Petugas CIA Menderita Gejala Sindrom Havana dalam Perjalanan ke India
Rabu, 22 September 2021 - 05:30 WIB
“Kami memiliki sejumlah protokol ketika individu melaporkan kemungkinan insiden kesehatan yang tidak wajar termasuk menerima perawatan medis yang tepat,” ujar juru bicara CIA.
Pada Agustus, Wakil Presiden Kamala Harris harus sedikit menunda kunjungannya ke Vietnam setelah beberapa staf AS di Hanoi melaporkan gejala yang konsisten dengan sindrom Havana dan dua diplomat memerlukan evakuasi.
Penyakit yang sejauh ini tidak dapat dijelaskan itu ditandai dengan migrain, mual, kehilangan ingatan, dan pusing.
Lebih dari 200 pejabat AS dan anggota keluarga dilaporkan terkena sindrom Havana di berbagai belahan dunia, termasuk Rusia, China, Jerman dan Australia, serta di AS sejak pertama kali ditemukan di antara para diplomat Amerika yang bekerja di ibu kota Kuba, Havana, pada 2016.
Badan-badan AS telah menyelidiki fenomena tersebut, tetapi mereka belum dapat mengatakan dengan pasti apakah itu akibat serangan yang disengaja atau produk sampingan dari teknologi pengawasan yang digunakan untuk memata-matai personel Amerika.
Panel Akademi Ilmu Pengetahuan Nasional AS mengatakan dalam laporan tahun lalu bahwa teori yang paling masuk akal adalah bahwa sindrom Havana disebabkan "energi frekuensi radio yang terarah dan berdenyut."
Pada Juli, Burn bersikeras bahwa sindrom Havana adalah "nyata" dan "serius" saat dia mengumumkan penyelidikan 100 hari lagi terhadap penyakit itu.
Penyelidikan dipimpin perwira senior yang sama yang pernah memimpin perburuan Pemimpin al-Qaeda Osama bin Laden.
Kepala CIA mengklaim ada "kemungkinan yang sangat kuat" bahwa sindrom itu adalah hasil dari tindakan yang disengaja.
Dia menambahkan hanya ada daftar terbatas "tersangka potensial" yang mampu melakukan kegiatan semacam itu dalam skala global.
Pada Agustus, Wakil Presiden Kamala Harris harus sedikit menunda kunjungannya ke Vietnam setelah beberapa staf AS di Hanoi melaporkan gejala yang konsisten dengan sindrom Havana dan dua diplomat memerlukan evakuasi.
Penyakit yang sejauh ini tidak dapat dijelaskan itu ditandai dengan migrain, mual, kehilangan ingatan, dan pusing.
Lebih dari 200 pejabat AS dan anggota keluarga dilaporkan terkena sindrom Havana di berbagai belahan dunia, termasuk Rusia, China, Jerman dan Australia, serta di AS sejak pertama kali ditemukan di antara para diplomat Amerika yang bekerja di ibu kota Kuba, Havana, pada 2016.
Badan-badan AS telah menyelidiki fenomena tersebut, tetapi mereka belum dapat mengatakan dengan pasti apakah itu akibat serangan yang disengaja atau produk sampingan dari teknologi pengawasan yang digunakan untuk memata-matai personel Amerika.
Panel Akademi Ilmu Pengetahuan Nasional AS mengatakan dalam laporan tahun lalu bahwa teori yang paling masuk akal adalah bahwa sindrom Havana disebabkan "energi frekuensi radio yang terarah dan berdenyut."
Pada Juli, Burn bersikeras bahwa sindrom Havana adalah "nyata" dan "serius" saat dia mengumumkan penyelidikan 100 hari lagi terhadap penyakit itu.
Penyelidikan dipimpin perwira senior yang sama yang pernah memimpin perburuan Pemimpin al-Qaeda Osama bin Laden.
Kepala CIA mengklaim ada "kemungkinan yang sangat kuat" bahwa sindrom itu adalah hasil dari tindakan yang disengaja.
Dia menambahkan hanya ada daftar terbatas "tersangka potensial" yang mampu melakukan kegiatan semacam itu dalam skala global.
tulis komentar anda