Dubes Prancis: Banyak Waktu dan Tenaga Dicurahkan untuk Kontrak Kapal Selam dengan Australia

Minggu, 26 September 2021 - 20:57 WIB
Duta Besar Prancis untuk Indonesia, Olivier Chambard mengatakan, banyak waktu dan tenaga dicurahkan untuk kontrak kapal selam dengan Australia. Foto/Victor Maulana/Sindonews
JAKARTA - Duta Besar Prancis untuk Indonesia, Olivier Chambard mengatakan, banyak waktu dan tenaga dicurahkan untuk kontrak kapal selam dengan Australia. Dia juga mengatakan bahwa kontrak kapal selam dengan Australia sangat kompleks, karena melibatkan banyak hal.

Chambard, saat berbicara dengan jurnalis Indonesia di kediamanya pada Jumat (24/9/2021), mengatakan, Australia adalah negara yang berdaulat, yang bebas menentukan kebijakan mereka sendiri. Namun, dia menuturkan, apa yang dilakukan Australia terhadap kontrak kapal selam Prancis sangat tidak profesional.

Dia menyebut, pembahasan mengenai kapal selam ini sudah dilakukan sejak 2014 dan diumumkan pada 2016. Chambard menyatakan bahwa banyak waktu dan usaha dicurahkan untuk membahas kontrak tersebut, pasalnya kontraknya sangat kompleks. Sebab, kontrak ini memiliki masalah keuangan, teknis, dan politik di dalamnya. Namun, ujarnya, kontrak tersebut tiba-tiba dibatalkan begitu saja.

Seperti diketahui, Australia membatalkan kontrak kapal selam dengan Prancis secara tiba-tiba. Australia kemudian untuk membangun kapal selam nuklir, “dibantu” oleh Amerika Serikat (AS) dan Inggris, di bawah kerangka AUKUS.

Dirinya mengatakan bahwa sejak 2016 hingga beberapa hari sebelum pengumuman pembatalan Australia selalu memberikan “lampu hijau” untuk melanjutkan pembangunan kapal selam.



Menurut diplomat senior Prancis, sedari awal Australia juga tidak pernah meminta kapal selam nuklir. Australia, jelasnya, meminta kapal selam bertenaga diesel.

“Mereka meminta kapal selam diesel. Jadi, kami menyediakan kapal selam diesel seperti yang diinginkan Australia. Saya mempertanyakan apakah kapal selam nuklir adalah sesuatu yang benar-benar mereka butuhkan,” ucapnya.

“Juga, tidak ada pertanyaan soal kapal selam nuklir saat itu. Prancis memiliki armada kapal selam nuklir, jadi kita tahu dasar-dasar tentang kapal selam nuklir. Kami membangun kapal selam nuklir sepertinya sangat lama,” sambungnya.

Dia menambahkan, bahwa alasan lain yang membuat marah Prancis adalah karena Australia adalah salah satu mitra utama Paris. Chambard menyebut, Prancis tidak sembarangan menjual peralatan militer mereka, hanya kepada mitra yang telah dipercayai oleh Paris.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
(esn)
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More