Soal Kuba, Kebijakan Biden Masih Mengekor Trump

Senin, 04 Oktober 2021 - 05:00 WIB
Mengenai keputusan Kuba untuk menangguhkan simpanan dolar, Kavulich mengatakan negara kepulauan itu perlu melakukan ini. Tetapi, jelasnya, pengambilan waktunya sangat aneh. Dia mencatat bahwa pemerintah Kuba menggabungkan dua mata uangnya, peso Kuba dan peso yang dapat dikonversi , pada bulan Januari.

"Biasanya, ketika sebuah negara memiliki dua mata uang, Anda menunggu untuk menggabungkannya ketika ekonomi Anda sedang melonjak," ujarnya.



"Mereka melakukannya dalam kemungkinan terburuk. Dampak Covid-19, dampak sanksi Trump, dampak pariwisata hancur, dan fakta bahwa mereka memiliki sangat sedikit devisa dalam cadangan devisa mereka, dan juga ekspor mereka turun dan harga impor mereka naik," jelasnya.

Kavulich menuturkan, sanksi itu membuat kondisi di Kubu menjadi mahal untuk mendapatkan dolar dan menggunakan dolar. Sehingga, bank tidak mau memproses apa pun yang berkaitan dengan dolar.

"Jadi bagi Kuba, masuk akal untuk mencoba menjauhkan diri dari dolarisasi ekonomi. Tetapi, itu menciptakan masalah bagi dua juta orang Hispanik keturunan Kuba di Florida yang mengirim dolar kepada keluarga dan teman-teman mereka," ungkapnya.

Kavulich mengatakan bahwa berada di daftar negara sponsor terorisme AS sangat berdampak pada Kuba. Sebab, perusahaan dan bank sentral sangat berhati-hati dalam berurusan dengan negara mana pun yang ada dalam daftar itu. "Masih mengejutkan bahwa pemerintahan Biden belum menghapus Kuba dari daftar. Ini sangat bermasalah," kata Kavulich.
(esn)
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More