Jerman Ogah Kirim Lagi Tentaranya ke Afghanistan untuk Gempur Taliban
Selasa, 10 Agustus 2021 - 14:18 WIB
Sejak AS mengumumkan rencana pada April untuk menarik pasukannya pada 11 September, dan aliansi NATO mengikutinya, kekerasan telah meningkat ketika Taliban telah merebut beberapa wilayah.
Kramp-Karrenbauer menuduh mantan Presiden AS Donald Trump merusak operasi Afghanistan, meskipun penggantinya Joe Biden yang menerapkan kebijakan penarikan pasukan.
“Kesepakatan yang tidak menguntungkan antara Trump dengan Taliban adalah awal dari akhir,” katanya tentang kesepakatan yang dibuat Trump dengan Taliban pada tahun 2020 agar pasukan AS hengkang dari Afghanistan.
Pada hari Senin, Taliban merebut ibu kota provinsi keenam Afghanistan setelah beberapa hari serangan di utara yang melihat pusat-pusat kota jatuh berturut-turut, termasuk Kunduz yang sebelumnya dipertahankan Jerman.
Para milisi Taliban memasuki Aibak, ibu kota provinsi Samangan, tanpa perlawanan setelah para tetua masyarakat memohon kepada pejabat untuk menyelamatkan kota itu dari lebih banyak kekerasan setelah berminggu-minggu bentrokan di pinggiran. Permohonan itu, salah satunya disampaikan Sefatullah Samangani, wakil gubernur provinsi Samangan, yang berbicara kepada AFP.
“Gubernur menerima dan menarik semua pasukan dari kota itu,” imbuh Samangani, dengan mengatakan bahwa Taliban sekarang mengontrol penuh ibu kota provinsi.
Seorang juru bicara Taliban yang dikutip AFP membenarkan bahwa ibu kota provinsi itu telah direbut.
Para milisi Taliban telah merebut tiga ibu kota provinsi selama akhir pekan—Zaranj, ibu kota provinsi selatan Nimruz, Sar-e-Pol, ibu kota provinsi utara dengan nama yang sama, dan Taloqan, ibu kota provinsi timur laut Takhar.
Mereka sebelumnya telah merebut ibu kota Kunduz di utara dan provinsi Helmand di selatan.
Kramp-Karrenbauer menuduh mantan Presiden AS Donald Trump merusak operasi Afghanistan, meskipun penggantinya Joe Biden yang menerapkan kebijakan penarikan pasukan.
“Kesepakatan yang tidak menguntungkan antara Trump dengan Taliban adalah awal dari akhir,” katanya tentang kesepakatan yang dibuat Trump dengan Taliban pada tahun 2020 agar pasukan AS hengkang dari Afghanistan.
Pada hari Senin, Taliban merebut ibu kota provinsi keenam Afghanistan setelah beberapa hari serangan di utara yang melihat pusat-pusat kota jatuh berturut-turut, termasuk Kunduz yang sebelumnya dipertahankan Jerman.
Para milisi Taliban memasuki Aibak, ibu kota provinsi Samangan, tanpa perlawanan setelah para tetua masyarakat memohon kepada pejabat untuk menyelamatkan kota itu dari lebih banyak kekerasan setelah berminggu-minggu bentrokan di pinggiran. Permohonan itu, salah satunya disampaikan Sefatullah Samangani, wakil gubernur provinsi Samangan, yang berbicara kepada AFP.
“Gubernur menerima dan menarik semua pasukan dari kota itu,” imbuh Samangani, dengan mengatakan bahwa Taliban sekarang mengontrol penuh ibu kota provinsi.
Seorang juru bicara Taliban yang dikutip AFP membenarkan bahwa ibu kota provinsi itu telah direbut.
Para milisi Taliban telah merebut tiga ibu kota provinsi selama akhir pekan—Zaranj, ibu kota provinsi selatan Nimruz, Sar-e-Pol, ibu kota provinsi utara dengan nama yang sama, dan Taloqan, ibu kota provinsi timur laut Takhar.
Mereka sebelumnya telah merebut ibu kota Kunduz di utara dan provinsi Helmand di selatan.
Lihat Juga :
tulis komentar anda