Korut Tembakkan Rudal Jelajah Strategis, AS Sebut Ancaman
Senin, 13 September 2021 - 11:22 WIB
"Ini akan menjadi rudal jelajah pertama di Korea Utara yang secara eksplisit ditunjuk sebagai peran 'strategis'," kata Ankit Panda, seorang fellow senior di Carnegie Endowment for International Peace yang berbasis di AS, kepada Reuters.
"Ini adalah eufemisme umum untuk sistem berkemampuan nuklir."
Tes tersebut, jika dikonfirmasi, menunjukkan peningkatan aktivitas penelitian militer Korea Utara setelah periode yang relatif tenang.
Pada bulan April, pemimpin Korea Utara menyerukan "pawai sulit" lainnya melawan kondisi ekonomi yang sulit—istilah yang sebelumnya digunakan untuk menggambarkan kelaparan pada 1990-an yang menewaskan ratusan ribu orang.
Tetapi minggu ini negara itu mengadakan parade besar di ibu kota Pyongyang untuk merayakan ulang tahun ke-73 pendiriannya.
Dan bulan lalu PBB mengatakan bahwa Korea Utara tampaknya telah memulai kembali sebuah reaktor nuklir, yang berpotensi memproduksi plutonium untuk senjata nuklir.
Pembicaraan mengenai perlucutan senjata nuklir Korea Utara terhenti sejak 2019. Para negosiator dari Korea Selatan, Jepang, dan Amerika Serikat bertemu minggu ini untuk membahas cara memecahkan kebuntuan itu.
"Ini adalah eufemisme umum untuk sistem berkemampuan nuklir."
Tes tersebut, jika dikonfirmasi, menunjukkan peningkatan aktivitas penelitian militer Korea Utara setelah periode yang relatif tenang.
Pada bulan April, pemimpin Korea Utara menyerukan "pawai sulit" lainnya melawan kondisi ekonomi yang sulit—istilah yang sebelumnya digunakan untuk menggambarkan kelaparan pada 1990-an yang menewaskan ratusan ribu orang.
Tetapi minggu ini negara itu mengadakan parade besar di ibu kota Pyongyang untuk merayakan ulang tahun ke-73 pendiriannya.
Dan bulan lalu PBB mengatakan bahwa Korea Utara tampaknya telah memulai kembali sebuah reaktor nuklir, yang berpotensi memproduksi plutonium untuk senjata nuklir.
Pembicaraan mengenai perlucutan senjata nuklir Korea Utara terhenti sejak 2019. Para negosiator dari Korea Selatan, Jepang, dan Amerika Serikat bertemu minggu ini untuk membahas cara memecahkan kebuntuan itu.
(min)
tulis komentar anda