Penarikan Pasukan AS Munculkan Kekosongan di Afghanistan

Senin, 23 Agustus 2021 - 00:07 WIB
“Ini dimulai dengan kudeta komunis pada April 1978. Terakhir kali Taliban mengkonsolidasikan kekuasaan pada 1996, mereka menderita sanksi internasional yang keras. Kepemimpinan Taliban menyadari implikasi sanksi untuk negara yang sangat berbeda dengan yang terjadi pada tahun 2001,” ucapnya.

“Untuk para donor Barat, negara-negara regional dan Perserikatan Bangsa-Bangsa, ada tugas mendesak untuk membiasakan kembali diri mereka dengan pemerintah Taliban yang para pemimpinnya telah mereka kenal selama beberapa tahun dalam konteks ‘pembicaraan damai,” kata Hakimi.

Bagi Taliban, jelasnya, tantangan terbesar yang terbentang di depan adalah transisi dari pemberontakan ke pemerintahan; bahwa penerimaan di antara penduduk Afghanistan hanya akan terwujud ketika mereka melihat perubahan positif dalam hidup mereka.

Patricia Lewis, Direktur Program Keamanan Internasional di Chatham House mengatakan, dari perspektif keamanan internasional, peristiwa baru-baru ini di Afghanistan menunjukkan makna dari kesabaran strategis.

“Taliban dengan tepat berasumsi bahwa, seiring waktu, antusiasme barat akan berkurang dan politisi yang terpilih secara demokratis akan memutuskan untuk meninggalkan upaya mereka di negara ini – mereka hanya harus menunggu dan bersiap,” ucap Lewis.



“NATO dan negara-negara barat lainnya telah mengembangkan pendekatan untuk membangun kapasitas di militer Afghanistan dan mengembangkan lembaga-lembaga demokrasi di negara itu,” tuturnya.

Menurut Lewis, proses seperti itu membutuhkan waktu beberapa generasi, bukan hanya beberapa dekade, terutama di negara yang budaya dasarnya sangat berbeda.

Dia mengatakan, apa yang harus dipahami di negara-negara barat adalah bahwa, bersama dengan bantuan pembangunan, dukungan militer adalah investasi keamanan jangka panjang yang hemat biaya untuk semua.

“Kegagalan total pemerintah Afghanistan dan angkatan bersenjata untuk mempertahankan garis dan bertahan melawan pasukan Taliban akan membuat lebih sulit untuk meyakinkan para pemimpin negara lain bahwa keterlibatan pertahanan, sebagai bentuk pengembangan kapasitas dan pencegahan konflik, berharga,” ujarnya.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More