Jerman Ogah Kirim Lagi Tentaranya ke Afghanistan untuk Gempur Taliban

Selasa, 10 Agustus 2021 - 14:18 WIB
“Kesepakatan yang tidak menguntungkan antara Trump dengan Taliban adalah awal dari akhir,” katanya tentang kesepakatan yang dibuat Trump dengan Taliban pada tahun 2020 agar pasukan AS hengkang dari Afghanistan.



Pada hari Senin, Taliban merebut ibu kota provinsi keenam Afghanistan setelah beberapa hari serangan di utara yang melihat pusat-pusat kota jatuh berturut-turut, termasuk Kunduz yang sebelumnya dipertahankan Jerman.

Para milisi Taliban memasuki Aibak, ibu kota provinsi Samangan, tanpa perlawanan setelah para tetua masyarakat memohon kepada pejabat untuk menyelamatkan kota itu dari lebih banyak kekerasan setelah berminggu-minggu bentrokan di pinggiran. Permohonan itu, salah satunya disampaikan Sefatullah Samangani, wakil gubernur provinsi Samangan, yang berbicara kepada AFP.

“Gubernur menerima dan menarik semua pasukan dari kota itu,” imbuh Samangani, dengan mengatakan bahwa Taliban sekarang mengontrol penuh ibu kota provinsi.

Seorang juru bicara Taliban yang dikutip AFP membenarkan bahwa ibu kota provinsi itu telah direbut.

Para milisi Taliban telah merebut tiga ibu kota provinsi selama akhir pekan—Zaranj, ibu kota provinsi selatan Nimruz, Sar-e-Pol, ibu kota provinsi utara dengan nama yang sama, dan Taloqan, ibu kota provinsi timur laut Takhar.

Mereka sebelumnya telah merebut ibu kota Kunduz di utara dan provinsi Helmand di selatan.

Sementara itu, Menteri Pertahanan Inggris Ben Wallace mengatakan kepada Daily Mail bahwa kesepakatan yang dicapai tahun lalu antara AS dan Taliban adalah "kesepakatan busuk", yang menggemakan kritik terhadap mitranya dari Jerman.

Wallace mengatakan pemerintahnya telah meminta beberapa sekutu NATO untuk mempertahankan pasukan mereka di Afghanistan begitu pasukan AS pergi, tetapi gagal mengumpulkan cukup dukungan.

“Beberapa mengatakan mereka tertarik, tetapi parlemen mereka tidak. Menjadi jelas dengan cepat bahwa tanpa Amerika Serikat sebagai negara kerangka, opsi-opsi ini ditutup," kata Wallace.

Seorang juru bicara Taliban memperingatkan Washington pada hari Minggu agar tidak melakukan intervensi menyusul serangan udara AS untuk mendukung pasukan pemerintah Afghanistan yang terkepung.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More