Test Covid-19 Massal Satu Kota di Indonesia, Mungkinkah?

Jum'at, 13 Agustus 2021 - 07:21 WIB
Sejarah Wuhan sebagai kota awal mula berkembangnya virus korona juga menjadikan kesadaran warga sangat tinggi. Mereka sangat mengetahui risikonya dan akhirnya bergerak cepat untuk mendeteksi apakah telah terinveksi virus atau belum.

“Wuhan memiliki pengalaman yang kaya selama wabah korona tahun lalu. Saya yakin bahwa orang yang terinfeksi akan ditemukan dengan cepat,” kata Chen Yang, pekerja medis di China.

Dalam pandangan Hu Ke, profesor pernapasan di Universitas Wuhan, Wuhan mendapatkan perhatian dengan berkembangnya varian Delta. “Warga Wuhan sangat kooperatif,” tuturnya.

Berbeda dengan China yang melakukan tes korona massal di suatu kota, Luxemburg dan Slovakia justru sudah melaksanakan tes virus korona untuk seluruh penduduknya pada 2020. Austria dengan penduduk 8.935.112 jiwa kini juga hendak mengikuti langkah tersebut. Luxemburg hanya memiliki penduduk 633.622 jiwa, sedangkan Slovakia mempunyai 5.464.060.

Tes massal satu negara di Luxemburg dan Slovekia masih masuk akal dengan jumlah penduduk yang relatif kecil. Estonia dengan jumlah penduduk 1.330.068 juga sudah melakukan tes korona bagi seluruh penduduknya. Namun, tes massal satu negara tidak akan masuk akal jika dilakukan di Jerman dengan penduduk mencapai 83 juta jiwa.

Tujuan utama tes korona massal itu, menurut Kanselir Austria Sebastian Kurz, untuk memberikan kesempatan warga Austria dalam merayakan musim liburan seperti biasanya. Tujuan tes massal seluruh penduduk juga untuk mendeteksi individu yang terinfeksi baik yang bergejala atau pun tidak sehingga mereka bisa mengisolasi diri.

Negara lain yang berencana untuk melakukan tes korona bagi penduduknya adalah Jerman.“Negara kecil seperti Luxemburg bisa dengan mudah untuk melakukan tes korona untuk seluruh penduduknya. Tapi, sangat sulit untuk negara dengan jumlah penduduk yang cukup besar, seperti Jerman,” kata Matthias Orth dariProfessional Association of German Laboratory Physicians, dilansirDeutsche Welle.

Direktur Jenderal Badan Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus tetap mendorong semua negara untuk terus melakukan tes korona demi memerangi virus itu. Namun, banyak kesulitan untuk mendapatkan dan memverifikasi hasil tes korona. “Tanpa tes massal virus korona, negara hanya bertarung melawan api dengan mata tertutup,” katanya.

Sekjen Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) Angel Gurria menyambut peningkatan tes korona di banyak negara anggota OECD, khususnya Spanyol dan negara-negara Eropa. “Peningkatan kapasitas tes korona menjadi hal krusial untuk memperlonggarlockdowndan mengurangi risiko munculnya gelombang baru,” ujarnya.

Dalam pandangan Stephen Kissler, peneliti Sekolah Kesehatan Publik TH Chan pada Universitas Harvard, tes korona tidak boleh dihentikan selama pandemi terus berlangsung. “Kita akan terus melakukan tes korona lebih banyak dibandingkan sebelumnya,” ucapnya. Tanpa melakukan tes korona, sangat sulit untuk mengetahui bagaimana perkembangan penyebaran varian baru, seperti varian Delta.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More