Musuh Sekaligus Pengkritik Perang Narkoba Duterte Maju Pilpres Filipina
Kamis, 07 Oktober 2021 - 15:48 WIB
MANILA - Wakil Presiden Filipina Leni Robredo, musuh politik Presiden Rodrigo Duterte , pada Kamis (7/10/2021) mengumumkan akan mencalonkan diri sebagai presiden dalam pemilu tahun depan.
Meski menjabat sebagai wakil presiden, politisi perempuan ini kerap mengkritik keras perang narkoba mematikan yang dikobarkan Presiden Duterte.
Robredo telah berada di bawah tekanan dari pendukung dan kelompok oposisi untuk bergabung dalam pemilihan presiden (pilpres) 2022. Hanya saja, dia berada jauh di belakang beberapa kandidat unggulan dalam sejumlah jajak pendapat.
Analis mengatakan mantan anggota kongres yang pemarah ini bisa berjuang.
“Saya akan berjuang, kami akan berjuang,” kata Robredo, 56, yang menyatakan dirinya sebagai calon presiden Filipina, seperti dikutip AFP.
“Kami akan mengalahkan gaya politik kuno dan busuk," katanya lagi.
Presiden dan wakil presiden dipilih secara terpisah di Filipina.
Robredo mundur dari lingkaran kabinet Duterte kurang dari enam bulan setelah dia dilantik, setelah seorang ajudan presiden mengatakan kepadanya bahwa dia telah dilarang hadir dalam pertemuan presiden.
Keputusan maju sebagai calon presiden diambil Robredo setelah musuh bebuyutannya Ferdinand Marcos Jr, putra mantan diktator Marcos, mengatakan pada Selasa lalu bahwa dia akan mencalonkan diri sebagai presiden.
Robredo menang tipis atas Marcos Jr untuk jabatan wakil presiden di negara itu pada pemilu tahun 2016. Kemenangannya saat itu memberikan pukulan terhadap aspirasi politik klan yang kuat ketika mereka berusaha untuk merehabilitasi citranya.
Marcos Jr—sekutu Duterte dan pembela perang narkoba yang telah menewaskan ribuan orang—berjuang hampir lima tahun di pengadilan melawan sengketa pemungutan suara. Namun, dia kalah pada Februari ketika Mahkamah Agung menolak gugatannya.
Marcos Jr berada di posisi kedua di belakang putri Duterte, Sara, dalam jajak pendapat Pulse Asia Research baru-baru ini.
Robredo berada di urutan keenam, mengikuti petinju hebat Manny Pacquiao dan wali kota yang juga selebriti Francisco Domagoso, yang telah mengonfirmasi bahwa mereka akan mencalonkan diri sebagai presiden.
Sebagian besar kandidat teratas telah mendukung perang narkoba, yang sedang diselidiki oleh Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) yang diduga telah menjadi kejahatan terhadap kemanusiaan.
Duterte telah berulang kali menyerang Robredo sejak mengambil alih kekuasaan pada tahun 2016 dengan janji akan membersihkan negaranya dari narkoba.
Robredo menentang rencana Duterte untuk mengembalikan hukuman mati dan keputusannya untuk mengizinkan jasad Ferdinand Marcos yang dibalsem dimakamkan di pemakaman pahlawan nasional.
Sejauh ini, lebih dari 40 kandidat telah mendaftar untuk mencalonkan diri sebagai presiden dalam pemilu Mei 2022. Namun, jumlah itu akan menyusut secara signifikan dalam beberapa bulan mendatang.
Lihat Juga: Bikin Marah China, Jenderal AS Sebut Sistem Rudal Typhon di Negara Tetangga Indonesia Penting
Meski menjabat sebagai wakil presiden, politisi perempuan ini kerap mengkritik keras perang narkoba mematikan yang dikobarkan Presiden Duterte.
Robredo telah berada di bawah tekanan dari pendukung dan kelompok oposisi untuk bergabung dalam pemilihan presiden (pilpres) 2022. Hanya saja, dia berada jauh di belakang beberapa kandidat unggulan dalam sejumlah jajak pendapat.
Analis mengatakan mantan anggota kongres yang pemarah ini bisa berjuang.
“Saya akan berjuang, kami akan berjuang,” kata Robredo, 56, yang menyatakan dirinya sebagai calon presiden Filipina, seperti dikutip AFP.
“Kami akan mengalahkan gaya politik kuno dan busuk," katanya lagi.
Presiden dan wakil presiden dipilih secara terpisah di Filipina.
Robredo mundur dari lingkaran kabinet Duterte kurang dari enam bulan setelah dia dilantik, setelah seorang ajudan presiden mengatakan kepadanya bahwa dia telah dilarang hadir dalam pertemuan presiden.
Keputusan maju sebagai calon presiden diambil Robredo setelah musuh bebuyutannya Ferdinand Marcos Jr, putra mantan diktator Marcos, mengatakan pada Selasa lalu bahwa dia akan mencalonkan diri sebagai presiden.
Robredo menang tipis atas Marcos Jr untuk jabatan wakil presiden di negara itu pada pemilu tahun 2016. Kemenangannya saat itu memberikan pukulan terhadap aspirasi politik klan yang kuat ketika mereka berusaha untuk merehabilitasi citranya.
Marcos Jr—sekutu Duterte dan pembela perang narkoba yang telah menewaskan ribuan orang—berjuang hampir lima tahun di pengadilan melawan sengketa pemungutan suara. Namun, dia kalah pada Februari ketika Mahkamah Agung menolak gugatannya.
Marcos Jr berada di posisi kedua di belakang putri Duterte, Sara, dalam jajak pendapat Pulse Asia Research baru-baru ini.
Robredo berada di urutan keenam, mengikuti petinju hebat Manny Pacquiao dan wali kota yang juga selebriti Francisco Domagoso, yang telah mengonfirmasi bahwa mereka akan mencalonkan diri sebagai presiden.
Sebagian besar kandidat teratas telah mendukung perang narkoba, yang sedang diselidiki oleh Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) yang diduga telah menjadi kejahatan terhadap kemanusiaan.
Duterte telah berulang kali menyerang Robredo sejak mengambil alih kekuasaan pada tahun 2016 dengan janji akan membersihkan negaranya dari narkoba.
Robredo menentang rencana Duterte untuk mengembalikan hukuman mati dan keputusannya untuk mengizinkan jasad Ferdinand Marcos yang dibalsem dimakamkan di pemakaman pahlawan nasional.
Sejauh ini, lebih dari 40 kandidat telah mendaftar untuk mencalonkan diri sebagai presiden dalam pemilu Mei 2022. Namun, jumlah itu akan menyusut secara signifikan dalam beberapa bulan mendatang.
Lihat Juga: Bikin Marah China, Jenderal AS Sebut Sistem Rudal Typhon di Negara Tetangga Indonesia Penting
(min)
tulis komentar anda