Pemukim Yahudi Serang Desa Palestina dan Lukai Balita, Tentara Israel Menonton
Kamis, 30 September 2021 - 07:01 WIB
TEPI BARAT - Puluhan pemukim Yahudi menyerang satu desa Palestina di Tepi Barat. Para pemukim melemparkan batu ke mobil dan rumah serta menyebabkan beberapa orang terluka, termasuk seorang balita Palestina.
Aksi penyerangan itu dilaporkan para aktivis pada Rabu (29/9/2021).
Video serangan pada Selasa yang dirilis kelompok hak asasi manusia (HAM) Israel menunjukkan beberapa pemukim bertelanjang dada dengan syal melilit wajah mereka melemparkan batu ke sekelompok rumah dan mobil.
Pasukan Israel berdiri di antara para pemukim tetapi tampaknya tidak mengambil tindakan apa pun untuk menghentikan mereka. Para tentara Israel hanya menonton aksi brutal pemukim Yahudi itu.
Militer Israel menolak berkomentar, mengatakan pihaknya masih mengumpulkan informasi.
Aktivis Palestina setempat, Sami Hureini, mengatakan sekelompok pemukim Israel menyerang seorang gembala Palestina di dekat desa Mufaqara dan menyembelih empat dombanya.
Dia mengatakan pemukim kemudian menyerbu desa itu, menyerang warga desa dengan tongkat dan batu.
Dia mengatakan seorang anak laki-laki berusia empat tahun, Mohammed Bakr, dirawat di rumah sakit karena cedera kepala akibat penyerangan brutal itu.
Kelompok hak asasi manusia Israel B'Tselem merilis video serangan itu dan memberikan keterangan serupa.
Pasukan Israel justru menembakkan gas air mata ke warga Palestina dan menangkap setidaknya satu warga Palestina.
Seorang tentara Israel terlihat melemparkan granat gas air mata ke arah warga Palestina yang merekam serangan itu dan kemudian mendorongnya.
Hampir 500.000 pemukim Yahudi tinggal di Tepi Barat yang direbut Israel dalam perang 1967.
Wilayah itu adalah rumah bagi lebih dari 2,5 juta warga Palestina, dan orang-orang Palestina menginginkannya menjadi bagian utama dari negara masa depan mereka.
Selain lebih dari 120 permukiman resmi, pemukim yang lebih radikal telah mendirikan puluhan pos terdepan di bagian pedesaan Tepi Barat.
Pihak berwenang Israel enggan membongkar pos terdepan pemukim Yahudi karena hal itu biasanya memicu bentrokan antara pemukim dan pasukan keamanan.
Palestina dan masyarakat internasional menganggap semua permukiman Yahudi ilegal dan menghambat perdamaian dengan Palestina.
B'Tselem mengatakan para pemukim yang mengambil bagian dalam serangan itu berasal dari dua pos terdekat, Avigayil dan Havat Maon.
Daerah tersebut telah melihat serangkaian serangan pemukim baru-baru ini. B'Tselem dan kelompok hak asasi lainnya mengatakan pasukan Israel sering menutup mata terhadap kekerasan pemukim atau memihak pemukim dalam bentrokan dengan warga Palestina.
Lihat Juga: IDF Terbitkan 1.100 Surat Perintah Penangkapan bagi Penghindar Wajib Militer Yahudi Ultra-Ortodoks
Aksi penyerangan itu dilaporkan para aktivis pada Rabu (29/9/2021).
Video serangan pada Selasa yang dirilis kelompok hak asasi manusia (HAM) Israel menunjukkan beberapa pemukim bertelanjang dada dengan syal melilit wajah mereka melemparkan batu ke sekelompok rumah dan mobil.
Pasukan Israel berdiri di antara para pemukim tetapi tampaknya tidak mengambil tindakan apa pun untuk menghentikan mereka. Para tentara Israel hanya menonton aksi brutal pemukim Yahudi itu.
Militer Israel menolak berkomentar, mengatakan pihaknya masih mengumpulkan informasi.
Aktivis Palestina setempat, Sami Hureini, mengatakan sekelompok pemukim Israel menyerang seorang gembala Palestina di dekat desa Mufaqara dan menyembelih empat dombanya.
Dia mengatakan pemukim kemudian menyerbu desa itu, menyerang warga desa dengan tongkat dan batu.
Dia mengatakan seorang anak laki-laki berusia empat tahun, Mohammed Bakr, dirawat di rumah sakit karena cedera kepala akibat penyerangan brutal itu.
Kelompok hak asasi manusia Israel B'Tselem merilis video serangan itu dan memberikan keterangan serupa.
Pasukan Israel justru menembakkan gas air mata ke warga Palestina dan menangkap setidaknya satu warga Palestina.
Seorang tentara Israel terlihat melemparkan granat gas air mata ke arah warga Palestina yang merekam serangan itu dan kemudian mendorongnya.
Hampir 500.000 pemukim Yahudi tinggal di Tepi Barat yang direbut Israel dalam perang 1967.
Wilayah itu adalah rumah bagi lebih dari 2,5 juta warga Palestina, dan orang-orang Palestina menginginkannya menjadi bagian utama dari negara masa depan mereka.
Selain lebih dari 120 permukiman resmi, pemukim yang lebih radikal telah mendirikan puluhan pos terdepan di bagian pedesaan Tepi Barat.
Pihak berwenang Israel enggan membongkar pos terdepan pemukim Yahudi karena hal itu biasanya memicu bentrokan antara pemukim dan pasukan keamanan.
Palestina dan masyarakat internasional menganggap semua permukiman Yahudi ilegal dan menghambat perdamaian dengan Palestina.
B'Tselem mengatakan para pemukim yang mengambil bagian dalam serangan itu berasal dari dua pos terdekat, Avigayil dan Havat Maon.
Daerah tersebut telah melihat serangkaian serangan pemukim baru-baru ini. B'Tselem dan kelompok hak asasi lainnya mengatakan pasukan Israel sering menutup mata terhadap kekerasan pemukim atau memihak pemukim dalam bentrokan dengan warga Palestina.
Lihat Juga: IDF Terbitkan 1.100 Surat Perintah Penangkapan bagi Penghindar Wajib Militer Yahudi Ultra-Ortodoks
(sya)
tulis komentar anda