Autopsi Independen: George Floyd Tewas karena Asfiksia, Ini Pembunuhan
Selasa, 02 Juni 2020 - 05:46 WIB
"Kita dapat melihat setelah kurang dari empat menit bahwa Floyd tidak bergerak, tidak bernyawa," kata Baden, yang menambahkan bahwa dia tidak menemukan kondisi kesehatan yang menyebabkan kematian Floyd.
Baden telah menangani beberapa kasus terkenal, termasuk kematian Eric Garner tahun 2014, seorang pria kulit hitam yang meninggal setelah dicekik oleh polisi di New York City. (Baca: Viral, Pria Bertato Peta Indonesia Ikut Demo Rusuh Pro George Floyd di AS )
Baden menepis argumen bahwa jika Floyd bisa bicara maka dia bisa bernapas. "Banyak polisi mendapat kesan bahwa jika Anda dapat berbicara, itu berarti Anda bernapas. Itu tidak benar," kata Baden. "Saya berbicara sekarang di depan Anda dan tidak mengambil napas."
Antonio Romanucci, salah satu pengacara yang mewakili keluarga Floyd, mengatakan bahwa keempat petugas polisi di tempat kejadian harus menghadapi dakwaan, bukan hanya Chauvin.
"Tidak hanya lutut di leher George (Floyd) yang menjadi penyebab kematiannya, tetapi juga berat kedua petugas polisi lainnya di punggungnya, yang tidak hanya mencegah aliran darah ke otaknya, tetapi udara mengalir ke paru-parunya," Kata Romanucci. "Itu membuat semua petugas di lokasi kejadian bertanggung jawab secara pidana."
Ben Crump, ketua pengacara untuk keluarga Floyd, mengatakan autopsi independen dan bukti video memperjelas bahwa Floyd sudah tewas ketika dia masih berbaring di jalan dengan polisi di tubuhnya.
"Ambulans itu adalah mobil jenazahnya," katanya.
Crump mengatakan keluarga Floyd ingin melihat dakwaan diajukan terhadap keempat petugas polisi yang berada di tempat kejadian, dan bagi Chauvin yang mencekik leher Floyd, akan menghadapi dakwaan pembunuhan tingkat pertama.
Tetapi keluarga Floyd juga ingin diakhirinya protes kekerasan yang telah melanda Amerika Serikat.
"George meninggal karena dia membutuhkan napas, menghirup udara," kata Crump. "Saya mohon Anda semua untuk bergabung dengan keluarganya dalam mengambil napas, mengambil napas untuk keadilan, mengambil napas untuk perdamaian."
Baden telah menangani beberapa kasus terkenal, termasuk kematian Eric Garner tahun 2014, seorang pria kulit hitam yang meninggal setelah dicekik oleh polisi di New York City. (Baca: Viral, Pria Bertato Peta Indonesia Ikut Demo Rusuh Pro George Floyd di AS )
Baden menepis argumen bahwa jika Floyd bisa bicara maka dia bisa bernapas. "Banyak polisi mendapat kesan bahwa jika Anda dapat berbicara, itu berarti Anda bernapas. Itu tidak benar," kata Baden. "Saya berbicara sekarang di depan Anda dan tidak mengambil napas."
Antonio Romanucci, salah satu pengacara yang mewakili keluarga Floyd, mengatakan bahwa keempat petugas polisi di tempat kejadian harus menghadapi dakwaan, bukan hanya Chauvin.
"Tidak hanya lutut di leher George (Floyd) yang menjadi penyebab kematiannya, tetapi juga berat kedua petugas polisi lainnya di punggungnya, yang tidak hanya mencegah aliran darah ke otaknya, tetapi udara mengalir ke paru-parunya," Kata Romanucci. "Itu membuat semua petugas di lokasi kejadian bertanggung jawab secara pidana."
Ben Crump, ketua pengacara untuk keluarga Floyd, mengatakan autopsi independen dan bukti video memperjelas bahwa Floyd sudah tewas ketika dia masih berbaring di jalan dengan polisi di tubuhnya.
"Ambulans itu adalah mobil jenazahnya," katanya.
Crump mengatakan keluarga Floyd ingin melihat dakwaan diajukan terhadap keempat petugas polisi yang berada di tempat kejadian, dan bagi Chauvin yang mencekik leher Floyd, akan menghadapi dakwaan pembunuhan tingkat pertama.
Tetapi keluarga Floyd juga ingin diakhirinya protes kekerasan yang telah melanda Amerika Serikat.
"George meninggal karena dia membutuhkan napas, menghirup udara," kata Crump. "Saya mohon Anda semua untuk bergabung dengan keluarganya dalam mengambil napas, mengambil napas untuk keadilan, mengambil napas untuk perdamaian."
tulis komentar anda