2021 - 17:29 WIB
"Ambient noise dari arus yang lewat di antara pulau-pulau dan kondisi air yang tidak konsisten mempengaruhi penerimaan akustik," tambahnya.
Mungkin juga sesuatu dari bawah dapat menyebabkan masalah, kata Schuster.
"Lingkungan perairan dan dasar laut berada dalam keadaan perubahan yang lambat tapi tak terhindarkan," ujar Schuster.
"Ini adalah area yang membutuhkan pemetaan kontur bawah yang konstan. Anda dapat menabrak gunung bawah laut yang belum dipetakan di sana," ungkapnya.
"Itulah sebabnya negara-negara di kawasan itu, AS dan China terus-menerus mensurvei dan berpatroli di mereka," jelasnya.
Kecelakaan ini adalah yang kedua yang melibatkan kapal selam di wilayah itu tahun ini. Pada bulan April, sebuah kapal selam Indonesia tenggelam di Selat Bali, menewaskan semua 53 awak kapal.
Pejabat Angkatan Laut Indonesia mengatakan kecelakaan itu disebabkan oleh "faktor alam/lingkungan," tetapi tidak memberikan rincian lebih lanjut.
Mungkin juga sesuatu dari bawah dapat menyebabkan masalah, kata Schuster.
"Lingkungan perairan dan dasar laut berada dalam keadaan perubahan yang lambat tapi tak terhindarkan," ujar Schuster.
"Ini adalah area yang membutuhkan pemetaan kontur bawah yang konstan. Anda dapat menabrak gunung bawah laut yang belum dipetakan di sana," ungkapnya.
"Itulah sebabnya negara-negara di kawasan itu, AS dan China terus-menerus mensurvei dan berpatroli di mereka," jelasnya.
Kecelakaan ini adalah yang kedua yang melibatkan kapal selam di wilayah itu tahun ini. Pada bulan April, sebuah kapal selam Indonesia tenggelam di Selat Bali, menewaskan semua 53 awak kapal.
Pejabat Angkatan Laut Indonesia mengatakan kecelakaan itu disebabkan oleh "faktor alam/lingkungan," tetapi tidak memberikan rincian lebih lanjut.
Baca Juga
(ian)
Lihat Juga :
tulis komentar anda