Taliban Dilaporkan Usir Warga Kandahar, Beri Waktu Tiga Hari

Rabu, 15 September 2021 - 15:41 WIB
"Beberapa keluarga telah tinggal di Ferqa-e Kohna selama lebih dari 20 tahun," katanya.

Juru bicara Taliban tidak dapat dihubungi untuk memberikan komentar mengenai penggusuran tersebut.

Ada laporan bahwa Taliban telah menghentikan seorang jurnalis lokal dari melakukan pekerjaannya dan memukuli yang lain ketika dia meliput demonstrasi, menurut stasiun berita lokal, Radio Millat Zagh. CNN tidak dapat memverifikasi insiden itu secara independen.

Protes terhadap pemerintahan Taliban telah pecah di beberapa bagian Afghanistan sejak kelompok militan itu menguasai negara tersebut bulan lalu, menyusul penarikan pasukan AS. Taliban telah menindak aksi protes, seringkali dengan kekerasan, dengan laporan wartawan dan aktivis ditahan dan dilecehkan.

Pekan lalu, wartawan dari outlet berita online Afghanistan EtilaatRoz mengatakan kepada CNN bahwa mereka ditahan saat meliput aksi protes oleh wanita Afghanistan terhadap keterlibatan Pakistan di Afghanistan dan menuntut persamaan hak di Ibu Kota Kabul. Protes itu berada di luar kantor polisi dan kedua pria itu mengatakan mereka dibawa ke dalam dan dipukuli dengan kejam.



Selama protes lain pekan lalu, pejuang Taliban menggunakan cambuk dan tongkat terhadap sekelompok wanita yang memprotes di Kabul, menyusul pengumuman pemerintah sementara garis keras, khusus laki-laki.

Para pemimpin Taliban di Twitter menolak video yang dibagikan secara online tentang kekerasan pada aksi protes yang dipimpin perempuan. Kepala Komisi Kebudayaan, Muhammad Jalal, mengatakan bahwa demonstrasi ini adalah upaya yang disengaja untuk menimbulkan masalah.

"Orang-orang ini bahkan tidak mewakili 0,1% dari Afghanistan," ia menambahkan.

Taliban juga berusaha untuk mengurangi aksi protes, dan sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh Kementerian Dalam Negeri Taliban pekan lalu menetapkan persyaratan ketat untuk demonstrasi di masa depan, termasuk persetujuan sebelumnya dari Kementerian Kehakiman.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More