Taliban Terus Serang Afghanistan Utara, Puluhan Ribu Warga Melarikan Diri
Selasa, 10 Agustus 2021 - 18:19 WIB
Pejabat dari negara tetangga paling dekat di Afghanistan yakni Pakistan, China, dan Iran juga akan menghadiri pertemuan di sana.
Namun juru bicara Pentagon John Kirby mengatakan situasi itu tergantung pada pemerintah Afghanistan dan pasukannya untuk membalikkan keadaan. Dia mengatakan "tidak banyak" yang bisa dilakukan Amerika Serikat untuk membantu.
Michael Kugelman di Pusat Cendekiawan Internasional Woodrow Wilson, meragukan Washington memiliki sarana untuk apa pun.
“Saya khawatir Taliban (yang) begitu kuat dan militer Afghanistan sangat terkepung sekarang, akan sulit menemukan semacam pengubah momentum dari AS,” ujar dia.
Taliban sebagian besar tampak acuh tak acuh terhadap tawaran perdamaian, dan tampaknya berniat meraih kemenangan militer untuk memahkotai kembalinya kekuasaan setelah penggulingan mereka 20 tahun lalu setelah serangan 11 September di AS.
Saat pertempuran terus berkecamuk, puluhan ribu orang bergerak di dalam negeri, dengan keluarga-keluarga yang melarikan diri dari kota-kota yang baru direbut Taliban, dengan kisah-kisah perlakuan brutal oleh pemberontak.
“Taliban memukuli dan menjarah,” ujar Rahima, yang sekarang berkemah bersama ratusan keluarga di taman di ibu kota Kabul setelah melarikan diri dari provinsi Sheberghan.
“Jika ada seorang gadis muda atau janda dalam satu keluarga, mereka mengambilnya secara paksa. Kami melarikan diri untuk melindungi kehormatan kami,” papar dia.
“Kami sangat lelah,” tambah Farid, pengungsi dari Kunduz yang tidak mau disebutkan nama aslinya.
Di kota utara Kunduz yang direbut Taliban selama akhir pekan, penduduk mengatakan toko-toko mulai dibuka kembali di pusat kota itu ketika gerilyawan memusatkan perhatian mereka pada pasukan pemerintah yang telah mundur ke bandara.
Namun juru bicara Pentagon John Kirby mengatakan situasi itu tergantung pada pemerintah Afghanistan dan pasukannya untuk membalikkan keadaan. Dia mengatakan "tidak banyak" yang bisa dilakukan Amerika Serikat untuk membantu.
Michael Kugelman di Pusat Cendekiawan Internasional Woodrow Wilson, meragukan Washington memiliki sarana untuk apa pun.
“Saya khawatir Taliban (yang) begitu kuat dan militer Afghanistan sangat terkepung sekarang, akan sulit menemukan semacam pengubah momentum dari AS,” ujar dia.
Taliban sebagian besar tampak acuh tak acuh terhadap tawaran perdamaian, dan tampaknya berniat meraih kemenangan militer untuk memahkotai kembalinya kekuasaan setelah penggulingan mereka 20 tahun lalu setelah serangan 11 September di AS.
Saat pertempuran terus berkecamuk, puluhan ribu orang bergerak di dalam negeri, dengan keluarga-keluarga yang melarikan diri dari kota-kota yang baru direbut Taliban, dengan kisah-kisah perlakuan brutal oleh pemberontak.
“Taliban memukuli dan menjarah,” ujar Rahima, yang sekarang berkemah bersama ratusan keluarga di taman di ibu kota Kabul setelah melarikan diri dari provinsi Sheberghan.
“Jika ada seorang gadis muda atau janda dalam satu keluarga, mereka mengambilnya secara paksa. Kami melarikan diri untuk melindungi kehormatan kami,” papar dia.
“Kami sangat lelah,” tambah Farid, pengungsi dari Kunduz yang tidak mau disebutkan nama aslinya.
Di kota utara Kunduz yang direbut Taliban selama akhir pekan, penduduk mengatakan toko-toko mulai dibuka kembali di pusat kota itu ketika gerilyawan memusatkan perhatian mereka pada pasukan pemerintah yang telah mundur ke bandara.
Lihat Juga :
tulis komentar anda