Test Covid-19 Massal Satu Kota di Indonesia, Mungkinkah?
Jum'at, 13 Agustus 2021 - 07:21 WIB
"Testing secara massal di satu kota atau kabupaten di Indonesia sangat mungkin sebenarnya kalau ada tenaga kesehatannya dan alat tesnya. Tetapi rasanya karena kita ini terhubung antar-satu kota dengan kota yang lain, kalau kita lakukan misalnya di Jawa saja, itu tentu sangat-sangat besar sekali," elaknya.
Menurut Hery, totalitas penanganan pandemi Covid-19 di Indonesia kuncinya pada keterlibatan dan peran serta aktif pemerintah pusat maupun daerah, kementerian, lembaga, instansi terkait, swasta, dan masyarakat. "Karena itulah kenapa pemeriksaan atautestingdi Jakarta itu setiap hari jauh di atas standar atau jauh di atas rata-rata yang distandarkan. Jadi di kita, Indonesia, itu bisa juga dilakukan," katanya.
Hery mengungkapkan, dari sisi anggaran atau pendanaan untuk pelaksanaan 3T secara bersamaan sebenarnya sudah tersedia. Bahkan, dana APBN 2021 yang telah dialokasikan lebih dari Rp214,95 triliun dan bisa digunakan. Selain itu, ada dana dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) atau Satgas Penanganan Covid-19 yang disediakan untuk relawan karena relawan pun perlu uang transportasi dan uang makan saat melakukan tugas, termasuk dalam menjalankan 3T.
Kepala Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eikjkmen Amin Soebandrio menilai secara teknis tes massal di satu kota memungkinkan dilakukan. Namun, secara logistik agak sulit.
“Karena untuk mendatangi satu per satu warga itu memerlukan tenaga, biaya, dan waktu yang panjang. Makanya biasanya dilakukan secara acak (random),” katanya.
Misalnya dalam satu kota rata-rata ada 5 juta penduduk, sementara di Indonesia ada sekitar 400 kabupaten/kota. “Itu kan tentu memerlukan sumber daya, tenaga dan biaya yang banyak kalau mau diambil seluruh total populasi,” ungkapnya.
Tunjukkan Keseriusan
Tes massal korona di beberapa kota di China dan populasi di suatu negara di Eropa menunjukkan keseriusan penanganan pandemi oleh suatu pemerintah. Di China, tes massal ini setidaknya menunjukkan kekuatan persatuan rakyat China dalam menghadapi gelombang baru virus korona.
Langkah itu sebagai upaya untuk melindungi warga satu sama lain dan menyelamatkan manusia lain. Warga pun berbondong-bondong data ke pusat tes korona karena memiliki rasa persatuan untuk melindungi kota mereka dari korona.
“Kita ikut sukarela melakukan tes korona untuk melindungi warga satu sama lain. Seperti idolamu, Ultraman, yang berjuang melawan monster untuk melindungi manusia. Ini bukan hanya tanggung jawab kita, tetapi seluruh masyarakat,” papar Deng Dahuan, seorang nenek yang ikut tes korona di Wuhan, China, dilansirXinhua.
Menurut Hery, totalitas penanganan pandemi Covid-19 di Indonesia kuncinya pada keterlibatan dan peran serta aktif pemerintah pusat maupun daerah, kementerian, lembaga, instansi terkait, swasta, dan masyarakat. "Karena itulah kenapa pemeriksaan atautestingdi Jakarta itu setiap hari jauh di atas standar atau jauh di atas rata-rata yang distandarkan. Jadi di kita, Indonesia, itu bisa juga dilakukan," katanya.
Hery mengungkapkan, dari sisi anggaran atau pendanaan untuk pelaksanaan 3T secara bersamaan sebenarnya sudah tersedia. Bahkan, dana APBN 2021 yang telah dialokasikan lebih dari Rp214,95 triliun dan bisa digunakan. Selain itu, ada dana dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) atau Satgas Penanganan Covid-19 yang disediakan untuk relawan karena relawan pun perlu uang transportasi dan uang makan saat melakukan tugas, termasuk dalam menjalankan 3T.
Kepala Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eikjkmen Amin Soebandrio menilai secara teknis tes massal di satu kota memungkinkan dilakukan. Namun, secara logistik agak sulit.
“Karena untuk mendatangi satu per satu warga itu memerlukan tenaga, biaya, dan waktu yang panjang. Makanya biasanya dilakukan secara acak (random),” katanya.
Misalnya dalam satu kota rata-rata ada 5 juta penduduk, sementara di Indonesia ada sekitar 400 kabupaten/kota. “Itu kan tentu memerlukan sumber daya, tenaga dan biaya yang banyak kalau mau diambil seluruh total populasi,” ungkapnya.
Tunjukkan Keseriusan
Tes massal korona di beberapa kota di China dan populasi di suatu negara di Eropa menunjukkan keseriusan penanganan pandemi oleh suatu pemerintah. Di China, tes massal ini setidaknya menunjukkan kekuatan persatuan rakyat China dalam menghadapi gelombang baru virus korona.
Langkah itu sebagai upaya untuk melindungi warga satu sama lain dan menyelamatkan manusia lain. Warga pun berbondong-bondong data ke pusat tes korona karena memiliki rasa persatuan untuk melindungi kota mereka dari korona.
“Kita ikut sukarela melakukan tes korona untuk melindungi warga satu sama lain. Seperti idolamu, Ultraman, yang berjuang melawan monster untuk melindungi manusia. Ini bukan hanya tanggung jawab kita, tetapi seluruh masyarakat,” papar Deng Dahuan, seorang nenek yang ikut tes korona di Wuhan, China, dilansirXinhua.
Lihat Juga :
tulis komentar anda