Taliban Wajibkan Wanita Afghanistan Berhijab, Peringatkan AS Tak Ikut Campur
Sabtu, 04 September 2021 - 11:34 WIB
KABUL - Kelompok Taliban mengeklaim menjamin para wanita Afghanistan mengenyam pendidikan dan bisa bekerja, namun wajib mengenakan hijab. Kelompok itu memperingatkan Amerika Serikat (AS) untuk tidak ikut campur tentang cara mereka memperlakukan kaum wanita.
Kelompok itu berhasil mengambil alih kekuasaan Afghanistan sejak 15 Agustus lalu, namun belum juga mengumumkan pemerintahan baru. Mereka leluasa berkuasa ketika AS dan sekutu NATO-nya mulai menarik pasukannya.
Juru bicara Taliban, Suhail Shaheen, mengatakan kepada Fox News pada hari Jumat bahwa tidak akan ada masalah tentang hak-hak perempuan setelah pengambilalihan kekuasaan Afghanistan. Tapi, pihaknya menentang pandangan Barat bahwa perempuan harus memiliki pendidikan tanpa harus berhijab.
"Ini adalah perubahan budaya," katanya. "Budaya kita...mereka (kaum wanita) bisa mengenyam pendidikan dengan hijab. Mereka bisa bekerja dengan hijab."
Ketika ditanya tentang hubungan masa depan dengan AS, Shaheen berkata, "Kita harus berfokus pada bagaimana kita dapat bekerja sama dengan cara yang positif dan konstruktif yang merupakan kepentingan terbaik kedua belah pihak."
"Tidak akan ada masalah tentang hak-hak perempuan. Tidak ada masalah tentang pendidikan mereka, pekerjaan mereka," ujarnya.
"Tapi kita tidak boleh mengubah budaya satu sama lain karena kami tidak bermaksud mengubah budaya Anda, Anda tidak boleh mengubah budaya kami," paparnya.
Shaheen juga menggambarkan penarikan militer AS dari Afghanistan sebagai penutupan satu babak dalam sejarah negara itu.
Kelompok itu berhasil mengambil alih kekuasaan Afghanistan sejak 15 Agustus lalu, namun belum juga mengumumkan pemerintahan baru. Mereka leluasa berkuasa ketika AS dan sekutu NATO-nya mulai menarik pasukannya.
Baca Juga
Juru bicara Taliban, Suhail Shaheen, mengatakan kepada Fox News pada hari Jumat bahwa tidak akan ada masalah tentang hak-hak perempuan setelah pengambilalihan kekuasaan Afghanistan. Tapi, pihaknya menentang pandangan Barat bahwa perempuan harus memiliki pendidikan tanpa harus berhijab.
"Ini adalah perubahan budaya," katanya. "Budaya kita...mereka (kaum wanita) bisa mengenyam pendidikan dengan hijab. Mereka bisa bekerja dengan hijab."
Ketika ditanya tentang hubungan masa depan dengan AS, Shaheen berkata, "Kita harus berfokus pada bagaimana kita dapat bekerja sama dengan cara yang positif dan konstruktif yang merupakan kepentingan terbaik kedua belah pihak."
"Tidak akan ada masalah tentang hak-hak perempuan. Tidak ada masalah tentang pendidikan mereka, pekerjaan mereka," ujarnya.
"Tapi kita tidak boleh mengubah budaya satu sama lain karena kami tidak bermaksud mengubah budaya Anda, Anda tidak boleh mengubah budaya kami," paparnya.
Shaheen juga menggambarkan penarikan militer AS dari Afghanistan sebagai penutupan satu babak dalam sejarah negara itu.
Lihat Juga :
tulis komentar anda