Biden Tegaskan Tidak Menyesali Penarikan Pasukan AS dari Afghanistan

Rabu, 11 Agustus 2021 - 08:29 WIB
Lebih dari 1.000 warga sipil tewas di tengah pertempuran sengit antara Taliban dan pasukan pemerintah dalam sebulan terakhir, menurut PBB.

Badan anak-anak Unicef memperingatkan pekan ini bahwa kekejaman yang dilakukan terhadap anak-anak tumbuh semakin tinggi dari hari ke hari.

Dalam kemajuan besar terbaru, gerilyawan Taliban merebut dua ibu kota provinsi lagi yakni kota Farah dan Pul-e-Khumri pada Selasa (10/8).

Para pejabat mengatakan gerilyawan telah mengibarkan bendera mereka di alun-alun utama dan di kantor gubernur di Pul-e-Khumri, ibu kota provinsi Baghlan, yang terletak sekitar 200 km dari ibu kota Kabul.

Seorang jurnalis lokal dan anggota dewan provinsi mengatakan kepada BBC bahwa kota barat Farah juga telah jatuh ke tangan Taliban.

Keuntungan lain oleh Taliban pekan ini termasuk kota utama Kunduz di utara. Kota itu dianggap sebagai pintu gerbang ke provinsi-provinsi yang kaya mineral dan berada di lokasi penting yang strategis dekat perbatasan dengan Tajikistan, yang digunakan untuk penyelundupan opium dan heroin.

Pertempuran sengit berlanjut di bagian lain negara itu, dan pesawat AS dan Afghanistan telah melakukan serangan udara.

Saat pertempuran berkecamuk, ribuan orang telah meninggalkan rumah mereka.

"Kami melihat mayat-mayat tergeletak di dekat penjara, ada anjing di sebelah mereka," ujar seorang wanita yang meninggalkan Kunduz saat Taliban mengambil alih.

Penduduk yang masih berada di kota itu mengatakan toko-toko mulai dibuka kembali ketika gerilyawan Taliban memusatkan perhatian mereka pada pasukan pemerintah yang telah mundur ke bandara.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More