WHO Ngeri, 83 Pekerja Bantuan Terlibat Pelecehan Seksual di Kongo

Rabu, 29 September 2021 - 06:01 WIB
Perempuan lokal juga diduga diberi minuman, "disergap" di rumah sakit, dipaksa berhubungan seks, dan dua wanita hamil.

WHO mengatakan akan mengakhiri kontrak empat orang yang masih dipekerjakan oleh organisasi itu dan berjanji akan mengambil lebih banyak tindakan.

Berbicara saat konferensi pers pada Selasa (28/9/2021), Dr Tedros mengatakan laporan itu dibuat untuk membaca situasi yang mengerikan dan meminta maaf langsung kepada para korban dan penyintas.

"Saya minta maaf atas apa yang dilakukan kepada Anda oleh orang-orang yang dipekerjakan WHO untuk melayani dan melindungi Anda. Ini adalah prioritas utama saya bahwa para pelaku tidak dimaafkan, tetapi dimintai pertanggungjawaban," papar dia.

Dia mengatakan tanggung jawab pada akhirnya ada padanya dan berjanji membantu mendukung dan melindungi para korban, sambil bersumpah merombak struktur dan budaya WHO.

Direktur regional WHO Afrika Matshidiso Moeti juga meminta maaf kepada mereka yang menderita "karena tindakan staf kami".

Dia mengatakan dia "rendah hati, ngeri dan patah hati" dengan temuan penyelidikan itu.

Komisi itu mengatakan, “Menemukan kegagalan struktural yang jelas dan ketidaksiapan mengelola risiko insiden eksploitasi dan pelecehan seksual di negara Afrika tengah itu.”

Dikatakan hal ini sebagian karena fokus pada pemberantasan Ebola. Lebih dari 2.000 orang tewas dalam wabah Ebola di DR Kongo.

WHO yang mempelopori upaya global mengekang penyebaran wabah menyatakan wabah berakhir pada Juni tahun lalu.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More