Rusia: Stasiun Antariksa Internasional Mulai Rusak dan Tak Bisa Diperbaiki
Kamis, 02 September 2021 - 06:43 WIB
MOSKOW - Stasiun Antariksa Internasional (ISS) dapat mengalami kegagalan "yang tidak dapat diperbaiki" karena peralatan dan perangkat keras yang ketinggalan zaman.
Peringatan itu diungkapkan pejabat Rusia Vladimir Solovyov.
“Sekitar 80% sistem penerbangan di segmen ISS Rusia telah melewati tanggal kedaluwarsa,” ungkap Vladimir Solovyov kepada media pemerintah.
Dia juga mengatakan retakan kecil telah ditemukan yang dapat memburuk seiring waktu.
Rusia sering menyuarakan kekhawatiran atas kondisi perangkat keras dan menyarankan Rusia meninggalkan ISS setelah 2025.
ISS dibangun pada 1998 sebagai bagian dari proyek bersama antara Rusia, Amerika Serikat (AS), Kanada, Jepang dan beberapa negara Eropa serta awalnya dirancang untuk berumur 15 tahun.
Solovyov merupakan chief engineer di perusahaan luar angkasa Energia yang merupakan pengembang terkemuka bagian ISS Rusia.
"Secara harfiah sehari setelah sistem (dalam penerbangan) benar-benar habis, kegagalan yang tidak dapat diperbaiki dapat dimulai," papar dia.
Dia memperingatkan tahun lalu bahwa banyak peralatan di ISS mulai menua dan akan segera perlu diganti.
Mantan kosmonot itu juga mengumumkan retakan "dangkal" telah ditemukan pada modul kargo Zarya Rusia. Diluncurkan pada 1998, ini adalah salah satu modul tertua dari ISS dan sekarang terutama digunakan untuk penyimpanan.
"Ini buruk dan menunjukkan bahwa retakan akan mulai menyebar dari waktu ke waktu," papar Solovyov kepada kantor berita RIA.
Pada April, Wakil Perdana Menteri Rusia Yuri Borisov mengatakan kepada TV pemerintah bahwa, “Logam tua di ISS dapat mengakibatkan konsekuensi yang tidak dapat diubah, menjadi bencana. Kita tidak boleh membiarkan itu terjadi."
Badan antariksa Rusia, Roscosmos, mengatakan tahun lalu bahwa kelelahan struktural berarti ISS tidak akan mampu beroperasi setelah 2030.
Program luar angkasa Rusia telah dilanda serangkaian pemotongan anggaran dan skandal korupsi dalam beberapa tahun terakhir. Bagian ISS-nya juga menghadapi serangkaian masalah.
Pada Juli, kerusakan menyebabkan pendorong jet pada model penelitian Nauka milik Rusia menyala tanpa peringatan, sehingga mengacaukan ISS.
Modul layanan Zvezda, yang menyediakan tempat tinggal bagi anggota awak ISS, juga mengalami beberapa kebocoran udara sejak 2019.
Terlepas dari kondisi ini, badan antariksa Rusia telah menjanjikan serangkaian usaha ambisius, termasuk misi ke Venus, pembuatan roket yang mampu melakukan perjalanan bolak-balik ke luar angkasa dan misi ke permukaan Bulan tahun depan.
Peringatan itu diungkapkan pejabat Rusia Vladimir Solovyov.
“Sekitar 80% sistem penerbangan di segmen ISS Rusia telah melewati tanggal kedaluwarsa,” ungkap Vladimir Solovyov kepada media pemerintah.
Dia juga mengatakan retakan kecil telah ditemukan yang dapat memburuk seiring waktu.
Rusia sering menyuarakan kekhawatiran atas kondisi perangkat keras dan menyarankan Rusia meninggalkan ISS setelah 2025.
ISS dibangun pada 1998 sebagai bagian dari proyek bersama antara Rusia, Amerika Serikat (AS), Kanada, Jepang dan beberapa negara Eropa serta awalnya dirancang untuk berumur 15 tahun.
Solovyov merupakan chief engineer di perusahaan luar angkasa Energia yang merupakan pengembang terkemuka bagian ISS Rusia.
"Secara harfiah sehari setelah sistem (dalam penerbangan) benar-benar habis, kegagalan yang tidak dapat diperbaiki dapat dimulai," papar dia.
Dia memperingatkan tahun lalu bahwa banyak peralatan di ISS mulai menua dan akan segera perlu diganti.
Mantan kosmonot itu juga mengumumkan retakan "dangkal" telah ditemukan pada modul kargo Zarya Rusia. Diluncurkan pada 1998, ini adalah salah satu modul tertua dari ISS dan sekarang terutama digunakan untuk penyimpanan.
"Ini buruk dan menunjukkan bahwa retakan akan mulai menyebar dari waktu ke waktu," papar Solovyov kepada kantor berita RIA.
Pada April, Wakil Perdana Menteri Rusia Yuri Borisov mengatakan kepada TV pemerintah bahwa, “Logam tua di ISS dapat mengakibatkan konsekuensi yang tidak dapat diubah, menjadi bencana. Kita tidak boleh membiarkan itu terjadi."
Badan antariksa Rusia, Roscosmos, mengatakan tahun lalu bahwa kelelahan struktural berarti ISS tidak akan mampu beroperasi setelah 2030.
Program luar angkasa Rusia telah dilanda serangkaian pemotongan anggaran dan skandal korupsi dalam beberapa tahun terakhir. Bagian ISS-nya juga menghadapi serangkaian masalah.
Pada Juli, kerusakan menyebabkan pendorong jet pada model penelitian Nauka milik Rusia menyala tanpa peringatan, sehingga mengacaukan ISS.
Modul layanan Zvezda, yang menyediakan tempat tinggal bagi anggota awak ISS, juga mengalami beberapa kebocoran udara sejak 2019.
Terlepas dari kondisi ini, badan antariksa Rusia telah menjanjikan serangkaian usaha ambisius, termasuk misi ke Venus, pembuatan roket yang mampu melakukan perjalanan bolak-balik ke luar angkasa dan misi ke permukaan Bulan tahun depan.
(sya)
tulis komentar anda