Bahas Krisis Kemanusiaan, Utusan PM Inggris Bertemu Para Pemimpin Taliban
Selasa, 05 Oktober 2021 - 21:13 WIB
KABUL - Utusan khusus Perdana Menteri (PM) Inggris Boris Johnson bertemu dengan para pemimpin Taliban di Afghanistan pada Selasa (5/10/2021). Mereka membahas krisis kemanusiaan dan cara-cara mencegah negara itu menjadi inkubator bagi para militan.
“Perwakilan tinggi PM Johnson untuk Afghanistan, Simon Gass, bertemu para pemimpin Taliban termasuk Amir Khan Muttaqi, Mullah Abdul Ghani Baradar dan Abdul Salam Hanafi,” ungkap pernyataan Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Inggris.
“Mereka membahas bagaimana Inggris dapat membantu Afghanistan mengatasi krisis kemanusiaan, pentingnya mencegah negara itu menjadi inkubator terorisme, dan kebutuhan untuk perjalanan yang aman bagi mereka yang ingin meninggalkan negara itu,” papar Kementerian Luar Negeri Inggris.
“Mereka juga mengangkat perlakuan terhadap minoritas dan hak-hak perempuan dan anak perempuan,” ungkap pernyataan Kemlu Inggris.
Gass didampingi Kuasa Usaha Misi Inggris untuk Afghanistan di Doha.
Taliban merebut kembali Afghanistan setelah pasukan Amerika Serikat meninggalkan negara itu. Berkuasanya kembali Taliban memicu gelombang pengungsi meninggalkan Afghanistan.
“Perwakilan tinggi PM Johnson untuk Afghanistan, Simon Gass, bertemu para pemimpin Taliban termasuk Amir Khan Muttaqi, Mullah Abdul Ghani Baradar dan Abdul Salam Hanafi,” ungkap pernyataan Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Inggris.
“Mereka membahas bagaimana Inggris dapat membantu Afghanistan mengatasi krisis kemanusiaan, pentingnya mencegah negara itu menjadi inkubator terorisme, dan kebutuhan untuk perjalanan yang aman bagi mereka yang ingin meninggalkan negara itu,” papar Kementerian Luar Negeri Inggris.
“Mereka juga mengangkat perlakuan terhadap minoritas dan hak-hak perempuan dan anak perempuan,” ungkap pernyataan Kemlu Inggris.
Gass didampingi Kuasa Usaha Misi Inggris untuk Afghanistan di Doha.
Taliban merebut kembali Afghanistan setelah pasukan Amerika Serikat meninggalkan negara itu. Berkuasanya kembali Taliban memicu gelombang pengungsi meninggalkan Afghanistan.
(sya)
tulis komentar anda