Korut Ledek Rudal Kapal Selam Korsel: Seperti Bayi Belum Sempurna
Selasa, 21 September 2021 - 11:32 WIB
SEOUL - Korea Utara (Korut) meledek rudal balistik yang diluncurkan kapal selam (SLBM) Korea Selatan (Korsel) yang baru-baru ini diuji tembak. Misil itu disebut sebagai senjata "kikuk" dan diibaratkan seperti bayi yang belum sempurna.
Kendati demikian, Pyongyang memperingatkan bahwa perkembangan SLBM Seoul akan menyalakan kembali ketegangan lintas batas.
Kedua Korea—yang telah mengembangkan senjata yang semakin canggih di tengah upaya yang terhenti untuk meredakan ketegangan di semenanjung Korea—sama-sama menguji coba rudal balistik pekan lalu.
Ledekan dari Korut disampaikan oleh Jang Chang Ha, kepala Akademi Ilmu Pertahanan Nasional, sebuah pusat pengembangan dan pengadaan senjata yang dikelola negara Korea Utara.
Dalam sebuah komentar di media pemerintah KCNA, Jang mengatakan bahwa foto-foto media dari rudal Korea Selatan terbaru menunjukkannya sebagai senjata ceroboh yang bahkan tidak berbentuk SLBM.
Jang mengatakan rudal itu tampaknya merupakan versi rudal balistik surface-to-surface Hyunmoo dengan hulu ledak yang sebagian merupakan tiruan dari K-15 SLBM India.
Foto-foto tes SLBM Korsel, lanjut Jang, menunjukkan bahwa Korea Selatan belum mencapai teknologi kunci untuk peluncuran bawah air termasuk analisis aliran fluida yang rumit.
"Singkatnya, itu harus disebut pekerjaan yang kikuk," kata Jang.
"Jika itu memang SLBM, itu hanya akan berada dalam tahap bayi yang belum sempurna," ujarnya, seperti dikutip dari Reuters, Selasa (21/9/2021).
Kementerian Pertahanan Korea Selatan tidak segera menanggapi permintaan komentar atas ledekan yang dilontarkan Pyongyang.
Jang mengatakan senjata Korsel itu belum mencapai fase di mana ia memiliki nilai strategis dan taktis dan dengan demikian akan menimbulkan ancaman bagi Korea Utara. Namun, dia mempertanyakan maksud dari pengembangan rudal yang sedang berlangsung di Korea Selatan.
"Upaya antusias Korsel untuk meningkatkan sistem persenjataan kapal selam jelas menandakan ketegangan militer yang meningkat di semenanjung Korea," kata Jang. "Dan pada saat yang sama, itu membangunkan kita lagi dan membuat kita yakin akan apa yang harus kita lakukan."
Komentar Jang muncul beberapa hari setelah Kim Yo-jong, adik perempuan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un, mencemooh Korea Selatan karena mengkritik Korea Utara atas apa yang dia katakan sebagai "langkah-langkah pertahanan rutin" saat mengembangkan misilnya sendiri.
Korea Utara terus mengembangkan sistem senjatanya, meningkatkan taruhan untuk pembicaraan yang bertujuan membongkar persenjataan nuklir dan rudal balistiknya dengan imbalan pencabutan sanksi Amerika Serikat.
Negosiasi, yang diprakarsai antara Kim Jong-un dan mantan presiden AS Donald Trump pada 2018, telah terhenti sejak 2019.
Kendati demikian, Pyongyang memperingatkan bahwa perkembangan SLBM Seoul akan menyalakan kembali ketegangan lintas batas.
Kedua Korea—yang telah mengembangkan senjata yang semakin canggih di tengah upaya yang terhenti untuk meredakan ketegangan di semenanjung Korea—sama-sama menguji coba rudal balistik pekan lalu.
Ledekan dari Korut disampaikan oleh Jang Chang Ha, kepala Akademi Ilmu Pertahanan Nasional, sebuah pusat pengembangan dan pengadaan senjata yang dikelola negara Korea Utara.
Dalam sebuah komentar di media pemerintah KCNA, Jang mengatakan bahwa foto-foto media dari rudal Korea Selatan terbaru menunjukkannya sebagai senjata ceroboh yang bahkan tidak berbentuk SLBM.
Jang mengatakan rudal itu tampaknya merupakan versi rudal balistik surface-to-surface Hyunmoo dengan hulu ledak yang sebagian merupakan tiruan dari K-15 SLBM India.
Foto-foto tes SLBM Korsel, lanjut Jang, menunjukkan bahwa Korea Selatan belum mencapai teknologi kunci untuk peluncuran bawah air termasuk analisis aliran fluida yang rumit.
"Singkatnya, itu harus disebut pekerjaan yang kikuk," kata Jang.
"Jika itu memang SLBM, itu hanya akan berada dalam tahap bayi yang belum sempurna," ujarnya, seperti dikutip dari Reuters, Selasa (21/9/2021).
Kementerian Pertahanan Korea Selatan tidak segera menanggapi permintaan komentar atas ledekan yang dilontarkan Pyongyang.
Jang mengatakan senjata Korsel itu belum mencapai fase di mana ia memiliki nilai strategis dan taktis dan dengan demikian akan menimbulkan ancaman bagi Korea Utara. Namun, dia mempertanyakan maksud dari pengembangan rudal yang sedang berlangsung di Korea Selatan.
"Upaya antusias Korsel untuk meningkatkan sistem persenjataan kapal selam jelas menandakan ketegangan militer yang meningkat di semenanjung Korea," kata Jang. "Dan pada saat yang sama, itu membangunkan kita lagi dan membuat kita yakin akan apa yang harus kita lakukan."
Komentar Jang muncul beberapa hari setelah Kim Yo-jong, adik perempuan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un, mencemooh Korea Selatan karena mengkritik Korea Utara atas apa yang dia katakan sebagai "langkah-langkah pertahanan rutin" saat mengembangkan misilnya sendiri.
Korea Utara terus mengembangkan sistem senjatanya, meningkatkan taruhan untuk pembicaraan yang bertujuan membongkar persenjataan nuklir dan rudal balistiknya dengan imbalan pencabutan sanksi Amerika Serikat.
Negosiasi, yang diprakarsai antara Kim Jong-un dan mantan presiden AS Donald Trump pada 2018, telah terhenti sejak 2019.
(min)
tulis komentar anda